Second Cup: Curiousity

119 5 0
                                    

Masaki's POV

Aku membuka mataku perlahan akibat bunyi nyaring di dekatku. Aku menutupi telingaku dengan bantal. Berusaha meredam bunyi nyaring itu.

Bunyi nyaring itu terus terngiang di telingaku. Aku akhirnya menyerah dan mengangkat kepalaku. Aku mencari sumber suara.

Handphoneku ternyata. Aku meraihnya dan mengangkatnya.

"Halo?"

"Hei, bung! Ini aku! Kau tidak lupa janjimu kan?"

Aku langsung terkesiap dan mengecek jam dinding.

"Bloody hell!"

Aku langsung melangkah ke kamar mandi dengan terburu-buru.

☕☕☕☕

Aku berlari menuju parkiran dengan terburu-buru.

"Kesiangan?" Tanyanya.

Aku mengusap wajahku yang berkeringat. "Maaf. Semalam aku bergadang menyelesaikan draftku." Jawabku.

"Draft? Kau sedang menulis novelmu? Keren! Tunjukkanlah padaku nanti."

"Tentu! Ayo segera berangkat. Aku tidak sabar mencicipi kopinya!"

"Kopinya atau baristanya?" Godanya.

"Berisik! Cepat bawa aku ke sana. Aku butuh inspirasi segar untuk menulis."

Dia tertawa lalu melangkah ke dalam mobil. Aku mengikutinya.

☕☕☕☕

Sesampainya di kedai itu, aku lalu turun dari mobil.

"Mau kutemani?" Tanyanya. Aku menggeleng.

"Tidak perlu. Kau urusi saja wisatawan yang lain. Jika aku membutuhkanmu nanti akan kuhubungi."

"Baiklah. Nikmatilah 'kopi'mu!" Godanya. Aku memelototinya. Dia lalu melambaikan tangan dan menjalankan mobilnya.

Aku menghela napas lalu melangkah masuk ke dalam. Aku menengok ke sekeliling ruangan. Bahkan jam segini saja sudah ramai.

Aku lalu tersenyum melihat sosok di depanku dan melangkah menghampiri meja barista.

"Buongiorno*!" Sapaku. Sosok itu menoleh.

"Ah! Kau lagi. Bagaimana kabarmu hari ini?"

"Sedikit lebih baik. Hei, kira-kira kopi apa yang cocok untukku hari ini?"

Dia tersenyum. "Tunggu sebentar."

Dia lalu membuat kopi. Aku memperhatikan punggungnya.

Ternyata bokongnya bagus juga! Bahunya juga bidang!

Aku menggelengkan kepalaku. Tidak! Bukan itu yang seharusnya kupikirkan!

Aku mulai mengeluarkan laptopku. Membuka file draftku dan mengetik beberapa kata ke dalamnya.

"Curiousity untuk tuan Aiba." Ucapnya lalu meletakkan secangkir kopi di samping laptopku. Aku menatapnya dan tersenyum. Dia menyerahkan sebuah kartu berwarna hijau padaku. Aku membacanya lantang.

Curiousity

Kopi latte dengan rasa yang unik.
Kau akan merasakan empat rasa yang berbeda di dalamnya. Sekali sesap tidak akan cukup untuk memuaskan rasa penasaranmu!

Jika kau bisa menebak keempat bahan (selain kopi) dengan tepat, kau bisa memesan secangkir kopi yang lain sesuai yang kau inginkan! :)

Aku tersenyum. "Well, mari kita lihat betapa ajaibnya kopi ini."

A Cup of FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang