Lima

161 18 1
                                    

Warning!!! Typo bertebaran.
Happy reading.. ^^

°•°•°Mars pov °•°•°

Aku berusaha menahan tawaku saat Venus mengangkat panggilan telepon dariku dengan suara yang takut. Bahkan Rama yang melihatku berusaha menahan tawaku justru sedikit menjauh dan tertawa terpingkal-pingkal. Tentu saja itu membuatku semakin sulit menahan tawaku.

"Ven, gue masih otw. Tadi ban motor gue ada yang ngempesin. Jadi gue pinjem motornya Rama. Bentar lagi gue sampe," ucapku langsung mematikan sambungan telepon sambil berjalan memasuki rumah.

Ya, sebenarnya inilah kejutannya. Setelah hari pertemuan kami, dan ternyata esoknya adalah hari ulang tahun Venus. Apa aku belum bilang?

Kedua orang tua Venus pun juga ikut ambil bagian dari ini. Mereka sudah ada di dalam rumah. Dan kedua laki-laki tadi sebenarnya adalah Om Chakra dan temannya, Om Garry. Om Chakra sebenarnya adalah teman dari ayah Venus yang secara sangat kebetulan berteman baik dengan pamanku, Om Garry.

"Lo masih mau ketawa di pojokan sana?" tanyaku tanpa melihat Rama yang masih memegangi perutnya. Sebegitu dahsyatnya 'kah sampai perutnya sakit?

Rama berdehem untuk menormalkan suaranya. "Lo masih mau berdiri disini?" cibirnya sambil berjalan melewatiku.

Saat memasuki rumah, aku bisa melihat Om Sade dan Tante Dewi--kedua orang tua Venus-- yang sibuk berkutat dengan kue tart dan lilin-lilin. Aku berdehem untuk mengalihkan perhatian mereka. Mereka menatapku sejenak lalu tersenyum memberiku tanda untuk terlebih dahulu menuju kamar Venus.

Aku menghela nafas panjang saat membuka pintu kamar Venus dan mendapati dua pasang mata tajam menatapku. "Lama sekali," dengus Om Garry saat aku berjalan mendekat ke arahnya.

"Bawel," ucapku yang langsung mendapat jeweran di kuping kiriku.

"I-iya ampun, Om."

Jam berdentang dua belas kali menandakan hari sudah berganti. Aku berbalik saat mendengar bunyi suara pintu dan melihat orang tua Venus membawa kue tart yang cantik dihiasi banyak lilin. Tak lupa di belakangnya, Rama membawa banyak kado yang dimasukkan dalam kantung plastik besar.

Aku berjalan pelan ke arah lemari dan memberi tanda dengan jari tangan. 1.. 2.. 3..

"HAPPY BIRTHDAY!!!" teriak kami orang itu hampir berbarengan saat aku sudah membuka sepenuhnya pintu lemari Venus.

Venus yang mendengarnya pun langsung mengusap air matanya dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia memandang kami semua beberapa detik sebelum ia memandangku dan memicingkan matanya.

"L-LO MINTA DIMUTILASI, MARS!!" teriaknya sambil langsung meloncat keluar dan mendarat di pelukanku.

"G-gue tadi udah panik banget. G-gue belum sempet minta maaf sama bokap sama nyokap. Belum taat ibadah. Belum puas jitakin pala lo," ucapnya sesegukan sambil membenamkan wajahnya di dadaku. Ia mencubit lenganku keras saat aku terkekeh melihatnya. Namun aku berusaha menahannya sedikit lebih lama lagi. Hanya ingin waktu berhenti sementara. Hanya ada aku dan dia.

Deheman Rama yang super keras membuatku dan Venus sadar bahwa disini bukan hanya ada kami berdua, tapi ber enam. Venus menarik dirinya menjauhi pelukanku sambil mengusap ingusnya yang entah sejak kapan itu. Aku memberinya selembar tisu yang ada di meja riasnya. Sadar suasana terlalu awkward, tante Dewi berjalan ke arah Venus tak lupa dengan kue tart. "Happy birthday, sayang. Make a wish for your birthday," ucap Tante Dewi sambil tersenyum.

Venus memejamkan matanya sejenak dan mulutnya bergerak-gerak tak tentu. Ia membuka matanya dan langsung meniup lilin bertuliskan angka 1 dan 7.

"Potong kuenya. Potong kuenya. Potong kuenya sekarang juga. Sekaraang jugaa, sekarang jugaa," ujar om Chakra sambil menyodorkan pisau roti dan beberapa piring kecil lengkap dengan alat makannya.

Semua bertepuk tamgan saat Venus sudah memotong kue tart bagian pertama. Kue pertama itu diberikan kepada Tante Dewi, ibunya. Lalu yang kedua, Om Sadewa, ayahnya. Dan kue yang ketiga diberikan padaku yang langsung mendapat tatapan aneh dari ketiga laki-laki yang turut membantu itu.

Setelah sedikit memakan kue tart tadi, semuanya kembali ke kegiatan masing-masing. Rama, Om Garry dan Om Chakra pulang. Sedangkan Om Sadewa dan Tante Dewi pergi ke kamar mereka. Dan aku? Tentu saja aku lebih memilih menginap disini. Di kamar yang hanya dipisahkan triplek tipis dengan kamar Venus.

"Belum tidur, Nus?" tanyaku setelah mendengar suara terkikik dari kamar Venus.

"Bentar lagi, Mars." ku dengar Venus membalas pertanyaanku dengan sedikit tawa.

"Sekarang!"

"Ih bentar, Mars. Ini masih sibuk tau."

Aku mengernyitkan dahiku. "Sibuk ngapain?"

"Chattingan sama Leo," ujarnya senang. Aku mendengus saat mendengar jawaban Venus yang sangat tidak ku inginkan ditambah dengan nadanya yang terdengar gembira.

"Udah mau pagi, cepet tidur." Aku berbalik memunggungi triplek yng membatasi kamar kami dan mencoba memejamkan mataku. Pergi ke alam yang sangat damai.

***

Tenggorokanku tercekat. Kenapa aku tidak bisa berbicara? Bahkan untuk menyebut namanya saja sangat susah untukku.

Aku semakin berlari cepat ke arahnya saat ia sudah sangat dekat dengan jurang didepannya. "Venuss.." teriakku sekuat tenaga namun yang ku dengar hanyalah bisikan lirihku. Namun itu tak sia-sia. Venus berbalik dan menataku dengan senyumnya.

Mulutnya bergerak-gerak seperti menyucapkan "Good bye, Mars." tak lupa dengan senyum manis yang tersungging di bibirnya. Aku berlari semakin cepat. Namun entah mengapa sesuatu yang aneh terjadi. Semakin cepat aku berlari, semakin ia jauh dariku. Hingga akhirnya..

"VENUS!"

Aku terbangun dengan keringat dingin di sekujur tubuhku.

Seseorang tiba-tiba membuka pintu kamarku dan berjalan tergesa menuju ke arahku. Venus. "Kenapa?" tanyanya dengan nafas yang tak teratur.

Aku tersenyum ke arahnya saatmelihat wajah paniknya yang menurutku sangat menggemaskan itu. "Gapapa," ucapku menunjukkan cengiranku. Venus memicingkan matanya dan langsung mencomot bantal dan melemparkannya ke arahku.

"Gue kira lo kenapa. Lo bikin gue panik tau!" ujarnya kesal sambil tetap menghujamkan bantal ke arahku. Aku terkekeh saat wajahnya berubah sangat kesal. Dengan mata yang menyipit, pipi menggembung, dan bibir yang tiba-tiba monyong.

She is cute

•°•°•

A/N: Heyooo telat update ya wkwk. Aku baru inget kemren belum update. Baru ngetik itu jam setengah sembilan malem sampe sekitar jam setengah sebelas. Dan itu cuma dapet 565 words. Gilak. Lama banget tapi masih dikit. Oke, ini banyak :v

Makasih buat para reader yang meninggalkan jejak yaa.. Kritik dan saran dibutuhkan 😊😊

Bigluv, tcorn 💙

Mars And VenusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang