9. Hadiah Pertama

1.9K 163 47
                                    

Rumah Jason dan Cho berada tidak jauh di belakang kantor penitipan anak yang mereka kelola. Hanya perlu berbelok satu kali, mobil Harry sampai sebuah perumahan Muggle yang asri dengan rumah mayoritas rumah bernuansa minimalis.

"Ayo, masuk, anak-anak. Aunty punya es krim di dalam," seru Cho.

James dan Al berebut masuk meninggalkan Harry di belakang mereka. Rumah Cho tidak terlalu besar dibanding rumah Harry. Ia mengamati sebagian besar perabotan Muggle yang mereka miliki. Seperti di rumahnya, rumah Cho dan Jason juga memiliki perapian yang memang dibuat sedikit lebih besar dan lebar.

"Bisa digunakan?" tunjuk Harry pada perapian di rumah itu. "Maksudku—" lanjutnya dengan memperaktekkan cara menjatuhkan bubuk floo.

Cho melihat ke arah tunjuk Harry. "Oh, bisa. Aku mendaftarkan jalur floo di perapian rumah ini di Kementerian. Untuk memudahkan orang tuaku kalau berkunjung." Jawabnya.

"Daddy—"

James menarik kemeja Harry menunjukkan jajaran pigura dengan foto-foto keluarga terpasang di sana. Harry melihat foto pernikahan Cho dan Jason, orang tua Cho dan keduanya serta foto anak kecil perempuan dari bayi hingga cukup besar.

"Cantik," mata James berbinar menunjuk anak perempuan yang digendong Jason.

Harry mengamati bagaimana wajah anak perempuan itu begitu mirip dengan Cho. Matanya yang agak sipit serta bentuk bibirnya. Tapi, rambutnya sedikit lebih coklat dan bergelombang, seperti Jason. Beberapa menit kemudian, Cho keluar sambil menggosok-gosokkan handuk berwarna biru pada kepala Al. Putranya tampak lebih segar sekarang. "Aku sudah mandi, Daddy!" seru Al.

"Iya, bilang apa ke Aunty Cho?"

Al langsung menoleh ke atas untuk mencari wajah Cho, ia tersenyum senang lantas berkata, "Thank you, Aunty Cho. Rambutku wangi sekarang," Al meringis menunjukkan giginya.

"Sama-sama, Al. Rambutmu tebal sekali, loh. Bagus. Kalau anak Aunty rambutnya agak tipis, seperti Aunty." Puji Cho membuat Al tersipu.

"Oh, ya, Cho. Ini putrimu?" tanya Harry tiba-tiba.

Foto keluarga Cho dan Jason menjadi objek utama yang Harry tunjuk. "Iya, namanya Katie—" Cho coba mengangkat tubuh Al agar ikut duduk di sisi James sambil memakan es krimnya.

"Sekarang dia di rumah kakek-neneknya. Dia minta berlibur di dunia kita sebelum dia aku masukkan ke sekolah bermainnya September nanti," kata Cho sembari menyisir rambut Al.

"Orang tua Jason?" tanya Harry memperjelas.

"Orang tua Cho, Harry. Orang tuaku tak tahu di mana," suara Jason membuat Harry berbalik ke arah pintu depan. Jason sudah kembali.

Harry tersenyum namun seketika berubah kebingungan. "Tak tahu? Sudah, sorry.. meninggal?" tanyanya tak enak.

"Entahlah, aku dibuang orang tuaku ke panti asuhan Muggle." Jason menarik napasnya dalam-dalam, lantas menghembuskannya perlahan. "Aku squib."

Jason terdiam. Begitu juga Harry dan Cho. "Oh, sor—"

"Apa itu squib, Uncle?" tanya James dengan mulut penuh es krim.

Jason berusaha menjawab. "Ah, squib itu—"

"Orang spesial yang lebih pandai dengan kehidupan Muggle daripada sihir, James. Squib itu orang hebat. Seperti Mr. Mark, Mr. Tom, dan teman-teman Daddy lainnya di pabrik, James. Kau tahu, kan?"

"Ah, iya. Mr. Tom pandai sekali membuat mainan dari kawat yang panjang. Aku pernah dibuatkan mobil-mobilnya sama Mr. Tom, Daddy." Kata James menceritakan tentang para pegawai Harry.

Guinevere (a Hinny Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang