For Alvin

314 38 4
                                    

Salam para readers..

Saya century akan menyambung cerita yang ke enam. Suka gak suka tapi kamu harus suka. Hahaha maksa.

Yauda jangan banyak cincong. Yuks gaess ...

**

Alvin masih berada didalam kamar seperti seorang psikopat pada umumnya. Ia sama sekali tak ingin beranjak dari tempat ia duduk sekarang. Hatinya terus dikejar-kejar rasa bersalah. Orang yang ia cintai kini harus bertarung nyawa dan terbaring dirumah sakit.
Padahal kemarin Alvin lah yang sakit karena dirinya. Sakit hati dan sakit badan karena menjadi dua orang sekaligus.

Hingga akhirnya Alvin terpaku pada sebuah tempat makanan yang ada disamping meja kamarnya. Alvin mengernyitkan dahi nya.
Dengan penuh rasa penasaran Alvin langsung menghampiri dan melihat isi dalam kotak makanan itu.

"Sandwich." Gumam Alvin.

Siapa yang meletakkannya ia pun tak tahu. Matanya mengelilingi pandangan disekitar kamar nya. Siapa yang meletakkan makanan ini?

Apakah mungkin Anya yang melakukannya? Atas dasar apa? Anya sama sekali tak pernah memberikan sinyal atas perasaan sukanya. Dan Alvin, ia tak pernah merespon atau memberi harapan palsu kepada siapapun.

Ternyata dibawah kotak makanan yang sudah basi itu ia menemukan sebuah surat dengan amplop berwarna biru langit.

Lagi-lagi Alvin mengernyitkan dahi dengan penasaran tingkat dewa. Dengan uluran tangan yang cepat ia mengambil surat itu untuk mengakhiri rasa penasaran nya.

Dear Alvin Pratama.
Sejak mengenalmu aku merasakan bahwa aku mencintaimu atas dasar cinta. Tapi lambat laun kau begitu misterius. Pandangan ku berbeda dengan mu karena aku ingin memungkiri bahwa aku mencintai orang lain. Aku memaksa hati ini untuk mencintai Juarman.
Juarman sangat menghargai cintaku.
Tapi semakin aku mencoba mencari Juarman aku semakin merasa bahwa aku mencintaimu. Kata-kata bodoh ini ku tulis tanda bahwa aku mulai mencintaimu. Aku ingin menemui Juarman untuk terakhir kalinya jika akhirnya aku memilihmu untuk menjadi suamiku. Bisakah kau bersabar? Aku akan cepat membunuh rasa cinta ku terhadap Juarman.

Kara

Sambil melihat ukiran tulisan Kara yang rapi, Alvin meneteskan air mata. Begitu bodohnya dia hingga ia tak bisa menyadari bahwa Kara pun sebisa mungkin melupakan Juarman yang sekarang hilang.

Ini sebenarnya yang bodoh siapa sih?

Tiga tetes air mata Alvin menitik diatas surat dari Kara. Alangkah terkejutnya Alvin dengan pernyataan mengejutkan dari Kara.

Tubuh Alvin terasa semakin lemas dan tak bernyawa.

"Kara... bagaimana aku melewati hidup ini tanpamu.?" Ucap Alvin dengan tekanan.

"Alvin." Panggil seorang wanita dari belakang tubuhnya.

Alvin tak menggubris. Ia masih menenggelamkan kepalanya dalam selimut diatas tempat tidur.

"Alvin.. " panggil wanita itu kembali.

Alvin pun akhirnya membuka kain selimut itu dan menemukan wajah wanita itu yang sembab dan tatapan datar.

Wanita itu memeluknya dengan hangat.

"Ini salahku, kak." Alvin memeluk erat kakak kandungnya itu sembari menangis tersedu-sedu dibahu kakaknya.

Kak Jani hanya mengangguk sambil mengelus kepala adiknya. Baru kali ini Alvin merasakan kepedihan tentang kisah cintanya.

"Kita harus banyak berdoa. Ini bukan salah kamu."

A Husband For KaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang