Bagian 7

342 37 4
                                    

"Appa hari ini benar-benar tidak bisa menjemputku?" Eunsook bertanya dengan wajah memelas.
"Iya, Sookie. Appa harus bertemu klien siang ini. Lagipula masih ada Park ahjussi yang menjemputmu. Bukankah begitu setiap harinya?" Jinki tampak sibuk menyiapkan sandwich untuk sarapan mereka berdua.
"Tapi aku ingin appa menjemputku hari ini." Rengek Eunsook.
"Ada apa, hmm? Sepertinya kau ingin sekali appa menjemputmu." Jinki menatap Eunsook heran. Putrinya ini benar-benar aneh. Tidak biasanya dia meminta dirinya yang menjemput.
"Aku ingin pergi ke suatu tempat pulang sekolah nanti."
"Astaga, Sookie kan bisa meminta Park ahjussi mengantarkanmu." Jinki menggelengkan kepalanya heran.
"Tapi aku ingin appa yang mengantar." Eunsook mengerucutkan bibirnya kesal. Ya, Eunsook akan ngambek jika keinginannya tidak dituruti.
"Appa benar-benar sibuk, sayang." Tolak Jinki lembut.
"Huh!" Membuang nafas kasar. Menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan memalingkan wajahnya dari sang appa.
"Memangnya Sookie mau pergi kemana?" Jinki mencoba membujuk Eunsook.
"Ke butik Gweboon eonni. Tapi jika appa sibuk, aku akan minta antar Park ahjussi saja."
"Appa mau."
"Eh?"
"Appa akan menjemputmu nanti."
Oh, tidakkah Jinki sadar jika Eunsook tersenyum penuh kemenangan sekarang?
* * *
"EONNIIII!!!!" Eunsook berteriak begitu pintu utama butik itu terbuka. Jinki yang berjalan di belakangnya hanya menggelengkan kepalanya.
"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" Seorang pelayan di butik itu menghampiri Eunsook yang sibuk mencari sesuatu, ah bukan, mencari Gweboon tentu saja.
"Ah, aku mencari Gweboon eonni. Apakah dia ada disini?"
"Gweboon-ssi?" Tanya pelayan itu memastikan dan hanya dijawab anggukan kepala semangat oleh Eunsook. "Apakah kalian sudah membuat janji?"
"Belum." Eunsook menggelengkan kepalanya imut.
"Maaf, Gweboon-ssi sedang sibuk. Tadi dia berpesan untuk tidak mengganggunya sementara waktu." Pelayan itu sedikit membungkukkan badannya sebagai permintaan maaf.
"Oh, benarkah?" gadis kecil itu tak bisa menyembunyikan wajah kecewanya.
Menatap sang appa yang berdiri di belakangnya. "Appa, bagaimana ini? Gweboon eonni sedang sibuk. Padahal aku ingin mengajaknya makan siang." Mata gadis kecil itu mulai berkaca-kaca.
Jinki yang tak tega melihat putri kecilnya, mencoba berbicara dengan si pelayan.
"Maaf, bisakah Anda memberitahukan kedatangan kami? Katakan saja Lee Eunsook mencarinya."
"Baiklah, silahkan tunggu sebentar!"
"Terimakasih."
"Appa, kenapa appa berubah pikiran?" Tanya Eunsook setelah pelayan itu meninggalkan mereka berdua.
"Tentang?" Tanya Jinki bingung, atau mungkin pura-pura bingung.
"Menjemputku ke sekolah."
"Bukankah Sookie yang memintanya tadi?"
"Tapi Appa menolaknya, dan setelah aku menyebut Gweboon eonni, appa langsung menyetujuinya." Memandang sang appa dengan wajah polosnya.
"Ah... itu... appa hanya tidak ingin sesuatu terjadi denganmu." Jinki mencoba mencari alasan. Tak mungkin dia mengatakan pada putrinya jika dia juga ingin bertemu dengan Gweboon.
"Benarkah? Bukan karena appa ingin bertemu Gweboon eonni?" Eunsook mengedipkan sebelah matanya menggoda Jinki, membuat sang appa salah tingkah dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ap-"
"EUNSOOK-AH!" Suara seseorang memotong perkataan Jinki.
"EONNI!" Menubrukkan tubuh mungilnya dalam pelukan Gweboon. "Eonni, aku merindukanmu."
"Astaga, Eunsook-ah. Bukankah baru semalam kita bertemu?" Gweboon terkekeh geli.
Eunsook melepaskan pelukannya. Menatap Gweboon dengan mata berbinar. "Tapi aku ingin bertemu eonni setiap hari."
"Kalau begitu, Eunsook bisa datang kesini setiap hari, kapanpun Eunsook mau."
"Benarkah?"
"Tentu." Mengusap lembut puncak kepala Eunsook.
"Annyeong, Gwe." Jinki memberikan senyum terbaiknya untuk Gweboon.
"Ah, oppa juga datang?"
"Hmm... Eunsook memaksaku untuk menemaninya."
"Appa bohong!"
"Eh?"
"Sebenarnya appa menolak saat aku memintanya menjemputku, tapi saat aku bilang akan berkunjung kesini, appa langsung menyetujuinya. Eonni, appa ingin bertemu dengan eonni." Jika sudah seperti ini apakah Eunsook masih seperti gadis kecil berusia 8 tahun? Dia terlalu pintar untuk anak sesusianya.
"Ya! Lee Eunsook!"
"Oh, benarkah?" Menatap Eunsook tak percaya. Seulas senyum terlukis di wajah cantiknya. "Apakah itu benar, Oppa?" Gweboon meminta kebenaran dari Jinki.
"Ah, tidak! Itu hanya akal-akalan Eunsook saja." Jinki mencoba membela diri. Oh, apakah takut harga dirimu terluka hanya karena mengakui kebenarannya? Jinki, entah kenapa begitu ingin bertemu gadis itu. Hanya dengan melihatnya saja mampu membuat laki-laki itu tersenyum. Melihat interaksi gadis itu dengan putrinya membuat hati laki-laki itu menghangat. Dan dia menyukai perasaan itu.
"Ah, begitu." Sedikit kecewa dengan jawaban Jinki. Karena sejujurnya gadis itu ingin bertemu dengan Jinki. Entah perasaan apa yang dimilikinya, tapi yang pasti dia menyukai saat laki-laki itu tersenyum padanya, saat laki-laki itu memerhatikannya, dan saat laki-laki itu berada dalam jangkauan matanya.
"Eonni, ayo kita makan siang!" Eunsook menarik ujung mini dress yang dikenakan Gweboon.
Gweboon menyejajarkan tubuhnya dengan Eunsook. Tersenyum manis pada gadis kecil itu. "Tunggu sebentar. Eonni ambil tas dulu di dalam." Gweboon berjalan menuju ruang kerjanya meninggalkan Eunsook dan Jinki.
Eunsook tampak terkekeh. Oh, rencana apa lagi yang akan dilakukan gadis kecil itu?
* * *
"Sookie ingin makan apa?" Tanya Jinki saat mereka masih dalam perjalanan. Sejujurnya mereka bertiga pun tidak tahu akan makan apa dan dimana.
"Es krim." Jawab Eunsook semangat.
"Itu bukan makanan, sayang. Nanti Sookie sakit jika kebanyakan makan es krim."
"Tapi aku ingin es krim, appa." Rengek Eunsook sambil menarik-narik lengan sang appa yang tengah mengemudi.
"Ya, Lee Eunsook! Hentikan, Sayang! Appa sedang menyetir." Berusaha melepaskan tangan Eunsook yang mengganggu konsentrasinya.
"Eunsook-ah, apa kau ingin makan sesuatu?" kali ini giliran Gweboon yang bertanya. Gadis itu menarik tangan Eunsook yang sedari tadi merecoki Jinki.
"Aku tidak ingin makan apa-apa eonni. Terserah kalian saja ingin makan apa." Eunsook kembali sibuk dengan boneka kecil berbentuk kelinci yang selalu dibawanya kemana-mana.
Gweboon beralih menatap Jinki. "Oppa ingin makan apa?"
"Jangan tanyakan itu kepada appa." Sahut Eunsook dari kursi belakang.
"Kenapa?" Gweboon menoleh, menatap Eunsook dengan tatapan bingung.
"Karena Appa pasti akan menjawab ayam. Eonni tahu? Ayam itu sudah seperti istri bagi appa. Dia lebih mencintai ayam daripada aku." Eunsook menjelaskan dengan cemberut. Hah! Mengingat kecintaan appanya kepada ayam selalu saja membuatnya kesal. Bahkan mungkin bagi appanya itu ayam lebih seksi daripada wanita manapun.
"Appa tidak seperti itu. Sookie terlalu berlebihan." Bela Jinki yang masih fokus pada kemudinya.
"Tidak perlu membela diri hanya karena ada Gweboon eonni disini, appa. Apa appa sengaja ingin tampil keren di depan Gweboon eonni?" Lihatlah seringaian licik yang terlihat jelas di wajah gadis kecil itu. Oh, beruntungnya Eunsook karena Jinki dan Gweboon tak terlalu memperhatikannya.
"Ya! Lee Eunsook!"
Gweboon menatap Jinki sambil tersenyum tipis. "Oppa suka ayam?"
"Iya." Jinki menjawab dengan cengiran di wajah tampannya.
"Kalau begitu mau aku masakkan ayam?"
Astaga, benarkah ini? Benarkah Gweboon mengundang mereka untuk berkunjung ke rumahnya? Oh, bisakah itu disebut makan siang keluarga? Dimana Gweboon yang memasak sementara Jinki dan Eunsook duduk manis menanti makanan tersaji di hadapan mereka? Tidakkah ini terlalu cepat untuk hubungan mereka? Tapi tidak ada yang salah jika cinta telah menjeratmu. Terlebih itu cinta pada pandangan pertama.
"Eh?" Jinki terkejut.
Sementara Eunsook lebih dulu menyuarakan pendapatnya. "AKU MAU!" Gadis itu menjawab dengan semangat.
Jinki mau tidak mau menuruti keinginan Eunsook. Lagipula ini kesempatan bagus baginya. Mencicipi masakan Gweboon dan menjadi lebih dekat dengan gadis itu. Kenapa dia merasa mereka adalah sebuah keluarga? Menghabiskan waktu bersama. Bercengkerama satu sama lain. Mengobrol santai. Laki-laki itu bahkan tak pernah merasakan namanya membangun sebuah keluarga yang sesungguhnya. Hidup bersama dengan gadis yang dia cintai beserta buah hati mereka.
* * *
"Wah... rumah eonni sangat nyaman." Eunsook berdecak kagum begitu memasuki rumah Gweboon yang tidak terlalu besar namun tertata rapi itu.
"Terimakasih. Masuklah, oppa!" Gweboon mempersilahkan Jinki masuk karena laki-laki itu sejak tadi masih berdiri di depan pintu, padahal Eunsook sudah berlari entah kemana masuk ke dalam rumahnya.
"Oh, ne."
"Kemarilah, oppa! Kita dapur sekarang!" Ajak Gweboon.
"Tapi-" Jinki merasa sedikit sungkan dengan Gweboon, meski sesungguhnya laki-laki itu ingin melihat Gweboon memasak.
"Kenapa? Apa oppa mau duduk di ruang tamu sendirian?" Gweboon menatap Jinki heran
"Ah, tidak."
Gweboon berjalan menuju dapur, diikuti Jinki di belakangnya. Begitu memasuki dapur Gweboon dikejutkan oleh Eunsook yang telah duduk manis di meja makan. Jangan tanya bagaimana Eunsook bisa menemukan dapur itu padahal ini pertama kalinya Eunsook memasuki rumah Gweboon.
"Rupanya Eunsook lebih lapar daripada Jinki oppa." Kelakar Gweboon sebelum berjalan menuju kulkas dan mengeluarkan beberapa bahan makanan.
"Aku hanya tidak sabar melihat eonni memasak." Eunsook memamerkan senyum polosnya.
"Kalian tunggu dan duduklah dengan tenang." Gweboon tersenyum pada mereka berdua, yang tentu saja dibalas dengan senyum pula oleh Jinki dan Eunsook. Meski dengan senyum yang berbeda makna.
Gweboon sibuk dengan kegiatan memasaknya, berdiri membelakangi Jinki dan Eunsook. Sedangkan gadis kecil itu kembali bermain-main dengan boneka kelincinya. Lalu Jinki? Ah, jangan tanyakan tentang laki-laki itu. Karena sejak tadi, tatapan mata itu tak lepas dari Kim Gweboon, sekalipun yang bisa dilihatnya sekarang hanyalah punggung sempit gadis cantik itu.
Lee Jinki, apakah kau begitu tertarik dengan gadis itu? Apa kau benar-benar jatuh cinta padanya? Secepat itukah? Ini baru pertemuan ketiga kalian dan kau sudah jatuh ke dalam pesonanya? Oh, hatimu benar-benar terlalu mudah ditaklukkan oleh Gweboon.
"Kupikir appa akan kenyang hanya dengan melihat Gweboon eonni." Dengan cepat Jinki menatap Eunsook.
Gadis itu masih sibuk dengan bonekanya, tak peduli dengan appanya yang menatapnya tajam. "Apakah disini hanya ada Gweboon eonni hingga apa tak mengalihkan pandangan mata appa darinya?"
"Itu..."
"Nikahilah Gweboon eonni secepatnya, maka appa akan dapat melihatnya setiap hari."
TBC
* * *

I Found You For Me And My Dad | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang