"kamu deg-degan nggak, ikut lomba ini?" tanyaku.
"ya lumayan, tapi aku yakin pasti bisa" ucapnya percaya diri. Dia optimis banget. Nggak kayak aku yang udah pesimis duluan.
"emang bener sih, 'kita tidak akan mengetahui hasilnya sebelum kita mencoba' itu kata pepatah kan?" ucapku basa-basi.
"Right!" balasnya.
"kamu ngapain aja untuk mempersiapkan diri untuk lomba ini?" tanyaku.
"latihan fisik dengan lari 1 kilometer setiap bangun tidur, latihan bulu tangkis tentunya, makan teratur dengan gizi seimbang, tidur cukup, dan mempelajari teori-teori bulu tangkis sambil mempraktekkannya" jawabnya.
Pantas saja dia ranking dua, usahanya saja sebesar itu. Nggak kayak aku yang cuma latihan bulu tangkis pagi sore sama tembok, sama baca teorinya tanpa dipraktekkan. Tapi, untung saja karna disana tiga hari, yaitu hari pertama dan kedua untuk menentukan pasangan wakil dari setiap provinsi, dan hari ketiganya untuk memilih wakil Indonesia dalam ajang Bulu Tangkis tingkat dunia. Untungnya, yang berasal dari daerah jawa tengah di lombakan di hari kedua. Sehingga di hari pertama dan kedua, aku bisa melakukan lari satu kilometer pada pagi hari setelah bangun tidur seperti yang dilakukan Layla untuk latihan fisik, beserta makan teratur gizi seimbang selama dua hari itu dengan tanpa makanan yang terlalu banyak lemak, dan juga melakukan tidur siang dalam dua hari itu.
"oh, begitu. Pantas saja kamu bisa ranking dua" pujiku.
"nggak juga kok. Dukungan dari orang-orang untuk kamu dan juga kepercayaan diri. Itu juga penting." Balasnya menasihati. Kayaknya, Layla ini orangnya bijak, baik, pinter, udah cantik lagi, tambah sopan, ditambah lagi pekerja keras. Sempurna bangetlah!
"makasih nasihatnya" ucapku.
"sama-sama. Aku cuma membagi ilmu aja." Ucapnya rendah diri. Aku jadi makin kagum dengannya. Idola baruku.
"oh iya, katanya nanti kita nyampe jam 02.30" ucapku memberi tahu.
"gitu. Yaudah, kita makan dulu yuk! Berhubung udah jam 12.30" ajak Layla.
"oh iya, yuk!" ajakku balik.
Akhirnya kami memesan makanan. Aku memesan Steak, dan salad buah dengan es krim, beserta minuman Hot Chocolate karna berhubung di pesawat dingin karna AC. Sedangkan Layla memesan nasi dengan ayam crispy dan Hot Lemon Tea dan juga salad buah dan sayur hanya dengan minyak zaitun dan minyak kelapa sawit.
Benar-benar simbang.
Pikirku tentang makanan Layla.
Lalu aku dan Layla memakan makanan yang sudah kami pesan. Layla tampak sangat lahap memakan saladnya yang menurut aku... hambar rasanya.
"kamu suka salad buah sayur kayak gitu? Kamu nggak mual makan buah dan sayur cuma dicampurin minyak gitu?" tanyaku.
"nggak kok, enak kok rasanya. Kok, kamu makannya gitu doang, nggak sama nasi?" gantian Layla bertanya.
"ng... nggak pingin makan nasi nih" jawabku.
"oh. Yaudah" balasnya. Lalu kami melanjutkan makan dengan lahap.
"I'm done!" panggilku pada pramugari. Lalu seorang pramugari mendatangiku.
"kok kamu cepet banget sih makannya?" tanya Layla. Aku lihat, cara makan Layla sangat sopan.
"hehehe..." ucapku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"okay" ucap Pramugari yang menghampiriku sambil membersihkan alat makanku.
"me too" ucap Layla sambil menunjukkan piringnya yang sudah bersih.
"wait for minute" jawab sang Pramugari. Setelah Pramugari selesai membersihkan alat makan kami, dia kembali.
"apa ya yang dilakukan sama guru kita?" tanyaku penasaran.
"I don't know" jawab Layla. Karna penasaran, aku menengok ke belakang. Ternyata Pak Glen dan Pak Iggy sedang bermain catur.
"hahaha...!" aku dan Layla tertawa geli melihat mereka yang sedang heboh bermain catur.
Setelah berhenti tertawa, aku menanyakan sesuatu kepada Layla.
"Layl, in Sumatra, wont you go shopping with me?" tanyaku.
"okay. But in free time okay?" balas Layla.
"okay" jawabku.
"Lily, want you telling me about your school? Kamu belum memperkenalkan diri dengan lengkap lho..." pinta Layla.
"oh iya, ya. Aku bersekolah di Amazical Academy di Pekalongan daerah Green Hills. Aku tinggal di Asrama Amazical Academy. Disana, aku mempunyai 5 teman. Yaitu, Zappelin, Rosetta, Cheers, Alice, dan Gwen. Kalau rumah asliku di Jl. Mawar Kasih, Kedungwuni, nomer 571. Dirumah, aku tinggal bersama Papa, Mama, dan Thalita, adikku. Kalau kamu?" tanyaku.
"wah, sama dong. Tapi kalau aku tinggal di Apartemen Blue Spphire di Pekalongan kota dekat dengan alun-alun. Di Jl. Melati Putih, apartemenku nomer 304. Aku tinggal sama Papa, Mama, sama satu kakak laki-laki, dan dua adikku. Yang satu laki-laki, yang satu perempuan. Kakakku bernama Kevin, sedangkan adik-adikku bernama Peter dan Lindsay." Jawab Layla.
Lalu kami mengobrol mengenai kehidupan kami masing-masing.
"perhatian bagi seluruh penumpang! Sebentar lagi pesawat akan mendarat, harap semua mengenakan sabuk pengaman! Attention! Just for minute, Plane are taking off, please use your seat belt!" suara dari pengeras suara terdengar memperingatkan. Ternyata tak terasa sudah sampai.
"Lily, use your seat belt" ujar Layla memeringatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazical Academy
FantasyLily, Gadis Atlet yang ditakdirkan menjadi gadis anggun, merasa kebingungan dengan semua yang terjadi di sekolah barunya. tapi, lama-kelamaan di terbiasa dan mengalami perubahan yang tak terduga! apa jadinya jika seorang atlet bulu tangkis terkenal...