Chapter 17

18K 1.2K 96
                                    

Jose Pov

"Apa-apaan ini?!"

Satu kalimat tersebut menginterupsi kami berdua. Menyadarkan aku dan Fred. Aku menoleh ke arah kanan dan ternyata suara tersebut berasal dari... Steve! Aku langsung tersentak kaget saat mengetahuinya. Ya Tuhan, Steve ada di sini? Apa yang akan dia pikirkan melihat aku dan Fred dalam posisi seperti ini?

Seakan tersadar, aku langsung beranjak berdiri dan mendekat ke arahnya. Aku langsung memeluk tubuhnya erat. Steve melepaskan pelukanku dan langsung menatapku heran. Aku tahu, tatapan tersebut meminta sebuah penjelasan. Apa yang harus aku katakan? Tidak mungkin kan aku bilang bahwa Fred baru saja mengutarakan perasaannya padaku? Ya, itu tidak mungkin!

Aku terus berpikir dan berpikir hingga tiba-tiba terasa sentuhan lembut di pipi kananku. Aku mengerjap dan melihat tangan Steve sedang menelusuri wajahku pelan. Menyalurkan kelembutan pada diriku. Aku memejamkan mataku sebentar untuk merasakan kelembutan itu. Kubuka mataku kembali dan kulihat Steve sedang tersenyum tampan padaku.

"Ada apa sebenarnya sayang?" Aku kembali menegang dibuatnya. Aku harus cari alasan. Ayo Jose, pikirkan sesuatu. Jika dilihat dari posisi tadi, mmm... Aha!

"Tadi, Fred meminta bantuanku." Huh, entah ini akan berhasil atau tidak. Aku hanya bisa berharap agar Steve mempercayainya. Steve mengernyit bingung.

"Bantuan apa sayang?" tanyanya lembut dengan nada penuh tanya. Aku menatap Fred sekilas. Ternyata ia pun sama dengan Steve. Menatapku penuh tanya. Kuhembuskan napasku pelan.

"Fred ingin melamar seseorang. Maka dari itu, ia meminta bantuanku untuk melakukan simulasi Steve engg, sayang." Steve semakin mengernyitkan dahinya bingung. Ya Tuhan, aku mohon semoga Steve mempercayaiku.

"Seseorang? Siapa?" Ayolah, mengapa ia terus saja bertanya? Aku bingung! Mmmm....

"Kyle. Ya, Fred akan melamar Kyle." BLAM! Steve terlihat seperti menegang seketika. Matanya sedikit melotot dan mulutnya sedikit terbuka. Kulihat Fred sekilas dan ia pun melakukan hal yang sama. Ekspresi terkejut karena mendengar ucapanku tadi.

Steve menoleh ke arah Fred dan menatapnya lekat. "Apa itu benar Fred?" tanyanya dengan nada entahlah, aku tidak tahu.

Sementara Fred hanya bisa bersikap canggung. Tidak tahu harus berkata apa. Maafkan aku Fred. "I-iya," jawabnya kaku.

Tanpa diduga Steve langsung menghampiri Fred dan memberikannya jabatan tangan. Fred yang sedang kebingungan itu hanya bisa menerimanya saja. "Aku doakan lamaranmu itu sukses. Seperti lamaranku." Steve melirik ke arahku dan mengedipkan sebelah matanya. Aku hanya bisa meresponnya dengan sebuah senyuman kecil.

Aku masih merutuki diriku sendiri. Mengapa aku harus mengatakan hal tadi ya? Jika Fred benar-benar melamar Kyle bagaimana? Tidak boleh! Eh, maksudku jangan dulu. I-itu terlalu cepat. A-aku belum siap untuk.... Argghhh! Apa yang sudah kupikirkan? Aku sudah mempunyai Steve yang mencintaiku apa adanya. Aku harus bisa melupakan Fred dan merelakannya untuk Kyle.

Steve pun mendekat ke arahku. Aku langsung menutupi perasaan kacauku ini dengan memberinya sebuah senyuman. Steve langsung memeluk tubuhku erat. Aku hanya bisa membalasnya. Dari sini, aku bisa melihat Fred yang sedang menatapku tidak percaya. Mungkin ia kesal karena aku sudah berbohong seperti tadi? Maafkan aku Fred, tapi itu semua memang harus aku lakukan. Aku tidak ingin hubunganku dengan Steve hancur.

"Kau sudah siap?" tanya Steve padaku. Ia masih tetap mengelus puncak kepalaku dengan lembut. Aku hanya bisa memainkan kancing kemejanya itu. Steve terlalu tinggi, aku harus sedikit mendongkak ke atas jika ingin menatapnya.

"Sudah. Mau berangkat kapan?" Oh ya, aku lupa memberitahu. Hari ini aku akan pergi bersama dengan Steve. Kami ingin survey beberapa WO yang ada di kota ini. Aku ingin konsep yang terbaik untuk pernikahan kami. Steve melirik arlogi yang ada di tangan kanannya itu.

[MPS2] Move On! [18+ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang