Hear My Voice #2

4.2K 428 8
                                    

Jungkook POV

Pagi yang cerah untuk mengawali hari pertamaku menjadi mahasiswa di salah satu universitas seni terbaik di Seoul ini. Kalau saja pagi indahku ini tidak dirusak oleh sahabat sekaligus sepupu bantetku yang menyebalkan itu.

Siapa yang tidak akan kesal kalau pagi pagi kau harus rela menunggunya diatap kampus dengan alasan ada hal penting yang ingin dia beritahukan kepadaku. Heyy kenapa si bantet itu tidak mengajakku ke caffe atau kantin kampus saja. Kenapa justru atap sekolah. Dasar orang aneh.

Dan disinilah aku sekarang, masih setia berdiri dan bersandar pada pagar pembatas, satu tanganku kumasukkan ke hoodie merah maroon yang kukenakan dan tangan kananku masih saja mencoba untuk menghubungi sepupuku itu, ohh sebut saja si bantet itu dengan nama Park Jimin.

Sudah lebih dari setengah jam aku menunggunya sendirian dan kesepian diatap ini, dan untunglah jam kuliah pertamaku masih akan mulai jam 10 nanti. Tapi arghhh ini benar benar menyebalkan, dia menyuruhku menunggunya dan sampai aku kekeringan disini dia tak muncul juga. Bahkan dia sama sekali tak mengangkat telefon dariku.

'Mati saja kau Park Jimin sialan' aku terus mengumpat dalam hati, dan entah berapa banyak sumpah serapah yang aku layangkan kepada si bantet itu. Walaupun aku tau aku tak akan pernah bisa memakinya langsung dengan berbagai macam makian yang sudah memenuhi otakku.

Ddrrrrrtttt

Setelah menunggu cukup lama akhirnya handphone ku bergetar, aku melihat ada satu pesan yang masuk dan isi dari pesan itu benar benar membuatku ingin memakan hidup hidup si pengirim.

Yaa Park pabbo Jimin sialan, siapa lagi memang.

Aku langsung berlari menuruni tangga dengan terburu buru, tanganku sudah mengepal ingin sekali rasanya melayangkan tinjuku kepada sepupu sialanku itu. Kalau saja dia bukan sahabat sekaligus sepupu sendiri mungkin dia sudah habis sekarang

Aku menunggunya di atap sendirian dan bukan hanya sebentar aku menunggunya tapi sudah sekitar satu jam. Dan dengan seenaknya dia bilang padaku bahwa dia menungguku dikantin kampus. Argh sial, kenapa tidak dari awal saja janjian disana dan kenapa malah menyuruhku menunggu di atap.

'AKU BENAR BENAR AKAN MENCINCANGMU PARK JIMIN PABBO!!!!'
Aku terus menumpatinya dalam hati, dia benar benar membuatku marah. Mungkin sudah ada dua tanduk dikepalaku sekarang. Karena terus menahan emosi kepada bantet sialan itu aku jadi kehilangan fokusku dan..

Bruukkkk

Dengan tidak etisnya aku jatuh terduduk di anak tangga, aku bersyukur aku tidak jatuh tersungkur sampai kebawah. Bisa dibayangkan akan jadi apa bila itu terjadi.

Dan apakah ini hari sialku. Ohh God baru saja sahabatku membuatku marah dan sekarang aku harus ditabrak oleh seseorang yang tidak aku kenal.

Aku meringis menahan sakit di lutut kananku yang mungkin terbentur dengan ujung siku tangga. Aku benar benar ingin memaki orang yang telah menabrakku sekarang.

"Gwenchana??"
Suara itu, aku mengingatnya, dan akan selalu mengingatnya. Suara seseorang yang selalu ada dihatiku bahkan sampai saat ini. Seperti terhipnotis aku hanya menganggukkan kepalaku, aku masih takut untuk melihat wajahnya.

Kulihat dia mengulurkan tangan kanannya, dan dengan reflek aku mengangkat tangan kananku. Dia menggenggam tanganku dan perlahan membantuku berdiri. Saat aku mulai mendongakkan kepalaku dan menatap wajah namja didepanku. Seketika jantungku berhenti berdetak saat itu juga kemudian dalam beberapa detik langsung berubah menjadi debaran yang tak menentu.

Kulihat wajahnya baik baik dan kutatap mata indahnya dalam dalam. Tak ada lagi umpatan yang tersisa diotakku untuknya, bahkan untuk menyadari bahwa ini nyata saja aku tak sanggup.

Hear My Voice √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang