.
.
.
.
.
Joohyun terlihat gelisah, ia masih mengingat percakapannya dengan kedua orang tuanya.
"Anak? Dia saja tak ingin menyentuhku barang sehelai rambut pun"Ia menghela nafas sejenak dan beranjak menuju dapur. Ia mulai memasakkan makanan.
Joohyun memandangin
makanan yang kini telah tersedia di atas meja makannya. Dengan harapan Luhan akan memakn makanannya.
Ia mengutuk pikiran anehnya itu.
"Aishh apa yang aku pikirkan?"Tanpa sadar Luhan memperhatikannya di depan pintu dapur itu. Joohyun tentu saja terkejut melihat Luhan berdiri disana sedari tadi.
"Apa yang kau lakukan disitu?" Joohyun mencoba bertanya kepada Luhan.
"Ani" jawab Luhan dengan nada dinginnya.Tanpa disangka Luhan duduk di meja makan. Joohyun sekali lagi di buat terkejut oleh tingkah Luhan pagi ini.
"Mengapa kau melamun? Dimana makananku?"
Joohyun segera meletakkan masakannya di depan Luhan.
Ia masih terkejut dengan sikap Luhan hari ini. Joohyun masih tetap berdiri sambil memandangi Luhan."Apa yang kau lakukan disana? Cepat duduk dan makan sarapanmu"
"Ne"Joohyun terlihat canggung. Ia tak terbiasa dengan sikap Luhan.
Sedangkan Luhan tetap memilih untuk menyantap sarapannya.***
Joohyun tak berhenti tersenyum sendiri. Mengingat kejadian pagi tadi membuatnya gila sendiri. Namun, ia segera menghapus pikirannya. "Apa yang aku pikirkan? Ia hanya memakan sarapanku"
Tokk tokk tokk
Suara ketukan pintu terdengar. Joohyun segera membuka pintu. Seorang pria jangkung datang mengunjungi rumahnya, siapa lagi kalau bukan Chanyeol.
Joohyun mempersilakannya masuk. Ia bertanya sedang apa Chanyeol kemari. Tetapi, hanya cengiran khas yang keluar dari wajah Chanyeol . Joohyun hanya memutar matanya/?
"Joohyun-ah. Kau masih mengingat Yoora noona?"Joohyun yang barusan datang membawa minuman langsung menjawab, "Ne, aku masih mengingatnya. Wae?"
"Dia sudah menikah"
"Jinjja? Yoora eonni yang dulu selalu di tolak banyak pria kini sudah menikah?"
"Yak!! Kau ini! Kau kira noona ku tak laku, eoh?"
Joohyun tertawa melihat tingkah Chanyeol membela kakaknya itu.
"Tapi, kalau dipikir-pikir Yoora noona memang tak laku semasa SMA"
Mereka tertawa. Tingkah Chanyeol yang dulu masih terlihat hingga sekarang.
"Apa aku boleh mengunjungi Yoora eonni?"
"Yoora noona sedang sibuk mengurusi usaha cafe nya. Jadi mungkin tidak bisa"
Joohyun mengerucutkan bibirnya. "Baiklah. Lain kali saja lah"
"Kau tak bosan sendirian di rumah?" tanya Chanyeol.
"Hmm, sebenarnya aku sedikit merasa bosan"
"Kalau begitu ikut aku" Chanyeol langsung menarik lengan Joohyun.
Joohyun spontan merasa terkejut dan kesakitan karena lengannya ditarik begitu kuat oleh Chanyeol.
Chanyeol memaksa Joohyun masuk kedalam mobil. Joohyun hanya terlihat pasrah menghadapi Chanyeol.
Tanpa sadar sepasang mata melihat mereka. Dari raut wajahnya menandakan ia tak suka hubungan Chanyeol dan Joohyun begitu dekat. Ia memegang pelipis matanya untuk menahan rasa amarahnya.
***
Chanyeol mengajak Joohyun pergi ke mall untuk jalan-jalan. Joohyun tentu hanya mengikuti arah langkah pria jangkung di depannya ini.
"Joohyun-ah. Mengapa kau cemberut seperti itu, hmm? Bukankah aku sudah mengajakmu jalan-jalan?"
"Aku bosan"
Chanyeol tak habis akal. Ia menarik lengan Joohyun (lagi).
Ia menariknya pergi dari mall itu dan mengajaknya ke Amusement Park.Joohyun kini sedikit terhibur karena ia bisa bermain apa saja disini. Kini giliran dia yang menarik lengan Chanyeol.
"Yakk Joohyun-ah. Wae?"
"Ayo kita naik itu" Joohyun menunjuk roller coaster di depannya.
Chanyeol menelan ludahnya karena ia tak berani menaikkinya. Ia menatap roller coaster yang tengah berjalan itu. Melihat betapa tingginya membuatnya bergidik ngeri.
"Ani. Kita main yang lain saja" ia menarik lengan Joohyun dengan pelan. Saat ia berbalik, Chanyeol melihat Luhan dengan Bomi tengah berduaan.
Chanyeol membalikkan badannya. "Kajja. Kita naik"
Joohyun terkejut mendengarnya. Bukankah tadi Chanyeol tak ingin menaikkinya.
"Wae? Tadi kau bilang naik yang lain saja. Tapi, sekarang kenapa kau berubah pikiran?"
Chanyeol terdiam. Ia tak menjawab pertanyaan Joohyun. Ia malah segera mengajaknya menaikki roller coaster. Joohyun terdiam tak mengerti akan sikap Chanyeol.
Mereka pun menaikki roller coaster itu. Chanyeol terdiam. Oa tak berteriak sama sekali. Ia sedang memikirkan sesuatu.
Aku melakukan ini untuk menjagamu. Aku tak ingin kau terluka hanya karena namja brengsek seperti Luhan. Aku melakukan ini karenamu. Karena aku menyukaimu - batin Chanyeol
Aku tahu kalau kau tak ingin membuatku terluka. Aku melihatnya. Melihat Luhan tengah bersama Bomi. Karena itulah aku menaikki benda yang tak kusukai agar aku tak melihat mereka. Gomawo Chanyeol-ah - batin Joohyun
.
.
.
.
.
TBCLagi lagi pendek. Ini karena ide mampet gitu aja. Ini juga karena otak belum di refresh abis UAS soalnya..
Sorry kalo pendek dan maaf kebanyakan Chanyeol-Irene moment disini.
Besok aku tambahin deh moment LuRene nya.. Kkk
So, please vote and comment.
See you soonBye
XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
The Marriage
ФанфикMenikah dengan seseorang yang kita cintai, tentu saja kita akan merasa bahagia. Tetapi, bagaimana kalau kita tidak mencintainya? Tentu itu pasti menyulitkan. Disinilah kisah cinta itu ada. Tangisan, Kesedihan, Kebahagiaan, dan Kesengsaraan ada dalam...