10

276 31 1
                                    

ALohaaaaa.... Hyemi comebackkk. ada yang kangen gak? kangen gak sama ff ini? haha. mian udah buat kalian menunggu SANGATTTTT LAMA. efek UN. dan sekarang udah bebas (yeayyyyy) jadi bisalah melanjutkan FF ini. yowes drpd lama nunggu langsung aja ya...
.

.
.
.
.
Seminggu sudah kejadian itu berlalu, keadaan Joohyun mulai membaik, namun Luhan dan Chanyeol masih dalam keadaan kritis. Joohyun tak henti-hentinya berdoa agar suami dan sahabatnya itu bisa  melewati masa kritis.
Ia melihat tubuh suaminya dengan tatapan sedih, beberapa alat medis berada di tubuhnya. "Oppa, aku akan menunggumu. Cepatlah sadar..."

Joohyun mencium kening suaminya, ny. Lu melihat menantunya membuatnya ingin menitikkan air mata. Betapa ia terharu melihat begitu besarnya Joohyun mencintai Luhan.

"Eommonie, aku akan menjenguk temanku" ujar Joohyun yang disahut dengan anggukan dari ny. Lu

Ny. Lu sudah paham jika Joohyun selalu menjenguk temannya -Chanyeol-
Joohyun selalu mendatangi ruangan Chanyeol. Seperti biasa,  ia melihat Yoora tengah tertidur di atas sofa dengan nyenyak. Ia berjalan dengan pelan, agar tak membuat Yoora terbangun.

Dilihatnya tubuh Chanyeol yang hampir mirip dengan keadaan Luhan. Selang medis menancap dalam tubuhnya.

"Chanyeol-ah. Aku merindukan kau yang dulu, ceria bukan seperti ini. Kapan kau akan membuka matamu?" Air mata Joohyun menetes. Ia tak kuasa melihat keadaan Chanyeol -yang mungkin lebih parah dari Luhan-

Krek!!

Pintu terbuka, masuklah sosok wanita berjas  putih. "Ah, kau rupanya" ujarnya

Wendy -dokter- datang. Ia  melihat  Joohyun tengah menjaga Chanyeol.

Ya, mereka saling mengenal karena Wendy adalah dokter yang merawat Chanyeol. Joohyun juga sering mengajaknya mengobrol.

"Bagaimana keadaan suamimu?" Tanya Wendy sambil memeriksa keadaan Chanyeol.

Joohyun menghela nafas sejenak, "Sama seperti kemarin, belum ada tanda-tanda ia akan sadar. Kondisinya masih lemah"

Wendy menoleh ke  arah Joohyun, "Kau berdoalah agar mereka cepat  sadar" seraya menepuk pundak Joohyun.

"Baiklah, aku permisi"

"Tunggu!"

"Waeyo?"

"Bagaimana keadaan Chanyeol?"

"Ia masih lemah. Kondisinya naik turun. Aku akan berusaha untuk menolongnya. Kau tenang saja"

Wendy pun meninggalkan Joohyun, ia memperhatikan ruangan itu sekali lagi melalui celah jendela di pintu itu. Raut wajahnya muram, ia melihat Chanyeol tengah terbaring lemah. Entah mengapa air matanya menetes perlahan. Ia menyeka air matanya dengan pelan, sembari berjalan meninggalkan ruangan itu.

***

Ia terus menatap layar laptopnya, menatap foto seseorang. Sesekali ia menitikkan air matanya. Ia melihat seorang yang ia sukai di bawa menggunakan ambulan. Melihat wajah yang penuh dengan darah. Ia terkejut bukan main waktu itu, ia tak menyangka akan bertemu dengan pria yang ia sukai -dulu- datang kembali, namun naas keadaannya sangat membuatnya tak bergeming.

"Wendy-ssi" Seseorang menyadarkannya dari lamunannya. 

Wendy segera menutup layar laptop yang sedari tadi ia perhatikan. Ia segera melihat orang yang berdiri di depannya. "Ne?"

"Kau melamun lagi"

Wendy hanya tersenyum, ia memilih untuk diam tak menjawab perkataan dari seorang dokter yang ber name tag -Kang Seul Gi-

The MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang