PART 21

349 19 8
                                    

Icca terbangun pagi hari dengan senyum merekah, karena semalam ia sudah mengatakan perasaan yang selama ini ia ingkari. Perawat datang untuk mengantarkan sarapan.

"Pagi nona Nissa..."
"Sudah siap sarapan?"

"Iya, sus. Hari ini makan sama apa?"
"Aku bosen sama menu rumah sakit"

"Iya, kan hari ini boleh pulang setelah pemeriksaan dokter"

Icca tersenyum sumringah namun ia kembali teringat almarhum kakeknya.

Saat Icca larut dalam fikirannya sendiri, tiba-tiba suster bertanya.

"Cowok gantengnya kemana nih? Biasanya udah stand by buat nyuapin Nissa?!" Suster tersenyum lalu berlalu.

Benar, dari semalam Rio belum memberikan kabar. Bahkan pagi ini ia belum datang, biasanya Rio sudah siap di posisinya untuk merawat Icca.

Icca merasa ada sesuatu yg salah. Namun ia tak berani berspekulasi dengan fikirannya.

Jam 10 siang dokter sudah memeriksa Icca dan memberikan ijin Icca untuk pulang. Setelah berbenah dengan barang-barangnya Icca mengecek kembali ponselnya berharap Rio memberikan kabar, namun nihil.

Sebelum pulang Icca mengunjungi Essa untuk berpamitan, karena luka tusukan Essa belum kering sehingga ia masih harus rawat inap.

"Ssa... gua balik duluan ya, gua bosen disini mulu. Makanannya gak enak. Lu kapan balik?"

"Gak tau nih, kapan kali gua baliknya, malah makin banyak aja obatnya. Bingung gua. gua ngikut lu balik aja lah."

"Ih jangan dulu, bego. Liat tuh perut lu masih bolong, belom kering jaitannya. Bandel sih jadi lama sembuh"

Essa mengacak-acak rambut Icca dengan sayang.

"Ih rese banget sih lu, Ssa"
"Kusut nih rambut gua"

"Gua seneng lu bawel lagi sama gua.
"Ini yang gua kangenin."
"Jangan berubah lagi ya"

"Eh emangnya gua power ranger bisa berubah-berubah segala?!"
"Yang ada juga lu yang tiba-tiba ngilang gak tau kemana"

"Gua kan cemburu"

"Lu lucu ya klo lagi blushing gtu" Icca menunjuk pipi Essa.

"Mana ada, gua gak blushing kok, mata lu tuh siwer" jawab Essa salah tingkah.

"Yaudah gua balik ya. Baik-baik lu disini. Kalo ada apa-apa telpon gua."

"Iya bawel"
"Cca.. lu strong."

Icca hanya mengedipkan mata lalu segera beranjak pergi.

Icca menghampiri meja administrasi untuk mengurus biaya pengobatan serta rawat inapnya. Namun ia kaget karena semua biayanya sudah dilunasi.

"Lunas, mbak? siapa yang bayar?"

"Oh itu seorang pria dengan jas biru tadi pagi. Potongan rambutnya undercut gitu, mbak. Kebetulan saya langsung yang mengurusnya. disini sih ditulis namanya Mario Natalegawa."

"Rio... oh gitu ya mbak. Makasih ya."

Setelah berterimakasih kepada admin dengan informasinya Icca langsung merogoh tasnya mencari ponselnya dan segera menekan panggilan cepat untuk menelepon Rio.

"Duh ko gak di angkat-angkat sih"

"Nomor yang anda tuju sedang sibuk cobalah beberapa saat lagi"

"Tumben banget Rio lama ngangkat telpon aku, mungkin dia sibuk"

Lalu Icca kembali berjalan dan menuju pintu keluar rumah sakit kemudian menyetop taxi yang lewat.

My Secret Admirer Is My Best Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang