sembilan

319 24 0
                                        

Sisi mengerjapkan matanya beberapa kali mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk tepat dipupil matanya. Tangannya terulur untuk memijat pelan bagian kepalanya yang masih terasa pusing.

"Hmm, ini dimana?" Gumam Sisi pelan.

Digo yang sedari tadi memang berada disamping Sisi menarik kedua ujung bibirnya membentuk senyum yang sangat manis melihat Sisi, wanita yang entah dari kapan sudah memenuhi seluruh ruang dihatinya telah sadar dari koma nya.

"Sisi?" Panggil Digo pelan.

Sisi menoleh. Ia tersenyum kecil melihat Digo ada disini, disampingnya.

"Mau minum?" Tanya Digo lembut yang diangguki oleh Sisi.

Dengan cepat Sisi melahap abis segelas air putih yang kini sudah berada digenggamannya.

"Udah?" Tanya Digo saat melihat Sisi menjauhkan gelas dari bibirnya.

Sisi hanya mengangguk. Digo mengambil gelas itu lalu diletakannya kembali ke atas nakas yang berada tepat disamping ranjang rumah sakit yang ditiduri Sisi diatasnya.

"Digo?"

"Ya? Kenapa? Ada yang sakit? Biar gue panggilin dokter."

Sisi menggeleng cepat membuat Digo menatapnya heran.

"Ga, gue gapapa. Mm, Digo? Kenapa gue bisa ada disini?"

Dahi Digo mengkerut mendengar pertanyaan gadis dihadapannya ini. Apa ia tidak ingat apa yang menyebabkan ia berada sini?

"Lo ga inget?"

Terlihat Sisi sedang berfikir keras atas apa yang telah terjadi padanya yang membuatnya berada disini.

"Pr-prilly? Prilly mana? Gue belom minta maaf sama dia. Prilly mana?" Tanya Sisi saat ia berhasil mengingat mengapa ia bisa berada disini. Digo menegang. Ia harus apa sekarang? Apa yang harus ia katakan pada Sisi? Haruskah ia berbohong, lagi?

"Digo? Ko lo diem aja, si?" Sahut Sisi kesal karena merasa diabaikan.

"Ah, eng-engga. Yaudah, sekarang lo jangan mikir yang macem-macem dulu. Lo baru sadar dari koma. Jadi jangan banyak pikiran dulu. Okey?" Jelas Digo sembari membantu Sisi merebahkan kembali tubuhnya yang tadi terduduk.

"Koma?"

"Iya, lo koma. Mm, sekitar 2 minggu."

Sisi terbelak kaget. Dirinya koma? Dua minggu?

"Udah ya? Jangan difikirin lagi. Kan yang penting lo udah sadar sekarang." Sahut Digo yang hanya dijawab anggukan oleh Sisi.

"Bentar, gue panggilin dokter dulu biar nge-cek gimana keadaan lo saat ini." Lanjut Digo yang kemudian beranjak meninggalkan Sisi yang masih bingung dibuatnya.

***

"Gimana, dok? Gimana keadaan Sisi saat ini?" Tanya Digo pada Dokter Farid yang baru saja selesai memeriksa keadaan Sisi.

"Perkembangan yang cukup baik. Sisi baik-baik saja saat ini. Tidak ada luka serius yang perlu dikhawatirkan. Saat ini Sisi hanya perlu istirahat total agar tubuhnya benar-benar bisa kembali stabil. Tapi, saya sarankan Sisi tidak diperbolehkan memikirkan banyak hal. Luka dikepalanya masih belum pulih total. Dikhawatirkan jika Sisi banyak fikiran, itu akan membuatnya semakin drop dari sekarang ini." Jelas Dokter Farid sembari menatap lekat Digo dan Sisi bergantian.

Digo hanya mengangguk paham mendengar penjelasan Dokter Farid. Begitupun Sisi.

"Nanti akan ada suster yang akan mengantarkan makanan juga obat yang harus dikonsumsi oleh Sisi. Ini, resep obat yang harus kamu tebus jika Sisi sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit." Jelas Dokter Farid, lagi. Sembari menyerahkan secarik kertas kecil yang berisikan resep obat. Digo megulurkan tangannya menerima resep obat yang Dokter Farid berikan.

"Baiklah, saya permisi dulu kalau begitu. Jika ada apa-apa, cepat panggil saya." Pamit Dokter Farid yang kemudian beranjak meninggalkan Digo dan Sisi diruang rawat inap Sisi setelah keduanya mengucapkan terima kasih.

"Ali, lo ngapain kesini?" Tanya Digo heran melihat Ali berada disini. Bagaimana Ali bisa tahu Sisi berada disini?

"Gue bosen dikamar gue. Yaudah, gue kesini deh." Jawab Ali singkat.

"Darimana lo tahu Sisi ada diruangan ini?"

Ali hanya mengangkat bahu acuh mendengar pertanyaan Digo. Ia melangkahkan kakinya ke arah sofa yang berada diruangan ini.

"Lo emang udah sehat pake kesini segala?" Tanya Digo lagi yang sama sekali tidak mendapat jawaban dari Ali.

Ali merebahkan tubuhnya lalu memejamkan matanya enggan menjawab segala pertanyaan tidak penting yang Digo lontarkan untuknya. Digo hanya menghela nafas kasar melihat tingkah kakak semata wayangnya ini. Sedangkan Sisi, ia hanya tertawa kecil menyaksikan drama singkat bertemakan adik-kakak yang tengah bertengkar ini.

***

12 April 2016
-Adinda Soraya.

Gamau ngomong banyak,smoga terhibur ya? Vomment nya di tunggu!!!!! Lafyu!muah.

Semua Karena CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang