Bab 2

122 8 0
                                    

Orang yang punggungnya tersenggol oleh Kevin pun langsung bangkit berdiri. Tongsis yang dipegangnya jatuh beserta dengan I-phone-nya. Orang itu Olive. Tanduk di kepalanya muncul seketika menandakan kalau dia marah pada orang yang tadi menyenggol punggungnya itu tanpa meminta maaf. Tongsis Olive jatuh dan I-phone-nya pun rusak karena terjatuh. Olive menggertakan gigi putihnya. Ia menoleh pada sosok lelaki yang tadi menyenggolnya.

"Olive, jangan emosi dulu. Mungkin dia tidak sengaja" ucap Clara sambil mendongak pada temannya itu.

"Walaupun tidak sengaja, minimal kan harus minta maaf!" ucap Olive sedikit keras.

Olive berjalan menuju orang yang tadi menyenggolnya tanpa meminta maaf. Orang itu tengah duduk bersama seorang wanita berpenampilan culun. Sepertinya anak IPA. Olive mengepalkan tangannya kuat-kuat. Lalu ia memukul meja dihadapan lelaki itu. Lelaki itu menoleh pada Olive. Olive menatap tajam lelaki berkaca mata itu.

Kevin tertegun. Ia merasa tegang luar biasa. Sangat cantik! Itulah yang diserukan dihatinya. Gadis yang tadi memukul meja di hadapannya amat cantik. Tapi kelihatannya gadis ini sedang marah besar. Kevin menatap mata hitam gadis dihadapannya dengan tatapan terpesona. Sungguh cantik!.

"Heh?! Kalo lo nyenggol orang minta maaf kek? Lha ini kok enggak? Lo tuh diajarin sopan-santun gak sih?" seru Olive.

Kevin terkejab. Kata-kata gadis ini kasar sekali! Batin Kevin. Kevin bangkit berdiri berhadapan gadis itu, "Apa maksud anda? Seharusnya anda yang saya bilang anda diajarkan sopan santu tidak? masa bicara kasar pada orang lain?"

Olive semakin marah. Baru kali ini ada orang yang menentang padanya, "Tadi lo nyenggol punggung gua! Minta maaf kek. Dan lo bikin I-phone gua rusak!"

Beberapa orang menatap perdebatan antara putri kepala sekolah itu dengan seorang lelaki berpenampilan culun itu. Putri pun terkejut ketika melihat Kevin dicaci maki oleh Olive.

Kevin menyadari itu, "Kalau begitu saya minta maaf."

Olive tertawa miris, "Maaf? Maaf aja kurang!"

"Bukannya anda meminta saya minta maaf?" Tanya Kevin heran.

"Gaya bicara lo formal amat sih. Gua jadi merinding" jawab Olive sambil mengusap lehernya.

"Merinding? Malah saya yang merinding mendengar ucapan kasar anda!" ucap Kevin keras. Ia tidak bisa menahan emosinya lagi.

"Itu si anak baru..." bisik Naomi pada Clara.

Clara membulatkan matanya, "Apa? Dia? Culun amat sih"

Olive yang mendengar bisikan itu pun langsung tersenyum sinis. Olive menatap tajam anak baru itu, "Lo anak baru ya?"

"Iya! Benar! Memang kenapa?" Tanya Kevin. Astaga, gadis ini benar-benar membuatnya geram.

Olive melipat kedua tangannya didepan dadanya, "Pantesan. Lo belum tahu gua ini siapa?"

Kevin mengangkat kedua alisnya, "Memang anda ini siapa? Presiden?"

"Gua ini Olivia Louis! Anak kepala sekolah SMA Bangsa dan anak seorang Pengacara nomer satu dinegeri ini! ngerti??!"

Kevin terkejut dan tertegun. Apa anak kepala sekolah? Olivia? Olivia penulis puisi di madding tadi?. Kevin menatap Olive dengan tatapan tidak percaya.

Olive mengerutkan kening nya, "Hey kenapa natap gua dalem amat? Naksir?"

Kevin terkejab, "Ap-apa?"

Olive tertawa sinis, "Udah lupain aja. Sekarang lo harus tanggung jawab karena lo udah buat I-phone gua rusak!"

Kevin terdiam lalu angkat suara, "Memang tadi anda sedang apa? sampai punggung anda tersenggol oleh saya? Sebenarnya anda itu sudah menghalangi jalan dengan punggung anda! Apakah anda tidak intropeksi diri sejenak? Seharusnya anda sadar bahwa anda itu menghalangi jalanan yang dimana banyak orang yang hendak jalan!"

Touch of LoveWhere stories live. Discover now