A/N : part ini sangat pendek. Jadi maaf kalau ceritanya kurang memuaskan. Ya udh sok langsung dibaca aja.
~Happy Reading~
-Cahaya mentari menyeruak masuk ke dalam kamar melalui celah-celah gorden. Tampak seorang pria tengah tertidur dengan nyaman. Seorang wanita sedang menemaninya. Ia tersenyum sembari melihat wajah pria tersebut.
"Aku tak mengira akan sedekat ini" Joohyun tersenyum sambil menatapi wajah polos dari seorang bernama Luhan. Ia melihat Luhan bergerak tanda akan bangun. Joohyun memutuskan untuk berpura-pura tidur.
"Eungh" Luhan terbangun, ia mengusap pelan matanya. Betapa terkejutnya ia melihat Joohyun di sampingnya. "Apa ini? Apa aku tidur dengannya? Andwae!!"Lihat! Ia benar-benar tak mengharapkanmu Joohyun. Betapa kasihannya diriku ini, batin Joohyun
Joohyun terbangun. Ia melihat Luhan kini tengah memandang dirinya, "waeyo, Luhan-ssi?"
"Apa kita melakukannya?" Joohyun terkejut. Tentu saja semalam tidak terjadi apapun. Luhan hanya datang ke kamarnya dan tertidur di sampingnya. "Ani, kita tak melakukannya. Kau datang ke kamarku sambil mengigau dan kau tertidur di sampingku"
"Syukurlah!"-
Seorang pria tengah memegang sebuah foto sembari tersenyum "Setelah lama kita lulus SMA, akhirnya aku bertemu dengannya, noona"
Wanita itu tersenyum, "Jinjja? Bagaimana kabarnya? Noona benar-benar merindukannya"
"Dia baik. Tetapi, ada hal yang buruk"
"Mwonde?"
Pria itu menghela nafas sejenak "Dia sudah menikah"
Wanita itu terkejut. "Jinjja? Padahal aku suka dengannya. Sikap ramah nya itu, aku menyukainya. Lalu, bagaimana denganmu? Apa kau menyerah untuk mendapatkannya kembali?"
Pria itu menarik sudut bibirnya "Menyerah? Tidak! Aku tahu jika pernikahan mereka hanyalah sebuah perjodohan"
"Darimana kau tahu?"
Ia tersenyum "Rahasia"-
Joohyun berjalan memasukki sebuah kantor. Ia hendak membawakan Luhan sekotak bekal. Semua pegawai memberi hormat padanya.
"Sekretaris Jo,"
"Ne, nona Joohyun"
"Luhan sajangnim?"
"Diruangannya nona"
"Gomawo nona Jo"Joohyun berjalan ke ruangan Luhan. Ia berdiri di depan pintu. Ia mendengar suara wanita di dalam.
Aku tak boleh berpikir negatif. Itu pasti pegawai, batin Joohyun
Ia membuka pintu itu, betapa terkejutnya ia melihat Luham tengah bermesraan dengan Bomi.
Joohyun seakan ingin menumpah seluruh air matanya. Namun, ia urungkan dan langsung pergi meninggalkan Bomi dan Luhan.
"Bodoh kau Joohyun! Mengapa kau harus datang ke tempat pria yang tak menginginkanmu"
Joohyun terus-menerus memukul kepalanya. Seakan tindakan yang baru saja ia lakukan benar-benar bodoh.
Dengan aliran sungai di pelupuk matanya, ia terus menyusuri jalan mencari halte bus terdekat.Ia tak peduli dengan tanggan orang-orang di sekitar yang menganggapnya aneh.
"Joohyun-ah!"
Sebuah mobil terparkir di depannya. Ia melihat Chanyeol di dalam mobil itu.
Chanyeol menghampiri Joohyun "Sedang apa kau disini?"
Joohyun tidak menjawab yang sebenarnya. Ia hanya sekedar menjawab dengan kalimat "aku sedang jalan-jalan"
Chanyeol jelas tahu jika kini Joohyun tengah berbohong. Namun, ia tak ingin membuat Joohyun merasa sedih.
"Mau ku antar?"
"Tak apa? Apa tak merepotkanmu? Gwaenchanna aku bisa sendiri"
Chanyeol tersenyum lalu menarik lengan Joohyun "Tak apa. Kajja!"-
"Gomawo Chanyeol-ah. Aku sudah merasa terhibur. Aku masuk ne" Joohyun melambaikan tangannya kepada Chanyeol.
"Ne, cheonma" Chanyeol mengacak pelan rambut Joohyun.
Chanyeol menancapkan gas dan melaju meninggalkan rumah Joohyun.
Ia memasukki rumahnya. Terdapat Luhan tengah tertidur di sofa. Joohyun memandangi wajah polos "suaminya" itu. Ia tersenyum.
"Apakah dia menungguku?" ujarnya "Tidak. Aishh, Joohyun kau mulai berpikir bodoh!"Joohyun pun menyelimuti Luhan yang tengah tertidur.
-
*Chanyeol POV
Aku melihatnya lagi. Tapi, kini dalam keadaan yang berbeda.
Joohyun yang ku kenal dulu berubah secara drastis. Anak periang itu kini harus merasakan sakit.
"Lalu apa yang kau lakukan dengannya" Yoora noona selalu saja menanyakan hal yang sama setiap ia menceritakan tentang Joohyun. Cinta pertamaku.
"Aku? Aku ingin sekali menonjok muka si Luhan brengsek itu!"*pov end
-
"Annyeong Joohyun" Bomi berlagak sok manis di hadapan Joohyun.
Joohyun hanya terdiam. Ia sudah paham mengapa Bomi datang ke rumahnya.
Sepanjang pernikahannya dengan Luhan, ia tak pernah sekalipun memasukki kamar Luhan. Selalu Bomi yang datang ke rumahnya.
Ia hanya bisa melihat miris.Ding dong~
Suara bel terdengar. Siapa yang berkunjung. Joohyun melihat melalui celah jendela. Dksana terdapat orang tua nya tengah berkunjung.
"Mwo? Appa? Eomma?"
Ia segera memberitahu Luhan.
Bomi kesal karena hari nya di ganggu. "aishh. Kalau saja orang tua mu tak datang. Aishbh! Dasar peganggu"
Bomi terpaksa keluar melalui pintu belakang.Joohyun membukakan kedua orang tuanya pintu.
"Appa, eomma"
Joohyun memeluk kedua orang tuanya.
"Selamat datang, abeonim, eommonim""sedang apa kalian kemari?" tanya Joohyun.
"ani. Kami hanya ingin me gunjungimu"
"aishh rumah ini masih sepi saja. Kapan kalian memberikan kami cucu"Luhan tiba-tiba tersedak. Ia sangat terkejut mendengar perkataan mertua nya. "Ani, aku masih belum siap untuk memiliki anak, eomma"
"Aishh bagaimana pun juga kau harus memberikan kami cucu"
"baik eomma. Akan aku usahakan.""ini sudah malam, kami pulang dulu, ne"
"ne eomma appa"
"jangan lupa berikan kami cucu"Tn. dan Ny. Bae langsung pergi.
"Luhan-ssi. Mian jika eomma ku berkata seperti itu"
"Gwaenchanna. Aku mengerti"
.
.
.
TBCFyuhh. Akhirnya pt2 nya jdi juga. Mungkin ini bakal jadi part terpendek. Karena tiba-tiba ide mampet gitu aja. So thx yg udh vote + komen.
Jgn lupa voment ya. Siapa tahu komenan kalian bisa jadi kritikkan buat ku. So thx readers.Bye
XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
The Marriage
FanficMenikah dengan seseorang yang kita cintai, tentu saja kita akan merasa bahagia. Tetapi, bagaimana kalau kita tidak mencintainya? Tentu itu pasti menyulitkan. Disinilah kisah cinta itu ada. Tangisan, Kesedihan, Kebahagiaan, dan Kesengsaraan ada dalam...