Geng Cefie serta Kevin tengah berjalan menelusuri jalanan didalam mall itu. Kevin seperti orang bodoh dan idiot yang selalu mengikuti kemana para gadis itu melangkah. Kevin berjalan di belakang para geng Cefie sambil membawa beberapa tas belanjaan Olive. Hal itu membuat beberapa orang menatap Kevin dengan geli. Kevin hanya bisa diam sambil mendengus pelan.
Para geng Cefie ini berpenampilan sangat menawan, berbeda dengan penampilan Kevin yang seperti bocah idiot. Beberapa lirikan iri menghampiri Kevin dari lelaki-lelaki yang sepertinya terpesona dengan kecantikan geng Cefie. Mereka sepertinya iri karena Kevin sangat dekat para gadis secantik itu.
Mereka sampai di sebuah café dalam mall. Mereka duduk di salah satu bangku café yang kosong. Sekali lagi beberapa lirikan iri menghampiri Kevin. Para geng Cefie pun bercanda gurau tanpa mempedulikan kehadiran Kevin.
"......oh ya Liv, kemaren kak Leo dateng nyari lo lagi" ucap Naomi.
Kevin tiba-tiba terkejab ketika mendengar nama Leo. Kevin menoleh ke sebelahnya tempat Olive duduk. Ia melihat Olive sepertinya tengah tertegun. Dan juga gadis itu sepertinya tegang dan......geram?
"Udah deh jangan bicarain dia lagi!" geram Olive sambil meminum jus mangganya yang tadi sudah dipesan.
Clara menatap tajam Olive, "Liv, lo bener-bener gak mau maafin kak Leo?"
Olive menghela nafas lalu menoleh pada Clara, "Gue udah maafin dia kok. Tapi gue itu bisa ngemaafin tapi nggak bisa ngelupain. Itu aja"
Bercakapan itu pun berlanjut. Kevin hanya terdiam. Ia bisa melihat ekspresi gadis di sebelahnya. Gadis itu kelihatannya sedih dan kesal. Memang kenapa dengan kak Leo?
Tiba-tiba ponsel Naomi berbunyi. Dengan cepat Naomi merogoh ponselnya dan mengangkat telpon itu. Lalu ponsel Clara dan Laura pun ikut berbunyi. Mereka pun mengangkat telpon dan berbincang di telpon. Olive terlihat bingung begitu pula Kevin. setelah selesai dengan telpon itu, Clara, Laura dan Naomi menoleh pada Olive. Mereka menatap Olive dengan tatapan menyesal.
"Liv, maaf ya gue harus pulang sekarang juga. Bokap gue nyuruh gue pulang, katanya ada sesuatu yang penting" ucap Clara.
"Gua juga harus pulang. Adek gue sakit, tadi pelayan nelpon katanya gitu. Lo tahu kan orang tua gue ada di Jepang?" ucap Laura.
"Iya, gua juga ada kepentingan. Nyokap gua nyuruh gua buat ikut makan malam sama keluarga besar" ucap Naomi.
Olive terdiam mendengar ucapan-ucapan teman-temannya itu. Clara, Laura dan Naomi terlihat menyesal dan tidak tega.
"Maaf ya, Liv" ucap Naomi dengan nada menyesal.
Olive tersenyum tipis, "Nggak apa-apa kok. Gua ngerti kok"
Olive menoleh pada Kevin, "Lagipula ada boneka di sini yang bisa gua mainin"
Geng Cefie tertawa, begitu pula Olive. Kevin hanya terdiam, tapi hatinya terus mengutuk gadis bernama Olivia itu.
Setelah cipika-cipiki, Clara, Laura dan Naomi pamit pulang. Tinggal Olive dan Kevin. Berdua. Olive menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Lalu ia menundukan kepala dan kembali mendongak. Kevin diam dengan kikuk di sebelah Olive.
"Kev, kenapa lo diem aja dari tadi?" celetuk Olive.
Kevin terkejab lalu menoleh, Olive tidak menoleh kearahnya. Kevin kembali menoleh ke depan, "Tidak apa-apa. Aku hanya kehabisan kata-kata kalau berbicara dengan kalian"
Olive tertawa kecil, "Kehabisan kata-kata? Masa sih?"
"Begitulah"
Olive meraih jusnya dan meneguknya sampai habis. Lalu Olive bangkit berdiri dan menoleh pada Kevin, "Ayo, Kevin"
YOU ARE READING
Touch of Love
RomanceHai! perkenalkan saya Hanya seorang penulis amatir yang coba-coba nulis cerita romance :D Saya ingin berbagi cerita karya saya sendiri. Sebenarnya, ini cerita tetralogi dari novel saya yg berjudul Love Is Amazing. Awalnya saya ingin menambahkan selu...