Part 18 (Math or Matt?)

52 17 0
                                    

Nicole's pov

Aku melangkahkan kaki-ku menuju ruang musik, entah kenapa setelah mengerjakan beberapa soal mathematic aku merasa ingin sekali bermain piano.
Jadi kubuka ruang musik kampus ku dan kutemukan seseorang yang sedang bermain piano

Aku tersenyum melihatnya, permainannya sangat mengagumkan.

Dan ketika permainannya berakhir, tak segan aku memberinya applause yang sangat meriah.

"Wow... kau indah sekali!" Sapa ku ketika dia menoleh dengan wajah yang sedikit bingung

Dia tersenyum malu dan segera berdiri untuk menghampiriku

"Kau benar-benar membuatku malu." Ucap nya sambil menggaruk tengkuk kepala nya

"Oh iya apa yang membawa mu kesini?" Tanya nya dengan sangat sopan

"Aku? Mmmm......piano.
yang membawaku kesini adalah piano. Piano yang baru saja kau mainkan itu" jawab ku sambil terkekeh

"Jadi kau menyukai alat itu?" Tanyanya sambil melirik piano di belakangnya

"Baiklah kalau begitu, mulai sekarang kau bisa menjadi partner ku, dan setiap pulang sekolah kita bisa bermain piano bersama.
Bagaimana? Apa kau mau?" Tanya nya lagi dengan senyuman

Aku berdiam sebentar untuk menarik nafas

"Oh god tentu saja! Aku senang sekali mendengar tawaranmu itu. Aku berharap bisa memainkan piano seindah dirimu tadi!" Jawabku dengan semangat

"By the way, bisa kita berkenalan sekarang? Namaku Nicole" aku memulai perkenalan dengan mengulurkan tanganku

"Well, namaku Dylan.
Senang berkenalan denganmu, Nic." Jawabnya sambil menjabat tanganku

Aku tidak mengerti mengapa aku malah berkenalan dengan nya, tapi final decision ku menyatakan bahwa semoga aku dan Dylan bisa menjadi rekan yang baik.

●●●


Author's pov


"Nicole?"

Matt terkejut ketika melihat Nicole keluar dari ruang musik bersama Dylan. Most wanted di kampus ini.
Ya, Dylan Dauzat adalah salah satu The most wanted di Los Angeles University.
Sebenarnya tahun lalu Dylan sudah lulus sebagai seorang Pianis, tapi dia mau mengabdi selama 1 tahun di kampus ini sebagai Dosen kelas musik.

"Untuk apa Nicole bersamanya?" Gumam Matt yang sebenarnya cemburu melihat keakraban mereka

Selain Matt, banyak kaum adam di kampus ini yang tidak menyukai Dylan.
Bukan karena ketampanan nya, tapi karena sifatnya yang terlalu tebar pesona ketika berhadapan dengan kaum hawa yang lainnya.
Sebenarnya Dylan tidak pernah punya niat untuk menebarkan pesonanya, tapi apa boleh buat jika kesimpulan para mulut adam berkata seperti itu.

"Matthew? Apa kau membutuhkan ku?" Tanya Dylan ketika Matthew sudah berada di hadapan nya

Matt hanya menatap Dylan datar dan langsung mengalihkan pandangan nya ke arah Nicole

"Aku mau di temani makan oleh mu" Ucap Matthew sedikit dingin

Nicole tersenyum mendengar permintaan pria yang sangat ia sayangi

"Me too. Common" jawab Nicole sambil menggandeng lengan Matthew

"Dan kau Dy, sampai jumpa. kita akan bertemu lagi besok. Ok?" Sambung Nicole yang segera melangkahkan kaki nya bersama Matt menuju parkiran

...

Di dalam mobil hanya kesunyian lah yang menyelimuti mereka berdua.
Matt terdiam karena sedang di lapisi perasaan cemburu, sedangkan Nicole terdiam karena asik memperhatikan keadaan di sekitar jalan

"Untuk apa kau bersamanya?" Pertanyaan dari mulut Matt pun akhirnya keluar

"Umm,...untuk bermain piano." jawab Nicole santai.
Dia memperlihatkan giginya seperti anak kecil.

"Memangnya tidak ada yang lain? Mengapa harus bersama Dylan?" Kali ini Matt terdengar tidak menyukai apa yang telah Nicole lakukan

Nicole terdiam dan langsung memperhatikan Matt dengan sangat lekat

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Nicole, (mencoba) terlihat lugu.

"Hft..
Sebenarnya aku tidak tau apa yang kau fikirkan, tapi aku mengerti apa yang hatimu rasakan.
Dengar. Dia adalah orang yang baik, Matt.
Kau salah jika berfikir aku akan menyukainya.
Kau tau? Untuk menerima pernyataan bahwa aku menyukaimu saja sudah sulit untukku, dan akan jauh lebih sulit jika aku mencoba untuk menggantikan nya.
Matthew, you are the one that i need right now." Jelas Nicole dengan wajah yang sangat serius

"Believe me, Matt..." sambung Nicole pelan

Tanpa membuang banyak waktu, Matthew langsung menghentikan mobilnya.

Matt menoleh ke arah Nicole dan menatapnya dengan tatapan bersalah.
Jemari tangannya yang dingin menangkup kedua pipi gadis di hadapan nya, dan sebuah kata-kata pun terucap oleh-nya

"Hey baby, i'll never forget that."
























To be continue....

Math or Matt?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang