Bagian 9

338 34 2
                                    

ENJOY!!!
* * *
Sudah hampir satu bulan sejak Gweboon membantu Jinki merawat Eunsook. Bahkan tak jarang gadis kecil itu menginap di rumah Gweboon. Eunsook selalu tersenyum dan tampak ceria setiap kali pulang dari tempat Gweboon. Dengan mata berbinar gadis kecil itu akan menceritakan apa yang dilakukannya tadi bersama Gweboon kepada sang appa. Jinki tersenyum melihat kebahagiaan putrinya. Dan Jinkipun juga bahagia karena hubungannya dengan Gweboon berjalan baik. Jalan berdua saat Eunsook tertidur. Membicarakan hal-hal ringan, seperti kebiasaan Eunsook waktu kecil, saling bertukar pikiran tentang apa yang disukai dan tidak disukai masing-masing dari mereka. Makan malam bersama, entah itu hasil dari masakan Gweboon atau membeli di luar. Bersama Gweboon membantu Eunsook mengerjakan pekerjaan rumah, dan masih banyak hal lain yang mereka lakukan bersama.
"Appa." Eunsook mengalihkan pandangannya dari buku bergambar yang tengah diwarnainya. Hari ini dia tidak menghabiskan waktu bersama Gweboon karena gadis itu harus menghadiri pertemuan dengan kliennya di luar kota. Dan baru akan kembali besok. Jadi seperti hari-hari sebelumnya, Eunsook akan belajar dan mengerjakan tugas sekola saat sang appa telah pulang kantor.
"Iya, sayang?" Melipat surat kabar yang dibacanya, dan mengembalikannya di bawah meja.
"Apakah sekarang appa sudah berkencan dengan Gweboon eonni?" Tanya Eunsook penasaran.
"Astaga, darimana putri appa belajar kata kencan, eoh?" Jinki mengacak rambut Eunsook gemas, sedangkan gadis kecil itu hanya mengedikkan bahunya.
"Kapan appa akan menikahi Gweboon eonni?" Eunsook menatap Jinki dengan pandangan menuntut.
"Nanti, sayang."
"Tapi aku sudah tidak sabar untuk tinggal bersama Gweboon eonni dan memanggilnya eomma." Eunsook menarik-narik lengan kemeja panjang Jinki.
"Bukankah Sookie sudah sering tidur bersama Gweboon, hmm?" Menyentil hidung Eunsook pelan.
"Itu beda. Aku ingin dia tinggal bersama kita, disini, appa." Rengek Eunsook.
"Bersabarlah! Ada yang harus appa selesaikan dengan Gweboon eonni sebelum appa memintanya menjadi istri appa."
"Apakah itu masalah besar?" Eunsook begitu penasaran. Oh, dia berharap masalah itu tidak menghancurkan impiannya mempunyai eomma Kim Gweboon.
"Bisa jadi." Jinki menjawab dengan singkat.
Laki-laki itupun tak mengerti. Apakah ini masalah besar atau tidak? Yang dia tahu pasti adalah masalah ini menjadi sebuah pilihan bagi Gweboon. Menerima atau menolak Jinki.
"Appa."
"Hmm?"
"Apakah appa mencintai Gweboon eonni?" Mata itu tampak berkaca-kaca. Uh, apakah gadis kecil itu takut jika appanya mengingkari janji? Janji untuk menikahi Gweboon.
Tak perlu ditanyakan lagi. Selama satu bulan bertemu dengan Gweboon setiap hari. Sering menghabiskan waktu bersama. Membuat rasa yang dulunya hanya sebatas suka menjadi cinta yang dalam. Laki-laki itu benar-benar ingin menjadikan Gweboon istrinya, sekalipun Eunsook tidak memintanya.
Gweboon sudah menjadi candu baginya. Semua yang ada pada diri Gweboon, sangat ingin dimilikinya. Melihat wajah cantik itu. Menatap mata kucing yang tajam namun lembut itu. Menggenggam tangan mungil itu. Dan merasakan manis bibir pink itu.
Ah, bukankah laki-laki itu pernah merasakan manis bibir Gweboon? Kejadian itu benar-benar di luar kendalinya.
Malam itu Jinki dan Gweboon memutuskan untuk mampir ke taman kota dekat rumah Gweboon. Menghabiskan malam berdua setelah seharian ini menemani Eunsook bermain. Jinki mengajak gadis itu ke taman sebelum mengantarnya pulang. Entah dengan alasan apa Jinki melakukannya. Apakah masih ingin menghabiskan waktu bersama Gweboon? Apakah masih merindukan gadis itu setelah seharian melihatnya? Ataukah ingin mengganti kebersamaannya dengan gadis itu yang terganggu dengan adanya Eunsook di tengah-tengah mereka? Uh, tentu saja. Sejak tadi, putri kecilnya itu begitu menguasai Gweboon, seakan tidak suka jika Gweboon 'eonni'nya bersama sang appa. Oh, tidak ingatkah jika appamu butuh waktu dengan Gweboon untuk mewujudkan keinginanmu, Lee Eunsook?
Melirik ke arah Gweboon yang tampak kedinginan. Ah, sudah memasuki musim dingin rupanya.
"Eh?" Gweboon terkejut saat Jinki meraih kedua tangannya, menumpukan tangan itu menjadi satu dan membungkusnya dengan kedua tangan besarnya. Oh, apakah Jinki ingin menghangatkan Gweboon?
"Mungkin tidak menghilangkan dingin yang kau rasakan, tapi aku harap bisa membuatmu sedikit hangat."
Menundukkan kepalanya malu. Menyembunyikan pipi yang bersemu merah itu. "Terimakasih, oppa."
Jinki tersenyum, bukankah gadis dihadapannya ini begitu manis dan cantik? Melihat wajah gadis itu membuat Jinki tak bisa menahan dirinya. Mengangkat sebelah tangannya, meraih dagu Gweboon dan mengangkat kepala gadis itu.
Jinki menatap Gweboon lembut, sedangkan gadis itu hanya bisa menatap Jinki sayu. Ah, wajah itu begitu menggoda untuk Jinki cium. Mendekatkan wajahnya dengan perlahan, tetap membuka matanya, melihat reaksi Gweboon. Dan tersenyum tipis begitu mendapati Gweboon memejamkan matanya. Menempelkan bibirnya dengan bibir Gweboon dengan lembut. Mengecupnya perlahan. Sedikit melumatnya. Dan melepaskan ciuman singkat itu. Ciuman yang hanya berlangsung kurang dari 10 detik.
Tapi dampak ciuman itu begitu hebat. Wajah mereka berdua tampak bersemu merah. Baik Jinki maupun Gweboon, sama-sama menegakkan tubuh mereka, menghadap ke depan dan menundukkan kepala menahan malu. Mereka benar-benar seperti remaja yang sedang jatuh cinta.
Oh, haruskah Jinki menceritakan hal ini kepada putri kecilnya? Sepertinya tidak. Karena itu hanya akan menjadi kenangannya bersama Gweboon saja.
"Kenapa bertanya seperti itu, Sookie?" Jinki menatap putrinya heran.
"Hanya ingin tahu saja."
"Tentu saja appa mencintainya, Sookie."
"Seberapa besar? Apakah cinta appa kepada Gweboon eonni lebih besar daripada cinta appa kepada eomma?"
Jinki terdiam. Tidak tahu harus menjawab apa. Bukannya dia tidak tahu jawabannya, hanya saja dia tidak tahu jawaban seperti apa yang harus diberikannya kepada Eunsook. Bukankah tidak mungkin jika mengatakan yang sebenarnya? Jika Jinki tidak pernah mencintai Choi Gweboon dan hanya mencintai Kim Gweboon dalam hidupnya. Tidak. Kebenaran itu biarkan dia dan mendiang istrinya yang tahu. Kebenaran akan perasaan mereka berdua. Perasaan sayang seorang kakak terhadap adik, begitu juga sebaliknya.
"Appa lebih mencintai seorang gadis kecil bernama Lee Eunsook." Ya. Seperti ini lebih baik. Putri kecilnya tidak harus tahu apa yang sebenarnya terjadi pada orangtuanya.
"Ish, appa!" Mengerucutkan bibirnya kesal.
"Sookie, tidak apakan jika cinta appa sebagian appa berikan untuk Gweboon?" Mengelus lembut rambut panjang Eunsook.
"Jika itu untuk Gweboon eonni, aku tidak keberatan." Tersenyum manis kepada sang appa.
"Sookie."
"Ya, appa."
"Bagaimana jika Gweboon menolak menikah dengan appa?" Menatap putri kecilnya serius.
"Kenapa? Apa appa memperlakukannya dengan buruk sehingga Gweboon eonni menolak appa?" Eunsook memiringkan kepalanya imut.
"Bukan begitu, Sookie. Ini hanya seandainya. Lagipula siapa yang tahu perasaan Gweboon kepada appa."
"Aku yakin Gweboon eonni mencintai appa." Senyum itu tersungging di wajah manisnya. Menenangkan sang appa yang sepertinya mempunyai masalah.
"Mencintai belum tentu mau bersedia untuk menikah, Sookie."
"Kenapa? Kenapa Gweboon eonni tidak mau menikahi appa?" Eunsook menatap Jinki penasaran.
"Lupakan saja. Teruskan belajarmu, Sookie."
"Appa..." Menuntut penjelasan dari Jinki, tapi laki-laki itu hanya tersenyum tipis dan mengusap kepala Eunsook dengan sayang.

TBC
* * *

I Found You For Me And My Dad | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang