Dua

313 29 3
                                    

Warning!!! Typo bertebaran. Part ini masih baru perkenalan ya.
Happy reading.. ^^

°•°•°Venus pov°•°•°

"Leo.. Menurut lo, Leo gimana orangnya?"

Mars terdiam mendengar pertanyaanku. Kemudian ia buru-buru merubah ekspresinya. "Biasa aja," ucapnya sambil melanjutkan makan.

"Ya maksudnya gak gitu, dia menurut lo gimana? Baik mungkin?" tanyaku memelankan suaraku di akhir kalimat. "Kata anak-anak sih dia perfect. Menurut lo gimana?" tanyaku lagi.

"Nih, udah abis. Cuci piring sana," ucapnya sambil menyodorkan piring bekas mie instan padaku.

"Katanya mau makan berdua sama gue. Ini malah dihabisin," ucapku pelan sambil berjalan pergi.

"Salah sendiri gak minta," teriaknya dari ruang tamu. Aku hanya mendengus mendengar teriakannya.

"Ven, gue balik ya," teriaknya dari ruang tamu.

"Katanya lo nginep?" teriakku sambil berlari kearah ruang tamu, mengabaikan telapak tanganku yang dipenuhi busa. Tapi nihil. Ruang tamuku sudah kosong. "Mars? Lo udah pulang?" tanyaku pelan.

"Udaaahh." samar-samar aku mendengar seseorang menjawab pertanyaanku.

"Oh yaudah kalo udah pulang," gumamku. Aku berjalan menuju dapur dan berniat melanjutkan aktivitasku.

"Katanya mau nginep. Eh malah pulang. Dasar tukang php," gerutuku. "Ngomong aja mau nebeng makan. Gitu pake acara sok romantis-romantisan segala," gumamku sambil sesekali menekan keras spons ke piring kotor.

"Siapa yang mau nebeng makan?"

"Mars," ucapku sebal.

"Siapa yang sok romantis?"

"Ya Mars lah, bego. Mau siapa lagi?" ucapku kesal. Bisa-bisanya ia masih menanyakan pertanyaan yang jawabannya sama.

"Siapa yang lo katain bego?"

"YA ELO LAH. SIAPA LAGI."

Eh, tunggu. Siapa yang berbicara denganku? Orang tuaku sedang pergi. Sedangkan Mars? Ia sudah hilang raib entah kemana.

Aku berbalik dan mendapati seorang pria sudah bersendekap dan bersandar pada pintu. "Nyariin gue?" tanyanya sambil menaik-turunkan alisnya.

"Idihh siapa juga yang nyariin lo, Mars. Lo katanya pulang. Yaudah pulang aja sana," ucapku acuh. Aku berbalik dan menyelesaikan aktivitasku.

"Enggak lah. Gue gak bakal ninggalin lo sendirian dirumah."

Kenapa?

"Pertama, lo itu cewek. Gak baik tinggal dirumah sendirian. Kalo ada apa-apa gimana? Terus nanti kalo.."

Ia khawatir? Padaku? Tanpa sadar, kedua sudut bibirku naik membentuk sebuah senyum tipis.

"CIELAH VENUS BAPER!!" teriaknya yang entah sejak kapan sudah berada di disampingku.

"Apasih Mars," ucapku sambil memundukkan wajahku. Berusaha membuat tirai rambut yang menutupi wajahku.

"Ciee baper ciee." Mars tertawa sambil menoel pipiku. "Siapa baper?"

"Ya kamu, sayang."

Sayang. Apa?

"Makan tuh sayang," ucapku sambil melumuri wajahnya dengan buih sabun. "Oh, ngajak perang?"

Mars menggeser tempatku dan meraih banyak busa sabun. Ia berjalan pelan ke arahku dengan senyum iblisnya. "Eh Mars, muka lo jijik tau," ucapku sambil berjalan mundur.

Mars And VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang