Part 12.

16 1 0
                                    

Semenjak kejadian tadi malam, helena menjadi Pendiam. Helena mengurung dirinya dikamar, untung nya hari ini adalah hari sabtu jadi dia tidak usah repot-repot membolos.

"Dek, bukain pintu nya dong. Abang mau masuk." Ucap Gilang, sambil mengetuk kamar Helena.

Helena sedari tadi hanya pura-pura tidur. Dia sama sekali tidak berniat untuk bertemu siapa pun.

"Lena.. Please bukain pintu nya." Ucap gilang lagi.

Helena tetap dalam posisinya, sama sekali tidak ingin menjawab panggilan abang nya.

"Helena.. kamu marah sama abang? Kalo abang punya salah, abang minta maaf. Tapi buka-------"

"Berisik ih."

Helena meninggalkan abang nya yang masih diam mematung didepan kamarnya.

Setelah sadar, gilang buru-buru masuk kedalam kamar adik nya. takut, jika nanti pintunya ditutup lagi.

"Mau ngapain sih." Ucap Helena Jutek.

***

"HELENA...." panggil Nathan dari kejauhan, membuat Helena berhenti sejenak lalu menarik nafas dalam-dalam.

"Kenapa?"

Helena menatap Nathan yang sedang mengatur Nafas nya, akibat mengejar Helena tadi.

"Lo daritadi gue cariin kemana aja sih? Lo nggak berfikir untuk ngejauhin gue kan?"

Helena menunjukan novel nya didepan wajah Nathan.

"Gue baca ini tadi diperpus. Kenapa emang nya Cari gue?"

"Kok lo sekarang gitu sih, hel?" Nathan memegang bahu helena. "kenapa? Lo kenapa? Cerita sama gue. Gue Sahabat lo, Hel. Temen kecil lo."

Helena membuang wajah nya kesamping, tidak berniat menatap wajah Nathan sama sekali.

"Nanti kita pulang bareng ya.. udah lama kita nggak main."

***

"Lena.. kita mau kemana nih?" Ucap Nathan sambil mengendarai mobil.

"Kok nanya gue sih.. yang ngajak jalan siapa?"

"Kita ke taman aja ya."

Helena lalu kembali membaca Novel nya. Saat sedang asik membaca, tiba-tiba mobil berhenti.

Helena mendongak. "Udah sampe.." ucap nathan dengan senyum khas nya.

Mereka berdua turun. Lalu duduk dibangku taman yang sering mereka duduki, tidak lupa juga dengan ice cream yang sedang mereka genggam saat ini.

"Lena.." Helena menatap Nathan yang sedang menatap nya juga. "Kemaren gue jalan sama Lyla.."

Jantung Helena berdegup kencang.

Terus kenapa? Kenapa? Kenapa harus bilang sama gue?

"Ya terus? Bagus dong.." Helena tersenyum, terlihat seperti dipaksakan.

"Gue kemarin nembak dia, hel.." Helena mencengkram kuat ice cream yang dipegang nya.

Terus lo mau bilang sama gue, kalo lo sekarang pacaran sama dia? IYA?

"Lo ditolak ya? Kok muka lo mendung gitu.." Helena berusaha untuk baik-baik saja.

Pake basa-basi segala. Mana mungkin orang kayak lo ditolak? Berhenti seakan akan kalo lo baik-baik aja helena!

"Enggak.. Kita udah resmi pacaran kok." Nathan menatap lekat wajah Helena, kemudian melanjutkan perkataan nya "Tapi sebelum itu dia bilang, katanya lo suka sama gue, Hel."

Helena melotot mendengarnya. Lidah nya kelu untuk mengucapkan sepatah kata pun.

"Te-Terus lo percaya gitu?"

"Ya enggaklah. Gue masih inget janji kita, untuk nggak pernah suka satu sama lain." Nathan tersenyum menatap helena. "Dan gue yakin, kalo lo emang nggak suka sama gue. Tapi lo sayang sama gue--sebagai sahabat.."

Nathan tertawa. Sedangkan Helena? Hanya bisa tersenyum miris.

--------------

Gila, gila, gila ..
Niat banget ya gue, malem-malem gini update hehehe ..
Lagi ngerasa galau nih gue ceritanyaaaa .. makanya gue langsung nulis .

Yaudah deh, gue cuma mau ngasih tau ya kalo gue udah nggak jomblo lagi. Wkwkwk .. okee, gue mau ngasih tau kalo cerita ini dikit lagi kayak nya bakal END yaa..
Tapi bingung mau sad ending atau Happy ending nih 😶

Dimulmed itu Nathan yaa 😍😍

Our Silly PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang