Jalan Hidup Salikin (14)

287 14 0
                                    

Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar

Kualitas
Kualitas perjalanan yang diidealisasi dalam ayat ini ialah yang bisa membangkitkan kesadaran hati dan pikiran secara paralel.

Orang-orang arif yang diberi kemampuan mukasyafah oleh Allah dapat melihat sesuatu tanpa menggunakan kornea mata dan dapat mendengar tanpa melibatkan gendang telinga, serta dapat merasakan tanpa menggunakan sensor perasa pancaindra.

Anjuran untuk melakukan perjalanan juga diungkapkan di dalam ayat lain. "Dan apakah mereka tidak memerhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."

"Katakanlah, 'Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS al-Ankabut [29]: 19-20).

Perintah untuk melakukan perjalanan spiritual di dalam Alquran tidak kurang dari lima ayat, yang secara tegas keseluruhan ayat itu meminta kita untuk merekam makna lahiriah dan makna batin dari fenomena yang ditangkap di sepanjang perjalanan.

Jika seseorang mampu mengelola informasi dan sinyal yang diamati sepanjang perjalanan, maka yang bersangkutan akan mendapatkan kebahagiaan yang luar biasa.

Mereka akan memperoleh kebahagiaan dunia, terlebih nanti di akhirat. Karena, mereka telah betul-betul matang secara spiritual. Mereka tidak lagi tergantung kepada ustaz atau mursyid. Mereka sudah mampu menfasilitasi dirinya sendiri.

Termasuk, melaksanakan perjalanan spiritual sendiri tanpa pengawalan mursyid atau syekh. Ada baiknya kita mencicipi bagaimana seninya melakukan pengembaraan spiritual (spiritual jouney/safar).

Red: Chairul Akhmad

#kolom nasaruddin umar #jalan hidup salikin

JALAN HIDUP SALIKINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang