Menyesal

329 35 4
                                    

Aku update cepat karena aku pengen cepat juga selesaikan cerita ini. Yaa ... meskipun gak banyak yg penasaran tapi aku tetap menyambung cerita ini sampe tuntas.

Keep spirit century.

Hahaha.

Happy reading.

**

Kara masih uring-uringan di atas tempat tidur nya yang besar. Pikirannya bercampur aduk ( lebih tepatnya galau).

Bagaimana tidak. Juarman menghilang begitu saja tanpa ada kabar. Ponselnya pun tak aktif. Kemana sebenarnya Juarman?

Kara kembali dihadapkan tentang Alvin. Ia tak habis fikir dengan tingkah laku aneh Alvin padanya.
Ia bisa saja melakukan hal gila termasuk melepas semua pakaian Kara dengan hanya meninggalkan pakaian dalam. Dan yang anehnya bahwa Alvin tak melakukan apapun. Alvin yang aneh. Apa dia punya kelainan? Hahaha.

Oke kita balik ke Kara yang lagi galau.. lau lau..

Disatu sisi ia sudah menaruh rasa simpatiknya pada Alvin. Bagaimana dia memeluk Kara, menyentuh bibir Kara dan menggenggam erat tangan Kara. Tapi satu hal yang tak mungkin bagi Kara. Membalas ... ya .. hanya itu.

Dalam segmen ciuman pun Kara tak membalas.

Haduhh ... mbak Kara, Alvin itu udah perfecto. Kenapa dilepas. Toh Alvin itu Juarman loh... (pasti itu kan yang difikirkan readers.) Hahahaa.

Kara menggeleng-gelengkan kepala dan mengerjapkan mata nya. Itu ia lakukan agar ia bisa melupakan tentang Alvin.

Kara menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aduhhh ... hatiku jadi runyam gini?" Gerutu Kara.

"Kenapa, sayang." Tanya seorang perempuan menggunakan sepeda roda.

Dengan cepat Kara mencari sumber suara.

"Ibu."

"Tentukan lah pilihan hatimu. Ibu gak akan batasi keinginan kamu." Ujar ibu dengan senyum sayu dan manis.

"Bu.. tapi.. "

"Tidak apa-apa. Kebahagiaan kamu yang utama. Ibu cuma punya kamu."

Kara langsung turun dari tempat tidur dan memeluk wanita yang paling ia cintai itu. Ia tak menyangka ibu nya sudah memberi restu.

**

Keesokan hari nya Kara dengan setelan cantik dan gaun selutut putih sudah ia kenakan untuk menemui Juarman dicafe yang tak jauh dari kantor. Ya layaknya berkencan pemuda pada umumnya.

Kara duduk dimeja nomor 7. Disekelilingnya banyak yang bercengkrama dengan pacar dan sahabat.

Sambil menunggu, pandangan Kara terpusat ke cafe yang tepat berada diseberang jalan. Wajah itu tak asing baginya. Dengan tampilan gagah dan macho ia berdepanan meja dengan orang yang begitu familiar dan sangat dekat dengan Kara.

"Alvin dan Anya." Batin Kara sambil mengernyitkan dahi nya. Mengapa banyak yang begitu janggal dalam fikiran nya selama ini.

Dengan segera Kara bangkit dari duduknya dan segera mencari tahu sebab mereka berdua disebuah kafe.

"Gue merasa jahat banget ama Kara karena udah bohongin dia."ujar Anya disela perbincangan mereka.

Apa maksud percakapan mereka? Anya selingkuh dengan Alvin? Its oke no problem.

"Gue juga jahat banget udah nyamar jadi Juarman."

"Iya.. gue juga janggal banget pas di kantor. Suara loe itu bikin gue bergairah tau nggak. Gak cocok sama wajah loe plus gigi palsu loe itu." Ledek Anya.

A Husband For KaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang