Selesai makan siang, Aldo pamit pada Olive karena dirinya hendak ke ruang guru. Geng Cefie dan Olive terus berbincang penuh tawa di meja kantin. Sedangkan Kevin terus memikirkan lelaki bernama Aldo itu. Kevin menghela nafas panjang dan berat. Ia merasa geram dan......takut. Geram karena Aldo muncul lagi dan takut akan kelakuan lelaki itu. Kelakuan yang amat Kevin benci.
"Kevin? lo kenapa sih dari tadi bengong?" Tanya Laura.
Kevin terkejab, "Ah, Nggak"
Olive mengerutkan keningnya, "Oh ya Kev, kok lo bisa kenal sama Aldo sih? Gimana ceritanya?"
Kevin menoleh. Apa yang harus ia katakan?,"Dulu kami bersahabat, kan aku udah bilang tadi"
"Iya sih, tapi kalo dilihat-lihat lo sama Aldo kayak musuhan" selidik Olive.
Kevin terkejut, "Ng-nggak"
Olive mengangkat alis, "Terus kenapa?"
Kevin menundukan kepalanya. Apa harus dirinya katakan? Bila ia bicara jujur pasti Olive tidak akan percaya.
Olive mengerutkan kening. Semua teman geng Cefie pun ikut heran. Clara mengangkat alis pada Olive. Olive membalasnya dengan mengangkat bahu tidak tahu.
"Kev! Kok lo gak jawab sih?"
Kevin terkejab lalu menatap gadis itu, "Nggak kok. Aku sama Aldo gak musuhan. Hanya saja dulu aku dan dia mempunyai sesuatu yang sulit dikatakan"
Olive mengerutkan kening, "Sesuatu? Apa itu?"
Kevin baru menyadari ucapannya, "Ah nggak. Sudahlah ada lagi yang harus aku bantu sebagai pembantumu?"
Olive menatap tajam lelaki itu. Sepertinya ada yang disembunyikan olehnya. "Tidak ada"
Kevin bangkit berdiri, "Ya sudah aku kembali ke kelas dulu. Aku belum mengerjakan PR. Dah!"
Tanpa menunggu balasan Olive, Kevin dengan cepat berjalan pergi menuju kelas nya. Ia tidak mau menceritakan masa lalunya pada Olive. Meskipun dirinya menceritakannya pada Olive pasti dia tidak akan percaya. Kevin berjalan dengan tergesa-gesa. Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika ia melihat Aldo tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Aldo tengah berdiri sambil menatap madding. Sepertinya lelaki itu tidak menyadari kalau Kevin memperhatikannya. Kevin menggertakan gigi. Rasanya ia ingin sekali menendang lelaki itu jauh-jauh. Kevin menghela nafas. Entah karena apa tiba-tiba Aldo menyadari kehadiran Kevin. Aldo menatap Kevin dengan tatapan mencemooh. Sedangkan Kevin menatap Aldo dengan tatapan geram. Lalu Aldo berjalan menghampiri Kevin. Langkahnya begitu santai. Akhirnya ia sudah berdiri dihadapan Kevin.
Aldo mengangkat alis, "Well, kita bertemu lagi"
Kevin tersenyum sinis, "Ya"
Aldo menatap Kevin dari ujung kaki sampai ujung kepala, "Dan kelihatannya penampilanmu tidak jauh beda seperti dulu. Pura-pura culun!!"
Kevin mengepalkan tangannya, "Lebih baik aku berpenampilan culun dari pada sok keren!"
Aldo menggertakan gigi, "Lo gak berubah-berubah ya Kev. Sok polos"
Rasanya Kevin ingin sekali memukul mulut itu, "Gue gak sok polos. Gue pengen jadi cowok sejati. Gue gak mau jadi cowok yang sok keren dan kegantengan. Serta......ya.....lo pasti tahu kan yang terakhir" jelas Kevin dengan sinis. Semenjak Kevin keluar dari sekolah lamanya, Kevin memutuskan agar dirinya berbicara formal. Ia tidak mau berbicara 'Lo-Gue' tapi kali ini kesabarannya habis. Gaya bicara yang selama ini ia tutupi akhirnya keluar.
Aldo mengepalkan tangannya. Ia sudah siap memukul Kevin, "Lo masih inget?"
Kevin tersenyum sinis, "Mana mungkin gue ngelupain kejadian itu! Seumur hidup gue gak bakalan ngelupain itu"
YOU ARE READING
Touch of Love
RomanceHai! perkenalkan saya Hanya seorang penulis amatir yang coba-coba nulis cerita romance :D Saya ingin berbagi cerita karya saya sendiri. Sebenarnya, ini cerita tetralogi dari novel saya yg berjudul Love Is Amazing. Awalnya saya ingin menambahkan selu...