1. You're My Boyfriend

4.9K 301 22
                                    

Seandainya saja Harry tetap menahan Ginny untuk tinggal di rumah dan menuruti instingnya, menahan istrinya agar tak kembali bertanding, Ginny tidak akan terbaring mengenaskan di salah satu bangsal St. Mungo seperti hari ini. Tubuhnya utuh meski kain-kain putih membebat beberapa bagian tubuh serta benda keras menyangga seluruh area lehernya. Ginny sekarat.

"Aku yakin Ginny akan bangun dan melihatku di sini."

Harry mencoba untuk kuat. Hati suami mana yang tidak kalut ketika melihat istri tercintanya jatuh dari ketinggian puluhan kaki. Menyaksikan sendiri tubuh wanita itu terkapar di atas tanah setelah membentur tiang besi tepat di kepalanya. Plangg! Suara itu masih terngiang di telinga Harry. Teriakan ketakutan penonton yang meneriaki Ginny saat terjatuh. Mengingatkan betapa menakutkannya kejadian dua jam yang lalu itu pernah terjadi, dan juga Ginny.. yang entah kapan akan membuka matanya.

"Aku minta Hermione membawa James dan Al ke rumah George dan Angelina. Lily dibawa Hermione ke rumahku. Kau tenang saja, Harry."

"Tapi kau tak menceritakan tentang Ginny, kan, pada James atau Al?"

Ron, yang sedari tadi menemani Harry mengurus segala perawatan Ginny seusai pertandingan menggeleng pelan. "Tapi Lily.. Oh, Ron, kau suruh Hermione menjaga Lily? Kalian juga harus merawat Rose, kan? Lalu Hugo? Ron—"

"Lily keponakanku juga, Harry. Orang tua Hermione juga ada di rumahku. Jadi mereka bisa membantu mengurus Lily. Dua bayi tidak akan membuat kacau rumah tanggaku. Kau dengar itu!" Ron menarik satu kursi di sisi Harry dan mendudukinya. Mereka berdua menghadap ranjang Ginny dengan perasaan tak karuan. "Aku akan menemanimu. Ginny adalah adik kandungku. Aku tak mungkin meninggalkannya seperti ini juga." Protes Ron.

Harry dan Ron memilih menemani Ginny, dibantu beberapa Healer yang keluar masuk ke kamar rawat hanya untuk sekadar memeriksa dan memberikan ramuan serta mantera-mantera penyembuhan. Ginny belum kunjung sadar hingga dua hari berlalu. Molly dan Arthur ikut datang namun dilarang keras oleh Harry menginap. "Kalian harus istirahat, pulanglah. Aku tak apa." Pesan Harry. Ia dan Ron mengatur waktu jaga di St. Mungo. Mereka terus bergantian menjaga di dalam kamar rawat meski untuk sekadar membeli makanan atau meladeni para wartawan yang sedianya tak pernah bosan menunggu di luar gedung rumah sakit.

Di balik jendela, Ron melihat masih begitu banyak penyihir berkumpul di lantai dasar St. Mungo. Harry memang sengaja memilihkan kamar rawat yang memiliki pelayanan privasi yang paling baik di sana. berada di lantai atas. Sebagai sosok yang dikenal luas oleh masyarakat dunia sihir, Harry tak mau mengorbankan kenyamanan istrinya untuk kepentingan kabar heboh di luar sana tentang kecelakaan itu. Harry tahu seluruh media cetak sihir kini memasang headline tentang pertandingan reuni maut yang membuat Ginny terluka.

Holyhead Harpies mengundang Ginny untuk kembali bertanding dalam acara reuni akbar para mantan pemain Quidditch seluruh tim besar dari Inggris. Para mantan pemain Quidditch yang telah resmi keluar diminta untuk kembali dan bermain dalam pertandingan spesial itu. "Hanya untuk pertandingan ini, sayang. Aku tidak kembali lagi, kok. Ini hanya pertandingan reuni. Pemain lawan juga mengeluarkan pemain lamanya. Ada chaser yang dulu pernah aku kalahkan juga akan bertanding. Mungkin mereka akan membalas dendam atas kekalahan mereka dulu padaku. Boleh, ya!" Rayu Ginny meminta ijin pada Harry setelah menyusui Lily.

"Tapi kau yakin masih kuat? Kau baru melahirkan empat bulan yang lalu, sayang."

"Aku sudah kuat. Jauh lebih sehat dari sebelumnya." Ginny menyerahkan undangan resmi yang diatasnamakan managerial Holyhead Harpies pada Harry. Surat berwarna putih dengan beberapa aksen hijau di sekelilingnya mengingatkan Harry akan tim kebesaran yang begitu dibanggakan istrinya dulu. "Apa salahnya untuk aku bisa kembali bermain? Quidditch tumbuh sebagian di hidupku, Harry. Kau tahu itu, kan?"

Guinevere (a Hinny Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang