Haii,,
Aq update lagi nih... tp seperti biasa karna cerita baru dan penulis baru ya jadinya masih banyak typo nya.. moga readers enjoy yaa bacanya.
**************°°°**************"Ca...?", suara itu terdengar lirih memanggil namaku, saat aku sadar dari mana arah panggilan itu senyum merekah terpasang indah diwajahku.
"Kakek, sudah sadar? ", aku langsung meraih tangannya dan segera aku genggam erat. Sedari tadi aku menjaga kakekku yang sudah seminggu ini tak sadarkan diri.
"Kamu tambah cantik, nissa". Sontak ucapannya membuat air mataku jatuh tak tertahan.
"Kakek jangan tinggalin ica lagi yaa...", tangisku semakin menjadi. Sentuhan itu menyadarkan aku dari keterharuanku atas kesadaran kakek.
"Jangan nangis mulu jelek lo, masa kakek baru sadar udah lo kasih muka jelek lo" ejek essa padaku.
"Kakek sehat? Udah lama kita gak main catur, kek!", bugkk aku daratkan tinjuku ke perut essa.
"Kakek baru sembuh udah lo ajak main catur!! ", kakek tersenyum melihat kelakuan kami. Tanpa sadar kami tertawa bersama.
***
Drrrt....drrrt.... ponselku berbunyi, panggilan dari stasiun radio tempatku bekerja. "Iya, halo mas wisnu ada apa?" Jawabku "nissa bisa siaran sekarang gak? Soalnya rizky baru aja dirawat, dia barusan kecelakaan. Gak ada yang gantiin jadwal siarannya", aku langsung melirik kakek yang sedang mengobrol dengan pasien disebelah ranjang kakek. Hari ini kakek pulang, aku ingin dirumah bersama kakek, mengurusnya tapi panggilan berulang-ulang dari seberang telepon menyadarkanku. "Nissa...nissa...kamu masih disitu? Gimana? ", tanyanya padaku."Beri nissa 5 menit mas, nanti nissa telepon balik" kemudian aku tutup sambungan telepon dari produserku itu, dengan cepat aku menekan panggilan cepat diponselku. Tak kunjung diangkat, aku berfikir keras siapa yang akan mengantar kakek pulang.
Drrrt...drrrt...spontan aku angkat panggilan dari ponselku. "Ada apa jelek? Tadi gua lagi latihan distudio", jawab essa, "ssa, tolongin gua. Kakek hari ini pulang tapi gua ada siaran mendadak!!! "Dengan cepat essa menjawab "gua kesana, lo pergi aja", tanpa sadar aku berteriak "makasih essa jelek sayang".
Kemudian aku bergegas berpamitan kepada kakek dan setengah berlari sambil mengetik pesan kepada mas wisnu bahwa aku siap. Tapi brukkk aku terjatuh menabrak sesuatu, tidak lebih tepatnya seseorang. Dia tersenyum manis padaku padahal saat itu kami sama-sama jatuh terduduk.
Pria itu memakai setelan jas biru gelap, sangat berkharisma, dia memiliki bentu muka yang sempurna menampilkan sisi maskulinnya, namun lamunanku yang tengah mengagumi pesonanya terganggu dengan sapaan dari sosok yang sedang menatapku sedari tadi, "apa kau tidak terluka? " tanyanya padaku. "Ya, aku baik-baik saja" sambil terkekeh dan bangkit segera merapikan pakaianku.
"Sepertinya kamu terburu-buru? " tersadar dengan pertanyaannya membuatku ingat alasan aku berlari hingga terjatuh tadi, "ya, betul aku sedang mengejar waktu. Maaf sebelumnya telah menabrak anda." Setelah membungkuk meminta maaf aku melanjutkan Tanpa mendengar jawabannya.
***
Pukul delapan malam aku baru menyelesaikan siaranku, karena durasi siaran program yang dibawakan rizky adalah 6 jam.
Sekarang pukul delapan, aku ingin segera pulang untuk melihat keadaan kakek. Tanpa membuang waktu aku segera melajukan skuterku dengan cepat.
Tp ada apa ini?
Sial, ban depan skuterku tampak kempes, dan benar saja setelah aku cek ternyata ada sebuah paku menancap. Berjongkok didepan motorku sambil meraih ponsel dari dalam tasku, aku menekan panggilan cepat nomer dua (essa). Dua kali tak ada jawaban aku segera mengiriminya pesan singkat memberitahukan keadaan dan lokasiku saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Admirer Is My Best Friend
Literatura Kobiecakisah cinta yang terpendam seorang sahabat yang entah kapan diutarakan hanya karna terlalu takut kehilangan.