Part 2 : ~ The First Fight ~

48 7 2
                                    

Suara derap kaki mengalihkan pandangan semua mata yang ada dalam ruangan itu. Begitu melihat sosok yang baru memasuki ruangan sontak mereka langsung berdiri dan membungkuk memberi hormat.

Sosok itu tersenyum kecil lalu duduk di kursi yang memang sudah disiapkan untuknya.

Begitu dirinya duduk, semua yang berada dalam ruangan pun ikut mendudukkan diri mereka.

"Bagaimana kabar kalian?"

"Sangat baik untuk memulai proses latihan hari ini. Jujur saja kami penasaran dengan perubahan yang anda maksud."Luca, sosok dengan pakaian serba hitam angkat bicara.

"Kupikir hanya kau saja yang penasaran."timpal Aaron.

Megan menarik nafas panjang melihat tingkah dua makhluk yang mungkin sebentar lagi akan saling beradu mulut itu. "Please,, jangan mulai lagi."

"Aku sedang tidak mood melihat pertengkaran kalian."ujar Graysel.

Aaron mengalihkan pandangannya ke arah Graysel dan tersenyum remeh. "Kami tidak meminta pendapatmu. Jadi lebih baik tutup mulut kotormu itu."ujarnya.

BRAK!!

"Diamlah, makhluk rendah!"

Kini semua mata serempak tertuju ke arah sosok yang baru saja memukul meja dengan tangan kanannya. Reagan, si vampire berambut biru dengan tatapan tajam setajam pedang menatap sekelilingnya dingin sebelum kembali menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Jujur saja pandangan yang ditunjukkan pria itu cukup membuat bulu kuduk berdiri. Benar-benar mengintimidasi. Kalau saja tatapan bisa membunuh, mungkin mereka semua sudah terbunuh dengan tragis.

"Baiklah. Cukup sampai di sini perdebatan kalian."ucap Mr.Salvador.

Semua mata kini berganti menatap ke arah kepala sekolah mereka itu.

"Untuk proses latihan kalian di hari pertama ini, aku secara khusus ingin kalian menunjukkan kemampuan kalian terlebih dulu."

Tepat ketika Mr.Salvador berhenti berbicara dinding kokoh di belakangnya bergetar pelan, kemudian tergeser perlahan-lahan ke arah kiri. Saat itulah berpasang-pasang mata di ruangan itu nampak terkejut dan takjub dengan pemandangan di balik dinding kokoh itu. Ada sebuah kaca tebal yang dibaliknya terdapat sebuah arena bertarung.

Mr.Salvador memutar kursinya hingga menatap tepat ke arah arena bertarung di belakangnya. "Di situ, setiap klan akan bertarung dan menunjukkan kemampuannya masing-masing."

"Mr.Salvador, maaf jika saya memotong ucapan anda, tapi... Apa maksud anda kami semua..."Hansel menghentikan ucapannya sejenak. Menatap sekelilingnya, lalu kembali menolehkan pandangannya ke arah Mr.Salvador. "Kami semua akan saling bertarung?"lanjutnya sedikit panik.

Aaron menatapnya tak suka. "Kenapa kau gugup begitu?? Jangan membuat harga diri kita jatuh Hansel! Kau memalukan."

Mr.Salvador tersenyum kecil di kursinya. "Tidak, tidak. Kalian di sini bukan sebagai musuh, ingat. Tapi sebagai rekan."

Mr.Salvador mengangkat tangan kanannya lalu menunjuk ke arah arena bertarung dengan jari telunjuknya. "Di situ, kalian akan melawan sosok virtual. Tak nyata, hanya sebuah program. Tapi... Mereka dapat melukai kalian. Berhati-hatilah."

Tepat di dekat pintu masuk ruangan itu, tiba-tiba saja muncul dari dalam tanah sebuah tabung berukuran sedang. Seperti sebuah lift yang terbuat dari kaca.

Mr.Salvador mengalihkan pandangannya ke arah klan werewolf. "Di mulai dari kalian."

Qee yang paling pertama menyadari maksud tatapan kepala sekolahnya. Gadis itu bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah tabung kaca. "Apa benda ini yang akan mengantarkan kita ke arena itu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang