Rara menuruni tangga dengan senyum mengembang, seragam kotak-kotak sudah rapi membalut tubuhnya membuat siapa saja yang melihatnya terpesona. Kakinya melangkah mendekati meja makan kemudian menghampiri Icha lalu menyalaminya membuat wanita paruh baya itu mengerutkan dahinya.
"Tanggung tante, ada piket." jelasnya kemudian. Kakinya melangkah mendekati Ayah Dito kemudian menyalaminya juga, "Pamit om." ujarnya. Namun ketika gadis itu hendak melepaskan tangannya, Doni alias Papa Dito menahannya.
"Dit, anterin Rara gih." ujarnya santai.
Ayam yang hendak memasuki mulut cowok itu jatuh kembali ke piringnya, tatapan bengisnya ditujukan pada Rara yang menatpnya datar kala itu.
"Ogah ah Pa, masih sarapan juga." jawabnya ketus.
Rara tersenyum canggung kemudian menyalami Doni lagi yang kali ini langsung dilepaskannya, "Ngga usah om, makasih. Rara duluan deh kalo gitu, kak Desi aku berangkat dulu ya. Assalamu.."
"Tunggu bentar gue ambil tas dulu," Dito memundurkan kursinya kemudian segera beranjak menuju tangga.
"Bentar ya, tante bawain bekal. Tungguin, awas aja kalo langsung pergi." Icha memperingatkan membuat Rara tersenyum kecil. Wanita itu lantas beranjak membuat Rara mengambil duduk di sebelah Desi.
"Kalian lama ngga ketemu harusnya kangen-kangenan, ini malah berantem." Desi menyenggol lengan Rara.
"Ya dianya aja yang ngeselin kak, pengen deh ditebas." sungut Rara berapi-api.
Dito yang baru saja turun langsung meneguk susunya yang berada di samping Rara seraya mengacak rambut gadis itu gemas.
"Apaan! Rambut badai gue!" serunya tak terima. Tangannya lantas menarik dasi cowok itu gemas membuatnya reflek maju dan hampir saja menumpahkan susunya.
"Tanggung jawab lo! Untung ngga tumpah di kepala lo, kalo kejadian mandi lagi udah." balas Dito kesal. Cowok itu lantas melepas dasinya kemudian memberikannya pada Desi, "Benerin kak, tolong."
Rara yang melihatnya sedikit melongo namun tak lama gadis itu terbahak, Dito yang sok kegantengan itu ngga bisa pake dasi?
"Belajar ih Dit," tukas Desi sembari menerima dasi milik Dito. Rara masih terbahak dengan sesekali menjahili sahabatnya itu dengan berganti menarik-narik rambutnya yang sudah dipomade.
Icha kembali dengan dua kotak makan di tangannya lantas memberikan itu kepada Rara karena Dito sedang merapikan rambutnya.
"Nih, buruan berangkat." Desi memberikan dasi yang sudah setengah jadi kepada adiknya kemudian cowok itu memakainya dan menarik salah satu tali terpendek. Intinya gitu, ngerti kan?
"Assalamualaikum."
***
Bel istirahat membuat Rara segera beranjak dari kelas bahkan sebelum gurunya keluar pun gadis itu sudah mendahului beliau tapi sebelum dia keluar pun etikanya tetap ada dengan menyalami guru itu terlebih dahulu, bukan dirinya saja anak-anak lain pun juga melakukan hal yang sama.
"Kemana tuh bocah?" Aldo yang duduk di deretan sebelah Kayla menyahut heran.
"Biasa anak PMR," balas Kayla seadanya. Gadis itu melirik Dela yang baru saja melepaskan kacamata bacanya, "Yuk." ajaknya sembari menganggukkan kepalanya. Kedua gadis itu melangkah keluar kelas dengan buku yang masing-masing berada di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ga Peka Dih ✔
סיפור קצרIf I got second chance, I just wanna tell. "Aku sayang kamu." Supaya kamu tau kalau sebenarnya kita berada pada satu titik yang sama. Mencintai, tapi tidak dicintai. Dan ternyata bukan hanya kita yang sama tetapi orang terdekat aku sendiri pun nger...