Hai para readers yang kece badai keterlaluan. Haha lebaiiiii,...
Aku mau mulai sambung ke cerita yang selanjutnya.
Pasti bingung kenapa ibu Kara masih misteri. Beliau terlibat atau tidak.Beliau akan menyampaikan yang sebenarnya. Stay terus ya..
**
Pov ibu
Ibu mungkin memang terlibat seutuhnya dalam skanario ini. Maafkan ibu, nak.
Sejak kecil kau memang satu-satu nya anak ibu yang sangat manis. Dibalik sifat manismu kau begitu anggun dan ramah. Tidak pernah memilih dalam pertemanan termasuk pada Alvin.
Kau tau seperti apa Alvin yang dulu. Dia sangat jauh berbeda dengan yang sekarang. Namun dari kecil dia selalu berharap suatu saat nanti kalian akan dipertemukan kembali dalam ikatan pernikahan.Sekarang Alvin sudah kembali meskipun dengan cara yang berbeda dan penampilan yang berbeda pula, Itu semua ia lakukan agar ia tau bahwa Kara yang ia kenal dulu tidak berubah. Lambat laun Alvin sadar bahwa caranya salah. Ia semakin bingung untuk membongkar semua rencananya.
Kara..
Bangunlah sayang.
Ibu semakin merasa tersiksa dengan ini. Kau tau kan ibu tidak suka bau rumah sakit yang begitu menyengat dengan obat-obatan. Maka itu cepatlah bangun sayang.
Ribuan tetesan air mata sudah memenuhi ruangan ini untuk menunggu kesadaranmu.
Karaa...
Ibu janji ibu akan menjadi ibu yang terbaik untukmu.Ibu sudah menyiapkan gaun pengantin kalian berdua. Bahkan semua catring sudah selesai.
Nak, ibu cuma ingin satu dari kamu.
Yaitu mengenakan gaun pengantin yang telah ibu siapkan untuk dikenakan dihari bahagia kalian berdua.**
Ibu masih mengelus lembut rambut Kara yang lebat. Tetap saja Kara masih diposisi yang sama, tidak bergerak. Hanya suara bip dan layar monitor dengan garis menjulang keatas dan kebawah.
Kedatangan Alvin menghancurkan lamunan ibu Kara. Ibu nya hanya duduk disamping menunggu mata Kara terbuka.
Kedatangan Alvin juga bersamaan dengan dokter Jani.Dokter Jani langsung memeluk erat ibu Kara.
"Tetap berdoa ya, bu." Bisik Dokter Jani dari samping kepala ibu Kara.Ibu Kara mengangguk pelan.
"Terima kasih telah menjenguk, Kara." Ucap ibu Kara.
"Ibu jangan khawatir. Saya akan berusaha sebisa saya agar kaki Kara tidak di amputasi."terang Dokter Jani.
Ibu Kara mengerutkan dahi tak mengerti.
"Di amputasi?!" Tanya ibu Kara sambil menatap mata Alvin dan beralih ke tubuh Kara yang masih tergeletak ditempat tidur.
Ibu menggeleng sambil memegang kepalanya."Tidak..!!??"
Alvin berusaha menenangkan ibu Kara dan membantu mendudukan ibu Kara ke sofa yang lebih nyaman.
"Kenapa Alvin gak bilang." Tanya ibu
"Maaf, bu. Alvin rencana nya hari ini mau bilang dulu agar ibu tidak shock." Alvin masih memeluk bahu ibu Kara.
Dokter Jani juga ambil posisi disofa agar bisa menjelaskan kepada ibu Kara dengan bahasa yang lebih ringan.
Tapi ibu hanya menatap kosong kesembarang arah tanpa menatap mereka berdua. Air mata ibu mengalir deras tanpa spasi. Mata ibu sudah mulai membengkak dan lingkar mata yang menghitam karena tak tidur-tidur. Hidung ibu memerah seketika sambil mencoba membendung air mata.
"Alvin...." panggil ibu Kara tanpa menatap Alvin secara langsung.
"Hm., iya, bu." Sahut Alvin sambil menatap ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Husband For Kara
RomanceKara adalah seorang wanita yang termasuk sangat sulit jatuh cinta. Hingga akhirnya ia dihadapkan pada sebuah pilihan yaitu menikah atau ibu kandung nya meninggal tanpa pernah merasakan punya cucu. Tau kan gimana rasanya jika kita merasa terjepit? B...