Part 9.

23 0 0
                                    

"Ngerasa ada yang beda nggak sih Hel?" Ucap Nathan sambil melihat langit kamarku.

"Beda apa nya?" Ucap ku menatap wajah nya.

Aku tidak pernah tau, kenapa aku selalu merasa nyaman jika didekat nya.

"Sifat gue. Gue ngerasa ada yang beda." Ucap nya sambil menghempas kan badan nya dikasur ku.

Aku duduk disisi ranjang, sambil menatap nya.

"Beda apanya sih? Menurut gue kagak."

Kulihat dia menghela nafas.

"Akhir-akhir ini gue ngerasa ada yang beda dari diri gue, Hel. Apa itu tanda nya...." dia menggantungkan kalimatnya.

"Tanda nya apa??" Ucap ku penasaran.

"Gue pengen mati kali ya? Mungkin udah saat nya." Ucap nya menatap wajah ku.

Mata ku memanas mendengar ucapan nya. Wajah nya sangat datar saat mengucap kan kalimat itu, tapi efek nya sangat besar kepada ku.

Aku kembali mengingat berapa bulan yang lalu, saat dia masuk ke rumah sakit karna kurang Protein. Wajah nya kelihatan sangat pucat, dia lemah tidak berdaya, tapi masih bisa tersenyum saat aku menangis dihadapan nya.

"Nggak Boleh!" Ucap ku sedikit berteriak.

Dia kelihatan bingung.

"Gue nggak mau lo Pergi! Nggak boleh!" Air mata ku jatuh tanpa bisa ku cegah.

"Lo nggak mau gue Mati, hel?" Ucap nya sambil tersenyum.

"Ya nggak lah!" Ucap ku sambil menghapus air mata dengan punggung tangan ku.

Dia memberhentikan tangan ku, lalu mengusap pipi ku dengan tangan nya.

"Jadi nambah sayang sama, Lena." Ucap nya lalu memeluk ku.

Aku terdiam sambil menikmati dekapan ini.

"Tapi kalo misal nya ucapan gue bener gimana?" Ucap nya masih memeluk ku.

Aku mencubit punggung nya.

"Jangan pernah ngomongin hal kayak gini lagi! Gue nggak mau."

Dia terkekeh.

"Makasih ya, udah perhatian sama gue."

♡♡♡

'Kapan ya gue bisa jadi pacar nya Nathan!'

'Kak Nathan Ganteng nya emang kebangetan.'

'Liat deh, dia keringetan malah nambah bikin ganteng.'

'Udah ganteng, jago maen Basket lagi!'

Aku hanya tersenyum mendengar celoteh-celoteh para wanita disekolah ini.

Itu semua udah biasa.

Aku menatap seseorang yang sedang bermain basket dilapangan. Disiang yang sangat panas ini, bisa-bisa nya dia bermain Basket. Dari dulu memang tidak pernah berubah.

"Len, emang nya Nathan lagi deket sama cewe?" Ucap Tera, membuat ku menoleh kepada nya.

"Emang nya iya?"

"Lah, lo gimana sih. Lo kan sahabat nya, masa iya enggak tau."

"Cuma Hoax doang kali."

Aku berusaha untuk tidak memperdulikan ucapan Tera.

"LIAT TUH..." ucap Tera Heboh, dia menunjuk ke arah lapangan.

Sontak aku menatap arah yang dia tunjukan.

"Kenapa sih?" Ucap ku tidak mengerti.

"Liat itu Nathan lagi duduk bareng cewe. Dia kan nggak pernah duduk bareng cewe, selain lo."

Aku merasakan nya. Ya, Nathan sedikit Berbeda.

"Kalo nggak salah, nama tuh Cewe Lyla. Anak XIPA2, adek kelas kita."

Oh, Lyla. Cantik.

"Terus kenapa kalo dia deket sama cewe? Bagus dong, berarti Normal."

"Ck! Sampe kapan sih lo mau Bohong sama gue, len?" Ucap Tera menatap ku sedih.

"Tera, Please ya. Kita tuh cuma sahabat. Nggak lebih."

Karna kalo kita lebih dari sahabat, itu nggak akan pernah terjadi.

"What Ever."

♡♡♡

DiMulmed gambar nya Nathan sama Helena yaaa

Our Silly PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang