5 : Maybe, I Love You...

1.3K 133 39
                                    

.
Kejadian yang tak disengaja itupun membuat mereka berdua membisu. Mata mereka menatap satu sama lain. Mungkin suara gemuruh kupu-kupu terdengar di dalam sana. Luhan maupun Joohyun sangat sangat terkejut dengan kejadian ini. Seorang luhan tak sengaja memcium bibir cherry nya karena sebuah insiden kecil.

Tak selang beberapa lama, Bomi datang dan melihat semuanya, muka nya merah bagai api yang sedang berkobar. Ia mulai mendekati luhan dan Joohyun. Dengan segera luhan berdiri dan membantu Joohyun untuk berdiri juga.
"Oppa !!" Hentak Bomi. Ia benar-benar dalam keadaan marah.
"Wae? Sejak kapan ka ..."

PLAAKK!

Satu tamparan keras si pipi Joohyun. Bomi menampar pipi gadis itu. Luhan? Tentu ia sangat terkejut melihatnya. Bomi mulai menyerang Joohyun tak karuan, sekarang yang ada dalam pikirannya hanyalah menghabisi Joohyun. Ia menarik rambutnya, mendorongnya sampai siku tangannya mengenai ujung tajam pada meja.

"Kau!" Bomi hendak melayangkan tamparan sekali lagi, tapi dengan cepat luhan menepis tangannya.

"Bomi cukup !! Apa yang kau lakukan ?? Lihat kau membuatnya terluka !!"

Bomi tak habis pikir jika luhan membela Joohyun ?? Oh gosh!
"Oppa! Aku melakukan ini karena aku benci dia dekat denganmu !! Kau bahkan menikahinya !! Aku selalu menunggumu untuk meninggalkannya, tapi kapan ?? Kau bahkan berjanji akan segera menceraikannya !!"

Joohyun terdiam mendengar penuturan Bomi. Menceraikannya ?? Joohyun sudah tahu itu, ia bahkan mendengar percakapan mereka pada malam pernikahan mereka.
"Sebaiknya, kalian lanjutkan saja pembicaraan kalian. Aku akan mengobati lukaku."

Luhan menggenggam lengan Joohyun, dan itu membuat Joohyun terkejut, apalagi Bomi.

"Tidak !! Bukan kau yang pergi" ujarnya sambil menatap Bomi dengan tajam.
Bomi tertawa tak mengerti, "Apa maksudmu berkata seperti itu sambil melihatku?"

Luhan semakin mempertajam tatapannya, saat ini ia tidak ingin melihat Bomi berada di depannya.

"Apa masih belum jelas? Kau, keluar !!" Luhan mendorong Bomi untuk keluar dari rumahnya. Bomi tak henti-hentinya mengumpat tak jelas. Luhan tak menghiraukannya.

Joohyun mematung dengan memegang siku nya yang mulai di aliri /? Darah. Luhan segera menyuruhnya untuk duduk, dengan cepat ia mengambil obat pembersih luka dan plester. Joohyun mengamati intens gerakan luhan saat ia mulai mengobati lukanya. Suara rintihan terdengan di mulut Joohyun.

"Sakit ??" tanya luhan.

Joohyun hanya mengangguk dengan rencana. Ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakitnya.

***

Bomi membuka pintu cafe itu dengan kasar, ia langsung duduk berhadapan dengan Woojae. Pria itu dengan tenang nenyeruput Coffe Latte yang sedari tadi ia pesan, ia sudah hafal gerak-gerik Bomi jika seperti ini.

"Ada masalah dengan luhan?" tanya Woojae dengan tenang.

"Aku membencinya !! Tak bisakah kau cari cara agar luhan berpisah dengan wanita itu?"

"Hei, kau masih belum bosan mengincarnya aaa maksudnya hartanya?"

Bomi menatap Woojae dengan sinis. "Sebelum aku mendapatkannya, aku takkan menyerah!"

"Mengapa kau bersikeras mendapatkannya. Apa yang aku kasih selama ini masih kurang?" tanya Woojae.

"Selain properti, aku membalas dendam ayah ku. Dulu ayahku adalah pengusaha yang sukses. Namun, perusahaan ayahku kalah dengan perusahaan ayah luhan. Sejak saat itu ayahku mengalami masa failed. Ayahku menjadi gila. Kau tahu .. Ia selalu meneriakki nama ayah luhan dengan keras, sampai akhirnya ia meninggal "air mata Bomi mengalir jika ia menceritakan kisah ayahnya. Ayahnya memang tidak menyuruhnya untuk melakukan dendam ini, tapi itu lah yang ingin membalas kematian ayahnya.

The MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang