-Author POV-
Lia yang sudah bangun, kaget mendapati tubuh polosnya hanya terbalut selimut. "Seinget gue ... kemarin sore gue ngerendem deh di kamar mandi." Lia berpikir sejenak.
"Ah. Palingan si Lio yang mindahin gue. Masa bodo."
Lia pun segera memasuki kamar mandi untuk memulai ritual mandinya--meski ia sempat merasa ada yang sedikit berbeda tanpa adanya Lio.
Setelah selesai mandi, Lia menyempurnakan penampilannya dan segera turun ke bawah untuk sarapan. Tapi alangkah terkejutnya ia mendapati sepenjuru rumah sunyi tak berpenghuni.Lia celingak-celinguk mencari keberadaan salah satu orang rumahnya. "Apa ada sesuatu?" gumam Lia. Lia memilih untuk menuju meja makan dan mendapati sebuah surat biru kecil terletak di atasnya.
"Lia ...
Lia!! Mama sudah pergi ke Jerman untuk ngebantu usaha Papa kamu yang sedikit bermasalah, dan mungkin kamu hanya akan tinggal bersama Lio berdua saja selama kurang lebih sebulan. Jadi jangan macam-macam.
Mandiri!! Soalnya Bi Tari pulang kampung.Okay ... bye honey."
Betapa kagetnya Lia mendapati surat kecil itu, apalagi ketika ia membaca isi surat tersebut. "Tinggal sama Lio untuk sebulan?? Berdua?!" batin lia bertanya.
Entah mengapa, kali ini Lia merasa canggung apabila harus ditinggal berdua saja dengan Lio. Padahal, dari kecil dirinya dan Lio sudah teramat sering ditinggal berdua seperti saat ini.
"Surat lagi?" gumam Lia ketika mendapati sebuah surat kecil di bawah piring.
"Kak,
Sepertinya Kakak sudah baca surat dari Mama, 'kan? Tadi aku bangun duluan dari Kakak. Jadi aku yang masakin sarapan Kakak kali ini. Oya, aku udah berangkat duluan. Jadi nanti Kakak bareng Arya aja.
Oke, bye Kak."
Lia kembali dibuat bingung ketika membaca surat dari Lio. Bukan hanya bingung karena Lio dapat bangun mendahului dirinya, membuat sarapan, dan berangkat duluan, tapi tumben sekali Lio memanggilnya dengan sebutan 'kakak'?
"Ada apa ini?" Tanpa pikir panjang, Lia segera menghabiskan sarapannya dan berangkat sekolah bersama Arya, sesuai yang dipesankan oleh Lio.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Teen Fiction"Apa jadinya bila saudara, lebih tepatnya saudara kembar kita sendiri justru mengklaim bahwa kita adalah miliknya yang akan bersama selamanya??" --Adellia Dirgantara Putri-- ~+~+~+~+~+~ "Ya ... kita akan hidup bersama selamanya. Dari yang masih beru...