"selamat datang! Semoga kalian menikmati perjalanan mesin waktu ini!" terdengar suara dari sebuah speker di sebelah pintu masuk yang bertuliskan Time Machine Story setelah kami menginjak lantai berwarna Pink Pastel. Lantai sensor mungkin?
"Halo! Ambil kacamata waktu ini. Semoga kalian puas!" sapa seorang penjaga ketika kami masuk. Lalu dia menyodorkan kacamata untuk kami masing-masing mendapat satu kacamata yang jika digabungkan menjadi ada tiga kacamata... Waktu?
Aku menggunakannya. Aku melihat deretan angka tahunan yang berkisar dari sekarang sampai 1940?! Memangnya sekolah ini sudah dibangun? Setua itukah? Bukannya ini 2016?! Sekolah ini memang sangat aneh! Rosetta memencet tombol 1984 lalu tombol 'Start'. Saat aku memasuki Ruang utama... semuanya terlihat tua! Padahal dari depan gedung ini terlihat sangat Moderen.
"Ros, Zap, aku ingin bertanya" panggilku.
"ya?" jawab mereka bersamaan.
"kenapa Kacamata ini dinamakan kacamata waktu? Kenapa didalam sini terlihat begitu kuno? Padahal dari luar gedung ini terlihat keren sekali! Dan... kapan jawabanku tentang Bukit-bukit itu terjawab?" aku ungkapkan semua sekaligus tentang hal yang belum pernah aku lihat.
"apa kau bisa sabar sedikit?" tanya Zappelin.
"tenang saja, perlahan semua yang kau pertanyakan akan terjawab." Ucap Rosetta.
"baiklah. Tapi, bisa dijawab sekarang?" tanyaku tak sabar.
"1. Apa kau melihat aku memencet salah satu tombol waktu tahun? Tentu saja kau melihatnya! Nah, saat aku memencet tombol 'Start', di pintu itu ada sebuah portal waktu tak terlihat. Kacamata dan sarung tangan itu memiliki sensor terhadap portal itu. Sehingga, menyimpan data pengatur penglihatan lewat Kacamata ini sesuai waktu yang dituju. Coba kau lepas kacamatanya!" suruh Zappelin setelah menjelaskan.
Aku melepaskan Kacamata sesuai yang diperintahkan.
Semuanya, lebih modern dari yang aku kira!
"Keren!" seruku.Lalu aku memakai Kacamata itu lagi.
"ketiga. Ikut Aku, diam, sampai aku menyuruhmu melihatku, mendengarku dan juga menanyaiku." Lanjutnya singkat dan padat.
"baik" balasku yang tak tahu apa-apa.
"nah, lihatlah layar ini! Ini adalah Peta daerah Amazical Academy." Tunjuk Zappelin ke sebuah layar.
Disitu, aku melihat bangunan, bukit, dan hutan beserta namanya. Aku teliti baik-baik peta itu dan...
"Sekarang aku mengerti! Bukit itu dinamai sesuai nama-nama Dewi-dewi Yunani yang utama. Semakin ke kiri semakin tua. Yang sebelah kiri, Hestia, yang tengah, yaitu dewi utama kedua, Demeter, dan yang ketiga, dewi utama termuda, Hera. Dan tempat dimana Gwen, Alice, dan Cheers berada, diapit Bukit Demeter dan Bukit Hera." Jelasku setelah mengerti.
"tepat!" seru Rosetta dan Zappelin bersamaan sambil menjentikkan jari.
"oh iya, satu hal lagi yang akan aku jelaskan padamu, sekolah ini dibagi menjadi empat bagian. Bagian atas kiri, daerah Dewi Fortuna, bagian atas kanan, daerah Dewi Athena, bagian bawah kiri, daerah Dewi Aphrodite, bagian bawah kanan, daerah Dewi Artemis. Sekolah ini dibagi seperti itu supaya bagian petugas penjagaan, kebersihan, dan juga petugas kelas lebih mudah mengontrol. Dengan cara, setiap daerah, memiliki organisasi penjagaan, kebersihan, dan petugas kelas yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan para Anggota Pengawasan yang semuanya terdiri dari unsur murid dengan satu guru pengawas yang membantu mereka." Jelas Rosetta.
"unik" seruku.
"begitulah" balas Zappelin.
"ayo kita lanjut berkeliling!" ajak Zappelin.
"ayo!" balasku. Lalu kami berkeliling sampai puas dan melakukan perawatan kecantikan di House of Relax. Aku senang sekali mempunyai teman seperti mereka.
Setelah kami puas dan matahari tenggelam, kami kembali ke Asrama yang terletak di daerah Dewi Artemis.
Aku sudah tidak sabar akan mencoba kelas baruku. Dan juga... Lomba Bulutangkisnya! Ah, entahlah. Pokoknya, setelah lomba, aku pulang hari Selasa. Aku akan mengikuti kelas sore.
"Zappelin, Rosetta, besok aku akan menghadiri lomba Bulutangkis di Sumatra. Kalian doakan aku ya, semoga aku bisa membawa pulang medali emas...?" pintaku.
"tentu! Semoga besok kau sukses ya! Karna sekarang sudah jam delapan malam, sebaiknya kau istirahat untuk esok saja!" suruh Zappelin.
"semoga besok kau sukses! Aku setuju dengan saran Zappelin" balas Rosetta.
Setelah aku mengobrol sedikit dengan Zappelin dan Rosetta seputar lomba, aku terlelap... hanyut dalam kelelahan...
Kring...!
"lombanya!" aku langsung melompat dari ranjang dengan semangat membara.
Aku segera bersiap ke kamar mandi. Sedangkan Zappelin dan Rosetta yang sedang tertidur lelap karna waktu masih menunjukkan pukul 04.30 terbangun karna alarm yang sengaja aku set jam segitu. Karna mereka biasa bangun pada jam 05.00. Mereka juga terbangun karena jeritanku... sih... hihihi...
Jam 05.30, aku, Zappelin, dan Rosetta sarapan di meja makan. Kami makan Roti bakar, Susu, dan juga apel. Khusus aku yang akan lomba, aku disuruh makan nasi dengan telur mata sapi. Kami makan sambil bercanda.
Jam 06.10, kami semua berangkat ke tujuan masing-masing.
Aku berangkat dijemput oleh Papaku. Aku pergi bersama seorang guru dari Carnation Girl Sport School juga. Karna aku berlomba masih mewakili Carnation Girl Sport School.
"ya udah, Lily, kamu hati-hati ya, semoga lombanya sukses. Kamu nurut lho, sama Pak guru!" suruh Papaku ketika kami sampai di Bandara menuju ke Sumatra.
"iya Pa..., Lily kan bukan anak kecil lagi" balasku.
"iya. Yaudah, Papa berangkat kerja dulu ya...? Lily inget lho, pesan Papa!" ucap Papaku.
"yaudah Pa. dadah Papa!" ucap ku sambil melambaikan tangan. Lalu Papaku melaju.
Hah..., kamu bisa Lily! Harus bisa! Yakin, Optimis, Kerja Keras! Batinku sambil mengingat-ngingat slogan sekolahku.
"perhatian, pesawat Fastest Fly 5781 keberangkatan Bandara BJ Habibie, Sumatra, akan berangkat 10 menit lagi, harap semua penumpang menaiki pesawat! Pintu pesawat akan ditutup 5 menit lagi" ucap petugas melalui speker.
Pesawat yang barusan disebutkan adalah Pesawat yang akan aku tumpangi.
"Pak Glen, itu pesawat kita akan berangkat" ucapku mengingatkan Guruku.
"iya. Ayo kita segera menuju ke pesawat!" ajak Pak Glen. Aku mengangguk. Akhirnya, aku menaiki pesawat menuju Sumatra.
Sumatra, I'm coming!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazical Academy
FantasyLily, Gadis Atlet yang ditakdirkan menjadi gadis anggun, merasa kebingungan dengan semua yang terjadi di sekolah barunya. tapi, lama-kelamaan di terbiasa dan mengalami perubahan yang tak terduga! apa jadinya jika seorang atlet bulu tangkis terkenal...