Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Ketika dalam suasana khalwat sedapat mungkin membatasi diri untuk tidak membual dan banyak ketawa.
Justru yang paling baik dilakukan ialah mengedepankan susana batin khauf (takut) daripada pengharapan (raja').
Kalau perlu lebih banyak menangis dan melakukan muhasabah, membayangkan, dosa dan kekeliruan hidup yang dilakukan di masa lampau.
Keenam, menafikan dari berbagai pikiran karena pikiran yang aktif akan menyedot energi sehingga cepat lapar dan dahaga. Berpikir sejam dalam arti mengerahkan olah nalar sama dengan mencangkul sawah setengah hari.
Akan tetapi, melakukan riyadhah berjam-jam tidak menyedot energi. Begadang semalam di atas sajadah melakukan tadzakkur tidak menyedot energi sehingga di siang hari tidak mengakibatkan efek mengantuk dan loyo.
Bandingkan kalau berpikir semalaman sekujur badan lelah di siang hari dan pasti mengantuk. Riyadhah dan mujahadah di dalam khalwat justru bisa menyembuhkan sejumlah penyakit, baik penyakit fisik maupun psikis, karena kita dalam posisi plong tanpa beban. Apalagi jika khalwat dilakukan di tempat sepi, sejuk, dan bebas dari polusi.
Ketujuh, beramal terus-menerus tanpa henti-hentinya. Ini dilakukan dalam suasana khalwat. Mungkin ini diatur waktu dengan baik. Di siang hari banyak berinteraksi dengan masyarakat setempat atau berbuat baik merawat dan bersahabat dengan lingkungan hidup, seperti banyak menanam dan memupuk pohon dan tanaman.
Melakukan tadabur alam, membaca ayat-ayat alam semesta sambil menambah kedekatan diri dengan sesama makhluk. Di malam hari melakukan takhannus dan tadzakkur di atas sajadah. Seusai menjalani khalwat, muncul etos kerja baru yang ikhlas dan lebih produktif.
Ketika "turun gunung", selesai melakukan khalwat secara formal, khalwat secara informal terus dilakukan. Khalwat informal tidak perlu lagi mengasingkan diri di sebuah tempat dan dalam waktu yang khusus, tetapi di mana pun dan kapan pun spirit khalwat melekat dalam hati dan pikiran kita.
Orang seperti ini akan mengakhiri hidupnya di dalam "Gua Hira", "Gua Kahfi ", atau di "Depan Ka'bah". Mereka dijemput kehadirannya di alam Barzakh oleh para malaikat penjaga surga.
Red: Chairul Akhmad
#kolom nasaruddin umar #jalan hidup salikin
KAMU SEDANG MEMBACA
JALAN HIDUP SALIKIN
ДуховныеKumpulan tulisan prof.dr Nasaruddin Umar yang berjudul jalan hidup salikin yang dimuat dalam kolom republika online... (sementara ini dulu rinciannya) Maksud ku ini berisi kumpulan kopian tulisan berjudul Jalan Hidup Salikin yang aku copy dari sit...