Bagian 5

356 37 16
                                    

"Sookie jadi ikut Appa?" Tanya Jinki begitu melihat putri kecilnya telah berpakaian rapi.
Gadis kecil itu hanya menganggukkan kepala semangat. Siang ini Eunsook akan ikut sang appa menemui rekan bisnisnya. Karena menurut Jinki pertemuan ini tidak begitu formal dan hanya pertemuan biasa saja untuk melihat hasil dari kerjasama mereka. Jinki yang tidak ingin sendiri memutuskan untuk mengajak Eunsook. Lagipula rekan bisnisnya kali ini adalah seorang wanita. Ini adalah pertama kalinya Jinki bertemu dengan rekan kerjanya itu secara langsung, selama ini yang menangani kerjasama ini adalah kaki tangannya. Tapi untuk kali ini Jinki ingin melihat secara langsung hasil kerjasama itu. Lagipula pertemuan kali ini dilakukan saat libur kerja.
Eunsook baru saja pulang dari bermain dengan Changmin dan langsung mengganti pakaiannya dengan baju santai. Gadis kecil itu tampak manis dengan topi bundar yang dikenakannya. Oh, betapa dia mirip dengan ibunya.
"Tentu saja. Appa kan sudah berjanji setelah pertemuan ini kita akan menemui Gweboon eonni." Gadis itu berkata dengan semangat. Ah, apakah karena ingin segera mempunyai eomma baru, eoh?
"Tapi Appa khawatir jika kau akan bosan." Jinki berlutut di hadapan putri kecilnya.
"Tidak akan. Bukankah Appa bilang jika rekan bisnis apa itu seorang wanita? Jadi aku pasti tidak akan bosan." Jawab Eunsook sambil tersenyum lebar, memamerkan gigi putihnya.
"Kenapa begitu?" Tanya Jinki heran.
"Karena aku akan mengajaknya bercanda." Gadis kecil itu terkekeh geli.
"Kau ini!" Menyentil hidung bangir itu pelan. "Apa kau takut appa akan jatuh cinta dengan wanita itu?"
"Tidak! Appa kan sudah berjanji akan berkenalan dengan Gweboon eonni."
"Kau benar." Merapikan topi Eunsook yang sedikit miring. "Tapi Sookie, dimana kita akan bertemu wanita itu? Apa kau tahu dia bekerja dimana?"
"Kita datang saja ke tempat kerjanya. Kemarin saat aku bertemu dengannya di cafe, Gweboon eonni memberikan alamat butiknya kepadaku." Jawab Eunsook.
"Baiklah! Tapi ingat, kau tidak boleh nakal. Jangan ganggu appa sebelum urusan appa dengan teman appa selesai. Mengerti?"
"Aku mengerti, appa. Putrimu yang cantik ini akan selalu menurut." Eunsook memamerkan senyum lebarnya -lagi.
* * *
"Eonni, kau yakin pergi sendiri? Benar-benar tidak ingin aku temani?" Tanya Taeyeon mendapati Gweboon tengah bersiap untuk keluar.
"Tentu saja, Tae. Aku bukan anak kecil lagi yang harus kau temani. Lagipula ini hanya pertemuan biasa. Jadi tidak akan memakan waktu. Kau tetaplah disini, jaga butik." Tolak gadis itu lembut.
"Aku mengerti. Berhati-hatilah eonni. Dan semoga eonni jatuh cinta dengan rekan bisnis eonni."
"Apa maksudmu itu, Tae?" tanya Gweboon bingung.
"Kudengar pemilik perusahaan itu sangat tampan. Ah, betapa beruntungnya eonni jika eonni bisa menikah dengannya. Selain tampan, dia juga baik dan penyayang." Jawab Taeyeon dengan mata berbinar.
"Kau ini ada-ada saja."
"Tapi eonni..."
"Ada apa lagi?"
"Aku juga dengar kalau dia sudah menikah." Raut wajah Taeyeon berubah masam. Aigo, kenapa seperti orang patah hati, eoh?
"Benarkah?"
"Iya, bahkan dia sudah memiliki seorang anak. Tapi dari kabar yang kudengar istrinya sudah meninggal saat melahirkan anak pertama mereka." Dan raut wajah itu kembali ceria. Gadis ini benar-benar berkarakter unik, pikir Gweboon.
"Lee Taeyeon, darimana kau mendapat kabar seperti itu, eoh?" Gweboon tidak habis pikir, bagaimana Taeyeon tahu dengan rekan bisnis mereka sampai sedetail itu. Dan kenapa justru dia yang terlihat tertarik dengan pemilik perusahaan itu? Tidak ingatkah dengan Minho?
"Eonni lupa siapa aku? Aku Lee Taeyeon. Tidak ada yang tidak aku tahu." Jawab Taeyeon membanggakan dirinya.
"Hentikanlah kebiasaanmu bergosip itu atau Minho akan meninggalkanmu." Cibir Gweboon.
"Aish, eonni! Ini tidak ada hubungannya dengan Minho oppa." Gerutu Taeyeon.
"Sudah, jangan dibahas lagi. Eonni berangkat, Tae. Kalau kau bosan, panggil saja Minho. Dia akan dengan senang hati menemanimu."
"Oh, tentu saja. Karena dia begitu mencintaiku." Gweboon hanya menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Taeyeon. Mulai melangkahkan kakinya menjauhi Taeyeon.
"Eonni!" Langkah kaki itu terhenti. Kembali menoleh, menatap Taeyeon yang memanggilnya.
"Sekalipun dia duda, tapi tak ada salahnya eonni mendekatinya." Taeyeon mengedipkan sebelah matanya menggoda Gweboon.
"Ya! Lee Taeyeon!
* * *
Gadis kecil itu tak hentinya bernyanyi riang sambil sesekali menggoyangkan tubuhnya. Bibir mungilnya menyenandungkan beberapa lagu anak-anak yang dipelajarinya saat di taman kanak-kanak. Sedangkan laki-laki yang duduk di belakang kemudi hanya tersenyum sambil sesekali ikut bernyanyi.
"Sookie."
"Ne, appa?" Eunsook menatap Appanya yang tetap fokus menyetir.
"Kelihatannya kau senang sekali. Ada apa, hmm?"
"Tentu saja aku senang, appa. Karena aku akan segera bertemu dengan eomma baru." Senyum itu menjadi bukti betapa senangnya gadis kecil itu sekarang
"Aigo, Lee Eunsook. Belum tentu dia mau menikah dengan appa." Jinki menggelengkan kepalanya heran. Putri kecilnya ini begitu yakin jika wanita itu mau menikahinya.
"Kenapa? Aku yakin dia akan menerima appa."
"Kenapa kau begitu yakin?"
"Karena dia menyukaiku." Alasan yang membuat Jinki mengerutkan keningnya heran.
"Tapi yang disukainya Sookie, bukan appa." Bantah Jinki.
"Aish, jangan menganggap remeh rasa suka Gweboon eonni kepadaku. Karena itu menjadi alasan utama dia menerima appa."
"Maksudmu?" Yah, anggap saja Jinki bodoh. Tidak mengerti maksud pembicaraan putrinya sendiri yang bahkan baru berusia 8 tahun.
"Seperti yang appa bilang, kalau appa itu duda beranak satu. Wanita pasti akan menjauhi appa karena kehadiranku. Tapi itu tidak akan berlaku bagi Gweboon eonni jika sejak awal dia sudah menyukaiku."
"Kau ini! Jadi kau mendekatinya hanya untuk dijadikan istri appa?" Jinki terkekeh pelan.
"Tidak. Aku mendekatinya karena menyukainya. Dan aku meminta appa menikahinya karena aku menyukainya."
"Tapi belum tentu appa juga menyukainya, Sookie."
"Appa bisa menikah dengan eomma, kenapa appa tidak bisa menikah dengan Gweboon eonni?" Yah. Seberapa pintarnya Eunsook, dia tetaplah gadis kecil yang tidak tahu apa-apa tentang orang dewasa.
"Karena mereka berbeda, Sookie."
"Berbeda? Tidak, mereka sama appa. Wajah dan nama mereka mirip. Bahkan aku tidak bisa menemukan perbedaan di antara keduanya." Pemikiran yang begitu polos.
"Tapi sifat dan karakter mereka beda, sayang. Dan yang paling penting, hati mereka juga berbeda."
"Gweboon eonni baik kok, appa." Sanggah Eunsook
"Appa tahu. Tapi bukan itu maksud appa." Susah kalau harus menjelaskan pada Eunsook yang masih kecil.
"Lalu?"
"Kau belum mengerti, sayang. Karena kau masih kecil."
"Maka dari itu appa harus memberitahuku supaya aku mengerti." Keras kepala. Sifat jelek Gweboon yang diwariskan pada putrinya.
"Belum saatnya."
"Aish, appa tidak asik." Mengerucutkan bibirnya kesal.
"Memang."
* * *
Tiba lebih dulu di tempat pertemuan, membuat gadis itu sedikit bosan. Masih 15 menit dari waktu yang dijanjikan. Dan gadis itu memilih untuk membaca majalah fashion yang dibawanya. Entahlah. Sudah menjadi nalurinya untuk membawa satu majalah fashion setiap kali dia keluar.
Memesan air putih saat seorang pelayan menghampirinya. Beralasan bahwa masih ada seseorang yang dia tunggu. Kembali melanjutkan membaca majalahnya setelah pelayan itu undur diri dari hadapannya.
Tapi sepertinya gadis itu tidak konsentrasi pada apa yang ada dihadapannya, karena yang terjadi justru gadis itu hanya membolak-balikkan majalah itu dengan asal. Ingatkah dengan perkataan Taeyeon sebelum pergi? Apa sekarang dia begitu penasaran seperti apa rupa rekan bisnisnya itu? Hei! Sejak kapan gadis itu memikirkan perkataan Taeyeon yang selalu tidak masuk akal baginya itu?
"Lee Taeyeon! Kau benar-benar gadis penggosip." Gerutu gadis itu kesal.
Suara pintu cafe yang terbuka menarik perhatian gadis itu, mendongakkan kepalanya dan menemukan sosok gadis kecil yang tengah melihat-lihat seluruh penjuru cafe. Tatapannya beralih ke sosok laki-laki di belakang gadis kecil itu. Sosok yang pernah ditemuinya beberapa hari yang lalu.
"Gweboon eonni!" Gadis kecil itu tampak terkejut mendapati dirinya berada disana.
Gweboon, gadis itu tersenyum hangat pada gadis kecil itu sekalipun perasaan bingung masih menghantuinya.
Tentu saja. Melihat gadis kecil yang kau kenal datang bersama dengan orang yang baru saja kau temui. Hubungan seperti apakah yang mereka miliki? Teringat akan perkataan Taeyeon, tapi segera menepis pemikiran aneh itu. Kebetulan seperti itu tidak pernah terjadi kan? Hei, Kim Gweboon, meski tidak pernah terjadi, tapi bukan berarti tidak mungkin.
Gadis kecil itu menghampiri Gweboon, disusul oleh sosok laki-laki tampan di belakangnya.
"Kau disini, Eunsook-ah." Sapa Gweboon ramah.
"Ne, kebetulan sekali aku bertemu eonni disini. Apa yang sedang eonni lakukan?"
"Ah, eonni sedang menunggu teman." Jawab Gweboon sambil mengusap kepala Eunsook dengan sayang. Ah, betapa dia sangat menyukai gadis kecil itu.
"Teman? Laki-laki?" Tanya Eunsook penasaran.
"Ne."
"Kekasih eonni?" Oh, jangan sampai rencananya gagal karena Gweboon sudah memiliki kekasih.
"Ah, bukan. Hanya rekan bisnis."
"Jadi apakah aku mengganggu eonni jika aku duduk disini?" Senyum itu kembali mengembang. Sepertinya rencana gadis kecil itu akan berjalan mulus.
"Tentu saja tidak. Sebelum dia datang kau boleh menemani eonni."
Gadis kecil itu hanya menganggukkan kepalanya. Mengambil tempat duduk tepat di hadapan Gweboon. Tapi gadis kecil itu mengerutkan keningnya heran, pasalnya sang appa tak kunjung mengikutinya duduk. Dilihatnya sang appa yang masih berdiri di posisinya semula. Menatap Gweboon dengan lekat, tanpa disadari oleh gadis itu.
"Appa, sampai kapan akan berdiri disitu?" Pertanyaan Eunsook membuyarkan lamunan Jinki.
"Ah~" Jinki duduk di samping putri kecilnya.
Gweboonpun tersadar kembali jika lelaki yang sempat membuatnya penasaran itu kini ada di hadapannya. Ingin sekali bertanya, tapi takut dianggap aneh. Ah, biarlah! Gweboon tidak mau memikirkannya sekarang.
"Maaf, boleh saya bertanya?" Jinki menatap Gweboon penasaran.
"Silahkan." Gweboon mencoba bersikap ramah. Ya. Tentu saja. Jinki adalah Appa dari gadis kecil yang disukainya.
"Apa Anda pemilik Sunco Boutique?" Tanya Jinki yang curiga melihat majalah fashion terletak di hadapan Gweboon.
"Ne, bagaimana Anda tahu?" Tanya Gweboon heran.
Jinki tersenyum. Mengulurkan tangannya ke arah Gweboon. "Perkenalkan, saya Lee Jinki dari Lee Corp, perusahaan yang bekerjasama dengan butik Anda."
"Kim Gweboon." Menyambut uluran tangan Jinki. "Ah, ini benar-benar kebetulan."
"Iya, anda benar. Dan ini kebetulan yang kedua."
"Kalian saling kenal?" Tanya Eunsook heran.
"Tidak bisa dikatakan kenal, tapi kami pernah bertemu sebelumnya." Jawab Jinki.
"Benarkah? Kalian benar-benar berjodoh." Eunsook memandang keduanya bergantian, dengan senyum lebar terlukis di wajah manisnya.
"Eh?"
"Gweboon eonni, maukah eonni menikah dengan appa?" Tanya Eunsook menatap Gweboon dengan mata berbinar.
Jinki yang terkejut dengan pertanyaan Eunsook langsung membungkam mulut putrinya itu, sedangkan Gweboon hanya menatap bingung ke arah Eunsook
TBC
* * *

I Found You For Me And My Dad | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang