Part 5 (Math or Matt?)

120 24 5
                                    

Nicole's pov

Acara api unggun sudah selesai. Banyak tepukan tangan yang aku dapatkan setelah aku mempersembahkan sebuah lagu di malam ini.

Para peserta camping pun perlahan meninggalkan area api unggun setelah mendapat hiburan dari beberapa sukarelawan.
Mungkin saat ini aku adalah peserta terakhir yang masih ada di area ini karena aku masih tetap mencari sepatuku. Ya, sepatuku. Ketika aku tampil tadi aku sengaja melepas sepatuku dan kutinggalkan di dekat Kylie. Tapi ketika aku kembali, hanya sebelah sepatu bagian kanan yang kudapatkan.
Kylie yang merasa bertanggung jawab ikut membantuku mengitari area api unggun untuk menemukan sepatu bagian kiri-ku.

Kami terus mencari hingga akhirnya ada seseorang yang datang menghampiriku

"Ini sepatumu Nic?" tanyanya ragu

'O-ow'

Seketika hening.

Aku begitu terkejut hingga membuka mulutku lebar-lebar dan langsung kututupi dengan kedua tanganku.

"Apa ini sepatuku? i-ini sepatuku?" Tanyaku lemas

"Ah ya, ini memanglah sepatuku.." jawabku yang benar-benar sudah pasrah melihatnya.

Aku memang terkejut saat mengetahui Matthew lah yang menemukannya, tapi aku lebih dibuat terkejut lagi saat aku mendapati sepatuku sudah penuh tanah merah seperti sudah tak layak pakai.

"B-bagaimana bisa?" aku mengambilnya dari tangan Matt dengan mata yang terus membulat

"Mungkin para peserta tidak menyadari ada sepasang sepatu yang ditinggalkan di area ini.
Kau tau kan kalau hutan ini di kelilingi oleh tanah merah? jadi aku rasa wajar saja sepatumu saat ini penuh dengan tanah." jelasnya

Aku masih saja termenung dan kesal. Aku tetap diam dan tidak nafsu untuk membalas penjelasan dari Matt

"Nicole?"

"Mmm...Nic, kalau kau tidak mau memakai sepatumu, apa kau mau memakai sepatuku?" Tanyanya pelan tapi meyakinkan

Aku yang awalnya hanyut dalam arus diam tiba-tiba tersadar dan langsung menatapnya

"Lalu bagaimana denganmu Matt?" tanyaku heran

Dengan senyumnya, ia menempelkan kedua telapak tangannya diatas kedua bagian kulit pipiku dan berkata

"I'll okay.
Now, just go back to your tent and try to sleep well. Remember that your body needs a rest, Nic." pintanya lembut

Entah ada sengatan apa yang datang padaku hingga aku langsung menuruti ucapannya...

●●●

Author's pov

Setelah 3 hari para murid High School itu menginap di dalam hutan, akhirnya sudah saatnya mereka memanjakan dirinya lagi di kamar mereka masing-masing.

Ketika sampai di rumah, Matthew langsung disambut hangat oleh para penjaga dan pengurus rumahnya.
Sedangkan Nicole, tanpa memperdulikan sekelilingnya dia langsung memasuki kamarnya dan membaringkan tubuhnya on her lovely bed yang saat ini benar-benar letih.

Ketika ia ingin memejamkan matanya, hp-nya bergetar menandakan ada notification yang masuk

From : Matt

"Hi Nic, bagaimana keadaan-mu?sudah lebih baik?"

Seperti biasa saat Matthew membuat kejutan, Nicole selalu membulatkan matanya.

'Bagaimana dia bisa mengetahui nomorku? Aku saja tidak pernah memberitau nomorku kepada teman-teman di sekolah.' gumamnya di dalam hati

Semenjak kejadian di malam api unggun itu, Matthew dan Nicole memang jauh lebih dekat.
Tapi, Nicole hanya menganggap Matthew sebagai teman barunya.
begitupula dengan Matthew yang memang belum memiliki perasaan lebih ke gadis yang ia kagumi itu.

Nicole:

"Entahlah, tapi aku masih merasa sangat letih."

Jauh disana, Matthew hanya tersenyum melihat balasan dari gadis unexpected seperti Nicole.

From : Matt

"Kalau begitu, istirahatlah. Agar besok aku bisa melihatmu disekolah. :)"

And Bluuuush

Senyuman dibibir Nicole langsung terurai ketika membacanya

"Ahh apa yang sedang kupikirkan?" gerutu Nicole

Nicole :

"Yeah i will. Thanks Matt!"

Dan disana, setelah membaca pesan dari Nicole, Matthew tidak lagi berniat untuk membalasnya. Ia lebih memilih untuk memejamkan matanya dan membayangkan wajah gadis yang full of peace seperti Nicole.

"Hft.....aku menyukaimu Nic."
















To be continue...

(Guys, this is my first story.
I need your vote to support me. I promise to continue this story as soon as possible.
Thank you!)

Math or Matt?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang