11

70 12 0
                                    

Ku kembali sejak terkurung lama dalam kesibukan. entahlah aku rasa part kali ini makin gaje, makin gak jelas. yg pasti selamat membaca ya. (WARNING! Dimohon baca ulang ff ini dari part awal karena ku rasa kalian udah sedikit lupa jalan cerita ff ini) wkwkwk

***

Semuanya terlihat menunggu dokter yang merawat Chanyeol keluar, raut khawatir tertera jelas di wajah mereka. kejadian Chanyeol tadi membuat semuanya nampak begitu ketakutan. bagaimana tidak? Chanyeol terlihat kejang-kejang dan membuat panik semuanya.

Dokter Wendy pun keluar dari ruangan itu.

"Bagaimana dengan adikku?" tanya Yoora yang tampak begitu gelisah sembari menunggu jawaban dokter Wendy.

"Ia telah berhasil melewati masa kritisnya, syukurlah Tuhan masih mengizinkannya untuk bernapas. Kira-kira beberapa hari lagi mungkin ia akan tersadar" sanggah Wendy.

Yoora akhirnya dapat bernafas lega saat mendengar perkataan Dokter Wendy. Akhirnya adik kesayangannya itu dapat melewati masa kritisnya dan akan tersadar.

***

Joohyun terlihat tengah berada di dapur, ia memasak beberapa makanan kesukaan Luhan. Nampak bahan masakan yang berantakan di meja dapur itu. Ia tampak hati-hati saat menggunakan pisau dapur yang begitu tajam saat mengiris beberapa bawang merah. Tentu saja ia tak ingin jari mulusnya terluka.

Wangi masakan itu sudah benar-benar tercium di dalam ruangan itu, bau sedap yang rasanya siapapun segera ingin merampas makanan itu dan melahapnya hingga habis.

Joohyun mengatur beberapa makanan dan meletakkannya di atas meja makan. Ia pun segera menuju kamar suaminya yang masih tertidur pulas dengan selimut yang hampir menutupi seluruh tubuhnya.

Tubuh mungilnya itu mendarat diatas kasur untuk membangunkan Luhan. Ia membuka selimut berwarna putih yang menutupi tubuh suaminya. Ia melihat wajah suaminya yang masih tertidur begitu pulas. Tangan lembutnya membelai rambut suaminya dengan pelan sembari berkata, "Oppa, bangunlah. Ini sudah pagi. Aku sudah menyiapkan sarapan"

"Eungh" Lenguh Luhan.

Luhan pun terbangun, mata sayu nya menangkap sosok perempuan cantik yang tak lain adalah Joohyun –istrinya- sedang menatapnya. "Wae?" Tanya Luhan.

"Sarapan. Sudah pagi nih"

Luhan pun beranjak dari kasurnya dan langsung saja mengecup bibir cherry Joohyun dan tentu saja Joohyun terkejut. "Morning Kiss" ujar Luhan yang membuat pipi Joohyun sudah berubah kemerahan.

"Cepatlah mandi dan sarapan"

"Baiklah"

Luhan pun mengambil handuk birunya dan menuju kamar mandi.

Joohyun pun langsung menuju meja makan dan menunggu Luhan disana.

..

"Whoaa kau masak banyak sekali" ujar Luhan yang terpaku melihat makanan-makanan kesukaannya tertata rapi diatas meja. Bau sedap yang keluar dari makanan-makanan itu membuat selera makannya tinggi.

Ia pun segera duduk dan menyambar beberapa makanan dan memakannya dengan lahap.

"Pelan-pelan, nanti kau tersedak" seru Joohyun.

"Uhuuk" baru saja sedetik Joohyun memberi peringatan kepada Luhan sudah tersedak, dan yah beberapa nasi yang berada dalam mulutnya mencuat keluar dan mendarat mulut di baju Joohyun.

"Astaga, maafkan aku"

"Aniya, tak ap... huek" Joohyun terlihat mual, entah mengapa ia merasa jika sekarang perutnya merasa seperti di pukul, sakit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang