Chapter 6

25.8K 642 26
                                    

-Author POV-

"Adell ...." panggil Lio dengan suara seraknya yang terdengar sexy di telinga Lia, membuat bulu roma Lia berdiri.

"I-iya ...?" jawab Lia dengan suara bergetar. Bergetar menahan sebuah gejolak yang hendak disalurkan. Tapi tidak akan ia salurkan pada Lio yang notabene merupakan kembarannya sendiri. Tidak mungkin, pikirnya.

Tanpa aba-aba Lio mendorong tubuh Lia, membuat posisinya kini berada di atas Lia yang terlentang di kasur. Lio perlahan mendekatkan bibirnya ke bibir kakaknya itu. Membuat Lia refleks memejamkan mata, memasrahkan dirinya pada Sang Kuasa dan sang adik tentunya.

1 menit ....

2 menit ....

3 menit ....

Dirasa tidak terjadi apa-apa, Lia lantas membuka matanya dan terpampanglah wajah Lio yang memerah menahan tawa miliknya.

Lama mereka bertatap-tatapan dengan posisi seperti itu.

Lia menatap Lio dengan jengah sekaligus kesal, sedangkan Lio menatap Lia dengan pandangan jahilnya karena berhasil mengerjai kakaknya itu, sampai ....

Bugghh!!

"Ouwhh ... Liaaa!!" teriak Lio setelah jatuh ke lantai

"Rasaiinnn!! Lo sih sukanya ganggu kakak lo yang cantik dan jago karate ini, kualat 'kan lo?!" hardik Lia dengan seringaian iblisnya, sebelum menduduki perut Lio yang tadi ditinjunya.

Pletakk

Belum selesai sakit di perut Lio hilang, ia sudah menerima jitakan cantik di kepalanya dari sang kakak tersayang.

"Bye ... anak bego!" Lia keluar dari kamar mereka setelah sebelumnya mengambil baju dari lemari.

"A-asem lo kamvret!!" teriak Lio dari dalam kamar.

Sedangkan Lia, ia memasuki kamar mamanya untuk ganti baju dan menguncinya dari dalam.

-Lia POV-

Lio kampret! Apaan coba dia gituin gue?! Hampir lepas nih jantung gegara berdetak keras kek lagi dugem gini.

Untung--untung dia ga sampai nyium gue. Bisa ditaruh di mana nih muka? Eh, tapi sama aja sih muka gue udah hilang di depan dia gegara ulahnya tadi. Ah masa bodo.

Tok - tok - tok - gubrak!!

"Woii sabar nyeet!! Gue masih ganti baju!" Etdah, siapa sih yang ganggu gue, ga liat apa di pintu ada tulisan:

"The room of Princess Lia, shut the fuck up bitch!"

Gue tau itu terlalu kejam untuk ukuran cewe seimut gue, tapi mau gimana lagi. Kalau ga digituin, tuh si anak utan Lio bakal sesuka hatinya keluar masuk ini kamar tanpa adab. Yaa, meski nih kamar juga punya dia-- tapi; "Cewe selalu benar".

Oke, setelah gue make baju kebanggaan gue berupa hotpants dan kaos oblong kegedean, simple ... tapi tetep sexy di tubuh gue haha, gue pun ngebuka pintu bercat biru ini. Eh? Bukannya pintu kamar gue warnanya pink strip putih ya?

"Sapa sih ... gang--" ucapan gue terputus karena kehadiran sosok mama dari Princess Lia dan si Jahanam Lio, dengan disertai wajah yang ditekuk--membuat sosok mama tersayang gue itu justru kelihatan kek duit seribuan di dompet Lio. Oopss.

"Eheheheh." Gue cengengesan biar mama gue yang paling cantik setelah gue ini ga damprat gue.

"Apa kamu?! Udah make kamar orang seenaknya! Yang punya kamar pun di teriakin! Sopan banget kamu ya?!!" ucap mama gue berapi-api sambil jewer telinga gue.

Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang