PART 18

296 18 3
                                    

Icca merasakan adanya sesuatu seperti membakar kerongkongannya saat melihat adegan Dara-Essa. Sudah habis satu gelas air mineral Icca teguk namun sepertinya tenggorokannya tidak tersedak namun ada bagian lain dari dirinya yang berdenyut nyeri. Namun Icca tak tahu perasaan apa sebenarnya yang ia rasakan.

Icca pun bergegas pulang meninggalkan Rio yang bingung melihat gelagat Icca, entah apa yang kini Icca rasa namun hatinya mengatakan untuk segera pergi dari tempat itu.

Selama perjalanan tak hentinya Icca menangis, entah apa yang ia tangisi. Beberapa adegan kejadian hari ini berputar-putar di kepalanya. Icca pun bingung dengan dirinya karena bagi Icca kini yang bisa ia lakukan hanya menngis.

Sedari tadi ponsel Icca terus berdering namun Icca terus mengacuhkannya. Hingga supir taxi yang ia tumpangi menyampaikan bahwa ia sudah tiba di depan rumah. Setelah membayar argo taxi Icca bergegas masuk rumah tanpa menutup pagar dahulu. Entah mengapa hari ini ia begitu kacau.

Saat membuka pintu depan Icca melihat lampu ruangan masih menyala semuanya. Biasanya jika kakek akan tidur ia tak lupa mematikan lampu namun ini terasa aneh, Icca pun bergegas ke kamar kakek untuk mengecek keadaan beliau, karena terakhir Icca lihat kakek sedang terbatuk-batuk.

"Kemana kakek ya? Di kamar gak ada. Di ruang tv juga gak ada. Coba aku cek ke kamar mandi deh" . Ucap Icca dalam hati.

Namun saat akan ke kamar mandi betapa kagetnya Icca melihat kakeknya sudah tergeletak tak sadarkan diri di dekat kamar mandi. Dengan gemetar Icca memangku kepala kakeknya dan mencoba mencari tanda-tanda pergerakan nadi. Namun yang ditakuti Icca terjadi, Icca tak menemukan nadinya berdenyut, mencoba meyakinkan diri Icca pun mendekatkan jarinya ke hidung beliau. Masih tak percaya dengan fakta yang ia dapat Icca kembali mencoba menempelkan telinganya ke dekat jantung si kakek. Dan denga lemah Icca terisak.

"Kek, kakek janga becanda begini dong kek. Icca gak suka, kakek jangan tinggalin Icca. Nanti Icca gak punya siapa-siapa lagi"

Dengan hati hampa Icca menjerit menerima kenyataan bahwa satu-satunya anggota keluarga yang ia miliki kini telah tiada.

Sedangkan di luar sana Rio yang baru saja keluar dari mobil mendengar jeritan Icca lantas segera berlari dan mencari asal suara. Rio melihat Icca sedang tertelungkup memeluk tubuh kakeknya yang telah tak bernyawa. Menyadari apa yang sedang terjadi sontak membuat Rio menarik Icca ke dalam pelukannya dan mencoba menenangkannya.

Dalam pelukan Rio, Icca hanya terisak dan sesekali memanggil kakeknya.

Tak lama Essa tiba bersama Dara dan keduanya hanya bisa tertegun melihat kejadian tersebut.

Namun tak lama Essa mengeluarkan ponselnya dan segera memanggil Ambulance kemudian menelepon orang tua Essa.

Kini kakek telah dimasukkan ke dalam Ambulance di ikuti Icca dan Rio yang menemani jenazah kakek dalam ambulance.

Sementara itu Essa meminta tolong kepada orang tuanya untuk membantu mengurusi rencana pemakaman kakek, karena keluarga Icca dan Essa sudah sangat dekat dan membuat mereka langsung sigap membantu tanpa harus menunggu aba-aba.

***

Sementara itu di Rumah Sakit

Rio sedang mengurus administrasi karena setelah di periksa ternyata benar bahwa beliau sudah meninggal dunia karena komplikasi penyakit yang iya idap, sementara itu Icca seperti mayat hidup hanya mampu diam dengan tatapan kosong yang sangat menyayat hati.

Rio sungguh tak tega melihat Icca yang begini. Rio tahu Icca bukan tipe orang yang selalu ceria namun melihat Icca seperti saat ini seperti Icca telah kehilangan  cahaya hidupnya dan ini membuat hati Rio terluka melihat orang yang ia cintai merana.

***

Setelah pemakaman selesai Icca tak lantas segera beranjak dari tempatnya. Ia berjongkok dihadapan nisan almarhum kakeknya.

Icca tak menangis lagi, namun lebih mengerikan ia hanya diam dengan tatapan kosongnya.

Tak ada yang berani menegur Icca jika sudah begini.

Saat langit berubah lembayung dan sang malam hampir menampakan wujudnya Icca mulai berdiri. Semua yang mengantar pemakaman sudah pulang hanya tersisa Rio, Mahessa dan Dara.

Saat Icca mulai melangkah meninggalkan mereka semua tiba-tiba Icca memberi isyarat untuk tidak mengikutinya.

Terang saja membuat mereka semua semakin bingung dan panik, namun tak ingin mengganggu Icca dengan dunianya. Jadilah mereka mengikuti Icca dari kejauhan dengan harap-harap cemas.

Riyu16

My Secret Admirer Is My Best Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang