Jose Pov
Aku masih tetap memejamkan mataku. Merasakan kelembutan dari ciuman yang Fred berikan ini. Aku mencoba untuk membuka mataku secara perlahan.
FLASH....Tiba-tiba aku melihat sebuah cahaya yang sangat besar tadi. Namun tak lama, cahaya tersebut hilang kembali. Apa itu? Sepertinya itu petir! Aku sangat takut sekali pada petir. Seakan tersadar, aku langsung mendorong dada Fred. Ia menatapku heran.
Kulihat ke arah langit dan ternyata benar. Sepertinya akan turun hujan karena langit sudah mulai mendung. Fred mendekat ke arahku namun aku mencoba untuk mundur. Ini salah, tidak seharusnya aku melakukan ciuman tadi.
FLASH....
Cahaya tadi mulai muncul kembali. Ah maksudku, petir itu mulai muncul kembali. Tanpa aba-aba, aku langsung berlari dan masuk ke dalam pelukan Fred. Bukan maksud untuk mencari kesempatan. Tetapi, aku memang benar-benar takut pada petir. Steve pun tahu akan hal itu.
"Sstt tenang Jose, tenang. Ada aku di sini." Fred terus mengusap kepalaku. Badanku masih sedikit gemetar saat ini. Aku benar-benar takut. Sangat takut.
"Lihat aku Jose." Fred menangkup kedua pipiku dan menatapku lembut. Aku terhanyut ke dalam tatapannya itu. Fred terlihat sangat tampan sekali.
"Kau tidak perlu takut. Masih ada aku di sini yang akan selalu melindungimu." Aku masih tetap menatap Fred tanpa ada niatan untuk merespon perkataannya. Aku terlalu hanyut oleh tatapan lembutnya ini. Aku terlalu menikmati suasana hingga rasa takutku pun sedikit demi sedikit menghilang.
Hingga akhirnya, wajah Fred mulai mendekat kembali ke arah wajahku. Fred akan menciumku lagi. Ia mulai memejamkan matanya. Bolehkah aku egois saat ini? Wajah Fred semakin mendekat... semakin dekat. Deru napasnya semakin terasa. Saat hendak menutup mata, tiba-tiba petir itu muncul lagi.
FLASH...
Aku langsung memeluk Fred kembali. Padahal, jarak bibir kami berdua tinggal sedikit lagi tadi. Ah, syukurlah. Aku tidak jadi mengkhianati Steve. Ya ampun, apa yang sudah aku lakukan tadi? Maafkan aku!
Aku berusaha untuk melepaskan pelukan Fred. Aku mendorong dada Fred pelan agar ia menjauh. Sekuat tenaga aku berusaha untuk melawan rasa takutku terhadap petir itu. Ini salah. Tidak seharusnya aku menerima dan menikmati perlakuan Fred padaku. Aku sudah mempunyai Steve yang mencintaiku apa adanya.
Akan tetapi, aku merasakan gejolak yang lain saat bersama dengan Fred. Rasanya begitu lebih indah dan nyaman ketimbang saat bersama dengan Steve. Aku tahu, aku memang mempunyai cinta yang lebih besar untuk Fred. Tetapi banyak sekali hal yang aku pikirkan di sini. Jika aku memilih Fred, Steve dan Kyle akan menjadi pihak yang tersakiti.
Eh, tapi tunggu. Aku ingat sekarang. Bukannya dulu Kyle pernah mengatakan bahwa ia memberikan Fred padaku ya? Bukan. Bukan memberikan. Maksudku merelakan. Ditambah lagi sekarang Fred sudah mengatakan bahwa ia benar-benar mencintaiku. Apa ini merupakan sebuah lampu hijau bagiku?
Aku tersenyum senang. Namun, lagi-lagi senyum itu kembali luntur. Lalu Steve, bagaimana? Aku tidak mungkin mau menyakiti hati seorang pria sebaik dirinya. Steve adalah pria yang sangat bertanggung jawab dan dewasa. Sejujurnya aku sangat beruntung bisa memilikinya. Tetapi, di sini hati yang berbicara. Hatiku menginginkan Fred. Cintaku lebih berpihak padanya. Dan rasaku lebih besar untuknya.
Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?
"Ada apa Jose? Ada apa?" Fred menatapku sendu. Aku pun menatapnya sedih. Aku sedang dilema. Aku sedang ragu. Pikiranku sudah berada di persimpangan. Mana keputusan yang harus aku ambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[MPS2] Move On! [18+ END]
Random[MPREG SERIES 2] PART 15 - END DI-PRIVATE. FOLLOW SAYA KALAU MAU BACA PART TERSEBUT. ------------------------------------ Jika cinta kita bertepuk sebelah tangan, kita bisa apa selain.... MOVE ON? ------------------------------------