Bab 3

97 6 0
                                    

Olive membantingkan tubuhnya ke ranjang di kamarnya. Ia menatap langit-langit kamar lalu menghela nafas. Sekolah tadi menurutnya tidak menyenangkan! Bagaimana tidak? I-phone miliknya rusak karena terjatuh. Walaupun masih ada ponsel teman-teman geng Cefie, tapi dirinya merasa lebih nyaman bila memakai miliknya. Ia pun jadi tidak bisa Selfie. Semua ini gara-gara lelaki culun itu! , Teriak Olive dalam hati. I-phonenya rusak, begitu pula tongsis miliknya. Sebenarnya Olive hanya perlu bicara dengan ayahnya bahwa ponselnya rusak, tapi Olive merasa sudah nyaman memakai ponselnya yang sudah rusak. Hidupnya bagai tidak bergairah lagi kalau tanpa ponsel dan tongsis nya.

"Kevin, kau akan tersiksa!" desah Olive kesal.

****

Kevin tengah duduk di tepi ranjang dengan perasaan marah, dan perasaan yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Kevin menghela nafas panjang. Kenapa aku mau-maunya menuruti keinginan gadis kasar itu? Padahal bukankah ayahnya berteman dengan ayahku? Pasti ayahnya akan mengerti, batin Kevin. Kevin melepaskan kaca matanya, lalu ia melonggarkan dasinya. Ia mengacak-ngacak rambutnya dengan frustasi. Bodoh! Aku ini lelaki, kenapa dengan mudahnya menuruti keinginan yang aneh dari gadis menyebalkan itu? Tanya Kevin dalam hati.

Kevin bangkit dari duduknya lalu melangkah menghampiri cermin kamarnya. Ia menatap pantulan bayangannya itu dalam cermin. Kevin tersenyum. Benar kata ibu, ayah dan adiknya, Kevin sangat tampan kalau tidak memakai kaca mata dan pakaian rapih. Tapi dirinya sangat menyukai penampilan culunnya. Ia beranggapan kalau dirinya menampakan dirinya sesungguhnya di sekolah maka dirinya pasti digandrungi para gadis. Ia tidak mau itu terjadi! Ia ingin fokus belajar dan belajar. Ia ingin menggapai cita-citanya sebagai seorang dokter. Ia tidak mau memikirkan soal wanita dulu. Apalagi dirinya sudah kelas tiga SMA, sebentar lagi ujian dan lulus!.

"Aku Kevin Stevano, lelaki kutu buku dan culun! Aku tidak mau mengganti penampilanku! Aku nyaman menjadi culun! Aku nyaman dengan buku-buku!" ucap Kevin sambil menatap dirinya dalam cermin.

****

Olive melangkah menuju sofa TV di ruang keluarga. Hari ini ada drama Korea kesukaannya. Mana mungkin dirinya melewatkan acting artis idolanya. Olive duduk di sofa lalu menyalakan TV. Olive tampak cantik memakai celana berbahan jeans pendek di atas lutut dan baju panjang berwarna putih dengan rambut yang digelung ke atas. Olive menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. Ia pun dengan tenang menonton drama Korea kesukaannya itu sambil memakan camilan. Hal itu membuat Olive senang. Tapi pikirannya kembali pada I-phone nya yang rusak. Olive mendesah pelan.

"Kalo ada I-phone gue, pasti gue udah selfie sepuas hati!" desah Olive kesal lalu melahap camilannya.

Tiba-tiba ada seseorang yang duduk disebelah Olive. Olive pun menoleh. orang disebelah Olive nyengir. Orang itu merebut camilan yang dipegang Olive. Olive mengerucutkan bibirnya.

"Lo ini rakus amat sih! Masa tiap hari lo makan terus makan terus, lo nggak takut gemuk?" ucap orang disebelah Olive.

Olive menatap orang itu, "Hey, gue nggak rakus!"

Orang itu tersenyum sinis lalu dia mendorong kepala Olive dengan jari telunjuknya, "Lo rakus! Kayak babi yang belum dikasih makan satu bulan!"

"Terserah apa kata abang! Sini...." Ucap Olive sambil merebut kembali camilannya.

Orang itu adalah kakak Olive yang bernama Joshua Louis. Joshua baru pulang kuliah. Joshua sangat tampan. Saking tampannya, bisa-bisa dibilang cantik. Sama halnya dengan Olive, Joshua tidak mau mempunyai pacar dulu, Joshua pun ingin menggapai cita-cita nya sebagai seorang pengacara, sama seperti ibunya.

Joshua menoleh kearah TV, lalu mendecakkan lidah, "Kenapa lo suka banget drama Korea sih? Drama Korea itu kan banyak adegan-adegan yang tidak patut ditonton sama orang seumuran lo."

Touch of LoveWhere stories live. Discover now