Jose Pov
Aku langsung beranjak pergi ke luar dari dalam kamar Fred. Aku langsung turun menuju ke ruang tamu. Di sana sudah ada Mrs.Bowman dan Sheilla. Aku berniat untuk langsung pulang. Aku tidak punya cukup mental untuk berdiam diri lagi di sini setelah insiden 'itu' terjadi.
"M-maaf Mrs.Bowman, a-aku harus pulang," ucapku kaku. Kulihat Mrs.Bowman seperti tidak rela untuk membiarkanku pulang.
"Lho, kenapa Jose? A-apa kuenya tidak enak? Atau bagaimana?" tanyanya lesu. Oh, sungguh. Bukan itu maksudku. Aku... aku hanya ingin pergi dari sini.
"Bu-bukan begitu Mrs.Bowman. Hanya saja, aku memang harus pulang sekarang." Kulihat Mrs.Bowman mengangguk kecil walaupun kesedihan masih tersirat jelas di kedua matanya itu. Aku bisa bernapas lega sekarang.
"Ya sudah, lain kali kau main lagi ke sini ya, Jose," ucap Mrs.Bowman lembut. Aku sangat kagum pada sosoknya itu. Aku pun sangat berharap agar ia bisa menjadi mertuaku kelak. Eh? Apa yang sudah aku pikirkan? Lupakan! Aku tersenyum kecil untuk membalas ucapannya itu.
"Pasti. Ya sudah, aku permisi dulu ya." Aku pun berbalik menuju pintu keluar. Aku sudah benar-benar merasa tidak nyaman di sini. Aku ingin segera sampai di rumah. Aku terus berjalan menuju ke gerbang dengan langkah cepat. Namun, saat hendak menunggu taksi, ada sebuah mobil yang datang menghampiriku. Aku mengernyit dibuatnya. Sial, ini mobil Fred!
Kaca mobil terbuka dan terlihatlah dengan jelas sosok yang sangat ingin aku hindari saat ini, Fred. Dia tersenyum dan menyuruhku untuk masuk. Apa dia tidak merasa canggung sepertiku? Arrgh! Aku tidak mau jika harus satu mobil dengannya. Aku menggelengkan kepala sebagai jawaban. Ya, aku lebih memilih untuk menunggu taksi saja. Urat maluku masih sangat berfungsi dengan baik. Tidak seperti kalian yang urat malunya sudah hilang dan tidak berbentuk lagi. Aku tidak cukup berani jika harus berduaan dengan Fred setelah kejadian 'itu' terjadi.
"Ayo, Jose. Aku akan mengantarmu pulang," ucap Fred dengan suara beratnya itu. Ugh, lagi-lagi hatiku berdebar dibuatnya. Ayolah! Aku sudah mempunyai kekasih, Steve. Dia yang seharusnya aku cintai. Bukan Fred! Dan dengan lancangnya, aku malah berciuman dengan Fred. Tapi, apa itu bisa disebut sebagai ciuman? Menurutmu bagaimana?!
Huwaaa, maafkan aku Steve. Aku tidak bermaksud seperti itu. A-aku mencintaimu. Mmm, sebenarnya belum sih. Tapi, aku akan menanamkan di dalam diriku bahwa aku ini mencintaimu. Aku tidak akan menyakiti atau mengecewakanmu, Steve. Tanpa kuduga, tanganku ditarik pelan oleh seseorang yang entah aku pun tidak tahu. Aku mendongak dan ternyata dia adalah... Fred.
"Malah melamun. Ayo, aku antar pulang," ucap Fred lembut. Se-sejak kapan dia berubah seperti itu? Mengapa dia berubah menjadi selembut itu? Apa dia tidak merasa canggung atau kikuk sama sekali?
Fred membukakan pintu mobilnya untukku. Aku masuk dan duduk dengan perasaan campur aduk. Aku tidak punya pilihan lain selain mengikuti kemauannya ini. Aku hanya bisa berharap agar waktu berjalan dengan cepat sehingga aku bisa sampai di rumah dengan cepat pula. Aku tidak ingin berlama-lama berduaan dengan Fred seperti ini.
Fred masuk ke dalam mobil dan langsung duduk di belakang kemudi tepat di sebelahku. Ia mulai memacu gas dan menjalankan mobilnya dengan telaten. Aku masih belum berani untuk melihat ke arahnya. Dadaku masih berdegup kencang akibat gugup. Tangan dan kakiku menjadi dingin dibuatnya. Ya, nervous, canggung, kikuk, semuanya melebur satu menjadi sebuah elemen yang bisa membuatku tidak karuan seperti ini.
"Apa kau lapar Jose?" tanya Fred tiba-tiba. Aku sedikit tersentak dibuatnya yang membuat kepalaku membentur kaca mobil yang ada di sebelahku. Ugh, sakit. Fred menoleh ke arahku dan aku hanya bisa tersenyum kecil sebagai isyarat 'aku baik-baik saja'.
KAMU SEDANG MEMBACA
[MPS2] Move On! [18+ END]
Random[MPREG SERIES 2] PART 15 - END DI-PRIVATE. FOLLOW SAYA KALAU MAU BACA PART TERSEBUT. ------------------------------------ Jika cinta kita bertepuk sebelah tangan, kita bisa apa selain.... MOVE ON? ------------------------------------