Chapter 1

4.6K 195 7
                                    


♥ ♥ ♥ ♥ THE MARRIAGE ♥ ♥ ♥ ♥

Seorang wanita tengah mematutkan dirinya di depan sebuah cermin besar yang menampakkan seluruh tubuhnya. Ia tampak cantik malam ini dengan balutan gaun putih dengan hiasan bunga-bunga kecil di setiap sudutnya. Ia tersenyum mengingat bahwa hari ini adalah hari terpenting baginya. Hari dimana ia bisa menikahi pria yang ia cintai dan ia sayangi. Pintu terbuka, menampakkan seorang wanita paruh baya dengan senyuman khasnya datang menghampirinya. Ia tersenyum melihat putri satu-satunya itu. "Kau tampak cantik malam ini"

"Gomawoyo eomma" ujarnya.

Pintu kembali terbuka. Kini menampakkan ibu dari pengantin pria. Ia sangat cantik dengan balutan pakaian hanbok berwarna pink dengan pakaian atas berwarna biru langit menambahkan kecantikan alami yang ia miliki. "Eommoni" ujar yeoja itu.

"Kau cantik. Aku yakin putraku senang melihatmu"

"Aku juga berharap begitu" jawabnya dengan nada rendah seperti menyembunyikan sesuatu.

Pintu kembali terbuka. Kini seorang pria paruh baya yang mendatangi tempat itu. Ia adalah ayah dari wanita itu. "Appa!"

"Cepatlah, acara segera di mulai"

Yeoja itu langsung menautkan lengannya ke lengan ayahnya. Ia berjalan dengan perlahan menuju tempat ia akan menyatu dengan pria pilihannya. Kilatan cahaya foto terlihat di tempat itu, bagaikan tidak ingin kehilangan moment sedikitpun. Ia semakin dekat ke arah pria itu.

"Jaga anakku" ujar ayah wanita itu.

"Ne, abeonim" jawab pria itu.

Wanita itu sedikit tersenyum, namun hilang saat melihat seorang wanita tengah duduk di bangku depan dengan tatapan sinis.

"Hadirin yang berbahagia. Pada hari ini, dua sejoli akan memulai kehidupan barunya di masa depan. Menjalin kisah hidup semati." Ujar seorang MC yang membuka acara.

"Sebelum kita memulai ke acara inti. Ada baiknya kami menanyakan. Apakah disini ada yang keberatan dengan pernikahan ini?" Tanya MC.

"Baiklah, sepertinya tidak ada. Kami akan melanjutkan ke acara inti"

Seorang pendeta memulai pembacaan janji suci. "Lu Han apakah kau akan menerima Bae Joo Hyun dengan segala suka dan duka, sedih maupun senang, kaya maupun miskin, sakit dan sehat, dan sehidup semati selamanya"

"Ne, aku bersedia" jawab Luhan.

Pendeta kembali membacakan janji suci kembali, "Bae Joo Hyun apakah kau menerima Lu Han dengan segala suka dan duka, sedih maupun senang, kaya maupun miskin, sakit dan sehat, dan sehidup semati selamanya"

"Ne, aku bersedia" jawab Joohyun.

"Baiklah, sekarang kalian sudah sah menjadi sepasang suami istri di depan SANG TUHAN. Kalian bisa berciuman"

Joohyun tampak tegang saat pendeta berkata "berciuman". Ia ragu kalau Luhan akan menciumnya. Namun, ternyata ia salah! Luhan menarik tengkuknya perlahan dan menautkan bibirnya ke bibir Joohyun. Tentu ia terkejut. Bukankah Luhan hanya terpaksa menikahinya karena perjodohan yang di lakukan orang tuanya dan bukankah hanya dia yang menyukainya.

Ciuman itupun berhenti dan berganti dengan riuhan tepuk tangan menghampiri mereka. Kecuali, seorang gadis yang sedari tadi menatapi keduanya dengan tatapan sinis yang mematikan. Ada apa dengan gadis itu? Apakah ia ada dendam ke duanya? Atau salah satunya?

-

Malamnya, acara pesta telah siap. Joohyun sudah ganti pakaian dengan pakaian yang lebih sederhana namun tetap elegan. Sedangkan Luhan tetap memakai tuxedonya tadi. Semua orang tampak bahagia. Gadis yang tadi menghampiri Luhan dan Joohyun.

The MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang