Normal POV
"Park Jimin sialan!"
Kedua tangan nya sudah mengepal kuat diatas meja, terlihat kuku kuku jarinya memutih menandakan betapa kuatnya kepalan tangannya itu.
Matanya menatap tajam sosok namja yang berada sekitar empat meja dihadapannya itu.
Entah kenapa emosinya benar benar meluap saat melihat kedua namja didepannya itu.
Braakkkk
Entah mendapat dorongan dari mana tiba tiba saja namja manis itu menggebrak mejanya sehingga ocean blue yang dia pesan tumpah memenuhi meja, untung saja gelas kaca itu tidak sampai jatuh dan pecah. Bisa bisa dia harus mengganti kerugiannya.
Dengan cepat dia berjalan keluar cafetaria itu tanpa memperdulikan setiap tatapan aneh para pengunjung padanya.
Termasuk mata seorang namja yang telah membuatnya kacau dengan pemandangan yang dia pamerkan didepannya tadi.
"Yoongi hyung.."
Suara lirih itu masih dapat dijangkau oleh telinga Yoongi sebenarnya, tapi entah kenapa kakinya mengisyaratkan untuk tetap berjalan menjauhi namja itu.Normal POV END
.
.
.
Yoongi POV"Arrgghhhh sial..."
Aku menghentakkan kakiku berulang ulang setelah berhasil keluar dari cafetaria. Entah kenapa ada sesuatu yang aneh didadaku saat melihat bocah itu bermesraan dengan namja lain."Apa apaan maksudnya memeluknya seperti tadi? Cihh dasar bocah kurang ajar"
"Bahkan apa apaan tadi tangannya yang mengusap usap rambut namja itu. Dasar Park Jimin brengsek!!"
"Kalau memang dia sudah punya kekasih kenapa setiap hari dia selalu mengikuti ku. Bahkan mengganguku setiap saat. Mengirim pesan yang tak penting. Menelfonku setiap malam. Bahkan memberiku beberapa hadiah yang aneh.. heii aku namja kenapa dia kemarin memberiku boneka beruang.. arrgghhhh sialan sialan sialan.."
Entah sudah berapa batu kerikil yang sudah ku tendangi dari tadi. Dan entah kenapa perasaanku tidak makin membaik malah justru semakin menyesakkan.
Sampai tiba tiba aku menghentikan langkahku dan aku rasa otakku sudah mulai bekerja kembali.
"Heii kenapa aku memikirkannya?"
"Kenapa aku marah?"
"Kenapa disini terasa sesak?"
Aku memegang dadaku yang memang terasa sesak entah karena apa.
"Kenapa aku justru keluar dari cafe tadi?"
"Ohh God.. bahkan makananku belum datang tadi"
Kuusap wajahku kasar karena baru saja menyadari betapa bodohnya diriku sendiri."Sial.. Park Jimin sialan.. kenapa aku harus memikirkan bocah menyebalkan sepertimu.. seharusnya aku bisa menyelesaikan makan siangku dengan baik tadi... arghh sial sial sial.."
Mungkin orang orang telah menganggapku seperti namja gila yang sedang frustasi sambil menghentakkan kedua kakiku seperti yeoja yang sedang patah hati.
Heii tapi ini berbeda. Aku sama sekali tidak sedang patah hati.Hanya tidak suka saja.
Bukan cemburu, bukan. Dan sama sekali bukan.
Ohh demi kulit eksotisnya Kim Taehyung aku benar benar tidak sedang cemburu.
Yang benar saja aku cemburu dengan namja oranye itu.
Ohh God..
Aku benar benar butuh kasur yang empuk sekarang.Yoongi POV END
.
.
.
Normal POVKembali lagi ke dalam cafetaria.
Jimin melihatnya, namja manis yang akhir akhir ini mencuri perhatiannya berjalan keluar cafe dengan wajah yang terlihat merah padam dan kepalan kedua tangannya yang terlihat kuat itu, dia tau bahwa namja incarannya itu sedang terlihat marah entah karena apa. Bahkan dia juga mendengar suara gebrakan mejanya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hear My Voice √
FanfictionAkankah kau ingat padaku walaupun aku tak dapat memanggil namamu?? Akankah kau dapat mencintaiku lagi walaupun aku tak akan bisa berkata aku mencintaimu?? Akankah kau kembali padaku yang tak sempurna ini?? -Jeon Jungkook main: -vkook slight: -minyo...