Part 6.

25 0 0
                                    

Plisss yaa ..
Ini cerita nya jelek, jangan dibacaa 🙅🙅

------------------

Aku mencari-cari keberadaan Nathan. Dia bilang, aku harus menunggu nya di gerbang sekolah. Tapi kemana dia? Bahkan aku menelpon nya, tapi handphone nya tidak aktif. Aku berinisiatif untuk mencari nya ke kelas nya atau mungkin kantin.

Aku sudah ke kelas nya, tapi hasil nya Nihil. Kemana sih dia? Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Aku melanjutkan langkah ku menuju kantin. Seketika kaki ku lemas, mata ku memanas. Apa yang sedang dilakukan Nathan dengan Tera dikantin? Sampai Nathan lupa menjemput ku.

Aku menahan sesak didada ku. Berpura-pura seolah biasa saja. Aku menarik nafas panjang, lalu menemui mereka.

"Gue cariin lo kemana-mana tapi lo malah disini. Gue nelfon lo tapi handphone lo enggak aktif?! Lo gimana sih, nath. Lo tau kan gue paling benci nunggu. Kalo lo enggak mau Nganter gue pulang, ya bilang lah." Ucap ku dengan satu tarikan Nafas.

"Apaan sih, dateng-dateng malah marah. enak nggak nunggu? Sekarang lo ngerasain kan gimana jadi gue. Bahkan kemaren gue nunggu lo lebih dari 3 jam, hel. Lo enggak kabarin gue, kalo lo mau Ekskul dulu. Gue nungguin lo kayak orang tolol. Untung nya ada Tera, dia ngasih tau kalo lo itu Ekskul. Jadi gue nggak usah nunggu lo lagi."

"Oh jadi lo dendam sama gue? Yaudah, lo nggak usah anter-jemput gue lagi mulai sekarang." Ucap ku, lalu berjalan menjauhi mereka berdua.

Air mata ku mendesak ingin keluar. Aku tau jika kemarin itu aku salah, handphone ku Low. Sehingga tidak bisa menghubungi Nathan. Aku juga sudah meminta maaf, ketika aku baru pulang.

"Jangan nangis."

Sejak kapan dia sudah disini? Dengan Motor nya? Dan sejak kapan aku sudah berada dihalte? Aku mengusap air mata ku yang terus saja mengalir. Aku menatap jalanan, berdoa semoga saja bus cepat datang.

"Ayok pulang." Ucap nya sambil memegang tangan ku.

Aku menepis nya.

"Lena, gue minta maaf."

Aku melihat, nathan turun dari Motor nya. Lalu dia mengusap air mata ku dengan ibu jari nya. Dan itu justru malah membuat ku semakin ingin menangis.

"Maafin gue ya. Gue cuma kesel, kalo lo deket sama Ical. Jangan nangis lagi, hel." Ucap nya lalu menarik tubuhku kedalam pelukan nya.

Gue ngelakuin itu supaya gue bisa ngelupain lo Nath. Kalo lo kayak gini terus, rasa sayang gue malah bertambah. Jangan ngebuat gue berfikir kalo lo sayang sama gue, karna gue tau itu nggak mungkin.

Aku memeluk nya dengan erat, begitu pun juga dengan air mata ku yang semakin Deras.

"Gue sayang banget sama lo, Helena." Ucap nya lalu mencium puncak kepala ku.

Sakit. Ketika tau orang yang kamu sayang, hanya menyayangi mu layaknya seperti Sahabat.

***

"Maafin gue yaa.." ucap nya sambil memainkan tangan ku.

Kita sekarang sedang duduk dibangku taman.

"Enggak." Ucap ku sambil memakan Ice Cream Coklat kesukaan ku.

"Yaelah, hel. Kan udah gue beliin Ice Cream ."

Aku langsung menatap nya marah.

"Iya iya, bercanda. Dasar tukang marah."

Dia tertawa sangat lebar, sampai lesung pipi nya sangat terlihat. Mata Coklat nya tertutup jika sedang tertawa seperti itu. Dia terlihat sangat tampan, pantas jika banyak yang menyukainya.

"Kok bengong sih, Ice Cream nya meleleh tuh." Ucap nya sambil menjilati Ice Cream ditangan ku.

Perlakuan dia, membuat ku ingin menangis lagi. Kenapa aku sama dia harus sahabatan kayak gini sih? Kenapa kita nggak pacaran aja.

Aku jadi teringat kejadian dikantin tadi. Nathan melupakan ku, karna sedang asik mengobrol dengan Tera. Tiba-tiba dada ku sesak, aku takut Nathan akan meninggalkan ku ketika nanti dia punya pacar. Kenapa aku jadi egois begini sih?

"Kok nangis lagi sih?" Ucap nya dengan wajah khawatir.

"Gue minta maaf, lenaa. Gue janji nggak akan ngomong kayak gitu lagi ke elo. Jangan nangis lagi, okey?" Ucap nya sambil mengusap pipi ku dengan punggung tangan nya.

"Jangan pernah tinggalin gue ya, Nath. Lo harus janji." Kata ku menatap kedua bola mata coklat nya.

Dia terlihat kaget, namun sedetik kemudian dia tersenyum.

"Iya, gue janji. Lagian kan, dulu gue pernah bilang kalo kita akan bareng-bareng terus." Ucap nya tersenyum.

"Kita pulang yuk, udah sore."

Aku hanya mengangguk.

♡♡♡

Our Silly PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang