Chapter 4

1.5K 156 13
                                    

.
.
Luhan pov
Mencintainya? Benarkah aku mulai mencintainya? Tidak! Aku tak boleh berpikiran bodoh seperti ini.
Aku menghentikan mobilku tepat di samping rumahku. Aku melihatnya bersama orang lain. Apa ini? Mengapa rasanya begitu sakit saat melihatnya dengan orang lain? Ada apa denganku?

Ku pegang pelipis mataku untuk menghilangkan perasaan aneh ini. Aku memutuskan untuk mengajak Bomi pergi.

Ku ambil ponsel yang kutaruh di atas kursi mobil. Aku menelepon Bomi.

"Bomi-ya"

"..."

"Apa kau sibuk hari ini?"

"..."

"Tunggu aku. Aku akan mengajakmu jalan-jalan"

"..."

"hmm ne"

Beep

Pov end

***

Joohyun tengah gelisah malam ini. Ia benar-benar tak dapat tidur. Ia merasa sedang tak enak badan. Joohyun memutuskan untuk ke dapur untuk mengambil minuman. Ia merasakan pusing kini menghinggapi kepalanya.

Ia berjalan sambil bersandar pada dinding agar dirinya tak jatuh. Ia mengambil segelas minuman.

Glekk!!

Joohyun merasa lega setelahnya. Ia kembali ke kamarnya. Tentu dengan kepala yang masih pusing.

Bruk!!

Ia terjatuh, tepat di depan kamar Luhan. Luhan membuka pintu kanarnya. Ia melihat Joohyun terduduk di depan kamarnya.

"Sedang apa kau?"

"Ani. Aku tak sedang apa-apa" Jawabnya Joohyun sambil mencoba untuk berdiri. Namun sayang, ia kembali jatuh. Bahkan ia pingsan.

Luhan terkejut melihatnya. "Mwo?? Joohyun-ah!!"

Ia segera menggendong menuju kamarnya -kamar luhan- ala bridal style. Ia memapahkan tubuh Joohyun di atas kasur. Luhan melihat wajah Joohyun pucat, ia memegang kening Joohyun.

"Astaga badannya panas!"

Luhan segera mengambil air hangat untuk mengompres kening Joohyun. Ia nampak begitu khawatir dengan keadaan Joohyun. Ia terbaring di samping Joohyun untuk menjaganya. Malam ini ia benar-benar ingin menjaga Joohyun.

***

Joohyun terbangun dari tidurnya. Ia merasakan sebuah tangan bersandar dengan hangat di keningnya. Ia melihat seseorang tertidur disampingnya. Seorang namja yang sangat dicintainya. Bibir pucatnya melengkung sedikit, ia tersenyum.

Luhan terbangun dari tidurnya. Ia melihat Joohyun memandanginya. Deg!! Ntah tiba-tiba jantungnya berdetak begitu kencang. Langsung saja ia alihkan pandangannya ke arah lain.

"Apa kau sudah merasa membaik?" tanya Luhan.

"Lumayan. Hanya saja kepala ku masih sedikit pusing."

"Kalau begitu kau istirahat saja"

Luhan berdiri dan mengambil selimut untuk menyelimuti joohyun dan pergi keluar dari kamar itu, Joohyun tersenyum melihatnya. Ia sangat menunggu hal ini, dimana Luhan perhatian dengannya.

***

"Aisshh dia tidak mengangkat teleponnya!!" Bomi tampak gusar melihat layar teleponnya. Sudah ratusan kali ia menelepon Luhan, namun tak ada respon sedikitpun.

"Apa kau begitu ingin memilikinya?" tanya seorang namja sembari nenyeruput minumannya.
Bomi memandanginya dengan senyum licik. Ia mendekati Luhan tentu karena ingin mendapatkab harta pria itu. Cinta?? Tak ada sedikitpun rasa itu terbesit dalam pikirannya. Yang ia inginkan hanya harta.

"Woojae-ah!! Aku harus bagaimana??"

"Mungkin ia sudah bosan denganmu" jawab pria yang bernama Kang Woojae tersebut.

Bomi menggebrak meja itu dengan keras. Ia benar-benar tak bisa menerimanya jika Luhan tak mencintainya. "Aku takkan lelah mendapatkannya!"

"Sudahlah Bomi, kau kan sudah bersamaku. Untuk apalagi pria itu??"

"Bukankah aku sudah jelaskan tadi?? Cihh" Bomi berdecak kesal.

***

Joohyun terbangun dari tidurnya. Ia melihat Luhan tertidur di sisi bawah ranjang. Ia terlihat begitu kedinginan tertidur di bawah. Ia mengambil selimut dan menyelimuti tubuh Luhan agar ia tidak kedinginan.

Ia beranjak ke dapur. Ia melihat dapur sangat berantakkan. Apa Luhan yang melakukan ini?? Batin Joohyun.
Ia merapikan dapur. Tetapi, saat ia melihat ke meja makan.. Begitu banyak makanan di atasnya.

"Dia memasakkan semua ini?" guman Joohyun sambil sesekali meligat pintu kamarnya yang terdapat Luhan disana. Ia lagi-lagi tersenyum.

Luhan keluar dari kamarnya. Ia melihat Joohyun terduduk manis di depan meja makan. "Apa kau sudah memakannya?" tanya Luhan.

"Ani. Hmm Luhan-ssi, kapan kau membuat ini semua?"

"Pagi tadi?"

"Baiklah. Aku akan mencobanya"

Joohyun mengambil sup ayam di depannya. Ia menyicipinya terlebih dahulu. Raut wajahnya berubah. "Luhan-ssi, berapa banyak garam yang kau masukkan?"

"Eoh? Apa tak enak??" Luhan mengambil sendok dan mengambil sedikit kuah sup itu. Uhuk!

"Aku hanya menaruh beberapa garam.. Mungkin beberapa sendok. Tapi habis itu aku masukkan gula beberapa sendok. Apa mungkin gula yang ku ambil itu garam??"

"Wadah mana yang kau kira gula??" tanya Joohyun.

"eoh! Tunggulah!" Luhan mengambil satu botol yang menurutnya gula..

Joohyun terkejut melihatnya. Apa suaminya ini benar-benar bodoh?? Aishh!! Itulah yang sekarang Joohyun pikirkan.

"Baiklah. Disini masih ada daging sapi. Ku harap ini rasanya tidak seperti sup tadi"

Joohyun memakan sapi panggang di depannya. Hmm, raut wajahnya menandakan ia menyukainya. "Mashita?"

Joohyun mengangguk. Ia tersenyum.

***

Rumah mereka tampak berantakkan, mereka pun berinisiatif untuk membersihkannya bersama. Joohyun mengambil alih untuk merapikan rumah, sedangkan Luhan mengepel rumah.
Luhan lagi-lagi memperlihatkan sisi bodohnya. Air pel itu berceceran di mana-mana. Ia malah tak melihatnya.
Brukk!!
Joohyun terpleset.. Luhan terkejut melihatnya. Joohyun terlihat kesakitan. "Yak!! Apa kau tak bisa mengepel, eoh?"

Luhan terkejut melihat Joohyun membentaknya. "Wae? Mengapa kau terdiam?" tanya Joohyun.

"Ani. Hanya saja kau terlihat mengerikan saat marah"

Joohyun berdecak kesal. Ia mencoba untuk berdiri namun terjatuh lagi. Ugh! Sial!

"Sini aku bantu"

Luhan menghampiri Joohyun untuk membantunya berdiri. Namun, syuutt/? Luhan ikut terpeleset.. Tanpa di sengaja Luhan terjatuh di atas Joohyun. Dan lebih terkejutnya lagi bibir Luhan mendarat mulus di bibir Joohyun. Mereka sama-sama terkejut..

Tiba-tiba saja seseorang membuka pintu. "Oppa"
.
.
.
TBC
Fyuhh. Maaf buat para readers tercinta yang udh sedia nunggu ff abal-abal ini.. Mian baru bisa di lanjutin skrg. Sibuk sama tugas- tugas sekolah. Dan sy juga plg sekolah jm4. Oh iya untuk readernim tercintahh. Saya inginya anda sekalian tidak komen hanya dengan kata "Next" saja. Sungguh itu kata" keramat buat sy. Saya maunya klian komen tapi berikan kritik atas ff sy yg masih abal ini. Ok thx readernim..
See you on next part..
Bye
XOXO

The MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang