PART 28 (END)

340 15 7
                                    

Pagi ini Dara memintaku bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat. Entah kemana dan apa tujuannya aku hanya bisa mengiyakan saja. Mengingat percakapan semalam sedikit banyaknya bisa membuat aku berkeringat dingin seperti saat ini.

Di perjalanan Dara banyak bertanya tentang kegiatanku selama di Perth, begitu pula aku yang sangat exited meminta Dara bercerita tentang negeri gingseng yang sudah lama ingin aku kunjungi, tanpa terasa kami sudah memasuki sebuah kompleks perumahan yang sangat aku ingat setiap sudut jalannya, walau sudah beberapa tahun aku tak kunjungi dan ada beberapa bagian yang berubah namun aku hafal betul jalan ini. Ini jalan menuju rumah Mahessa.

Lantas aku melirik Dara yang hanya tersenyum melihat reaksi ku. Tinggal beberapa rumah lagi yang harus kami lewati namun dari sini dapat ku lihat dengan jelas bahwa didepan rumah Mahessa sudah nampak pemandangan sebuah tenda indah yang sering di pasang saat ada acara cukup besar. Aku kembali melirik Dara dan mulai berfikir yang tidak-tidak.

"Kak... Dara tau kalo kakak sayang sama Kak Essa kan?kakak gak boleh terus-terusan merasa bersalah dan berduka atas kepergian almarhum kak Rio. Kak Rio udah tenang disana. Dan dia juga pasti pengen kak Nissa bahagia bersama orang yang kakak cintai."

Aku hanya bergeming mendengar ucapan Dara, kini banyak spekulasi mengisi kepalaku. Aku hanya mampu terdiam lalu perlahan air mata yang sedari tadi ku bendung akhirnya jatuh membasahi pipi menorehkan sebuah luka dalam tanda tanya besar.

"Kak, aku pengen kakak perjuangin cinta kakak, kebahagiaan kakak. Dan kakak punya kami, keluarga besar Natalegawa. Kakak gak perlu takut"

"Dara..."

"Iya, kak. Yuk kita keluar, aku yakin kita belum terlambat." Tanpa sepengetahuan ku Dara sedang mengeluarkan smirk miliknya.

To be continue 

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Coba ah tebak tebakan... kira-kira apa yang bakal terjadi?
Kelanjutannya nanti mlm. Aku pengen liat dulu tebakan dari temen-temen semua...

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Dara... kok dirumah Mahessa ada tenda hajatan gitu sih?"

"Kalo kata Dara kak Essa mau nikah gimana? Kalo kata Dara hari ini kak Essa lagi tunangan gimana?"

"Kamu serius? Terus ngapain kita kesini?"

"Ya ngasih ucapan selamat lah, kakak kan sahabatnya Mahessa. Ko malah nanya ngapain kesini sih?"

"Tapi kan kamu tahu kalo Essa udah lama gak ngasih kabar sama kakak?!"
"Gimana kalo Essa marah liat kakak ada di acara pertunangannya"

"Kak... janur kuning belom di pasang loh, kakak gak mau nih perjuangin kak Essa" ucap Dara serius namun sejurus kemudianS Dara terkekeh.

"Kok kamu malah ketawa gitu sih dek?"

"Gak apa-apa kak. Yuk kita kesana"

Dalam perjalanan menuju rumah Essa aku mendengar para tamu yang akan hadir sedang berbincang-bincang. dan sedikit banyak aku mencuri dengar perbincangan mereka.

"Akhirnya keluarga Kusuma hajatan ya, jeng"

"Iya calon mempelai juga cocok banget. Ganteng sama cantik"

Mendengar percakapan mereka membuat hatiku kebat kebit tak karuan. Haruskah aku muncul di acara pertunangan Essa? Apakah aku sanggup menyaksikan Essa bersanding dengan yang lain? Apakah ini karma untukku yang sudah mempermainkan perasaannya?

My Secret Admirer Is My Best Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang