PART 25

243 13 3
                                    

Di kediaman keluarga Natalegawa.

"Nissa... ayo masuk, nak" panggil mom Rio kepada Icca, kemudin Icca pun melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti diruang tamu karena melihat potret Rio bersama keluarga besarnya terpajang di ruangan tersebut.

•••

"Nissa... mommy dan daddy ajak kamu kerumah karena ada yang mau mom dan dad bicarakan"

"Apa itu, mom?" Icca sudah tak canggung memanggil kedua orang tua Rio dengan panggilan yang sama dengan anak-anak mereka.

"Tunggu sebentar ya, sweety mom kedalam dulu". Mommy Rio pun masuk kesebuah ruangan meninggalkan Icca dan daddy Rio berdua.

"Nissa, kamu sekarang tinggal dimana? Daddy dengar dari Dara kalau kamu sudah pindah dari rumah dinas Almarhum kakek kamu ya?"

"Nissa pindah ke perumahan dekat dengan tempat kerja, dad. lebih praktis dan lebih pas untuk Nissa tinggali sendiri"

"Apa gak sebaiknya kamu pindah kesini aja? Kamu sendirian aja kan di Bandung ini, kalo disini kamu bisa tenang, pasti mommy juga senang kalo kamu mau menemani mommy disini. Apa lagi daddy sekarang harus kembali mengurisi perusahaan yang dulu dipegang Rio, mommy pasti kesepian".

"Tapi Nissa gak mau merepotkan Mommy dan Daddy yang udah baik banget sama Nissa. Nissa seneng mommy dan Daddy gak marah atas kejadian itu".

Hening sejenak karena baik Nissa atau daddy Rio kembali teringat akan sosok Rio.

Lalu mommy Rio kembali dari ruangannya memecah keheningan sambil membawa sebuah kotak kecil beludru berwarna biru.

Mommy Rio duduk disebelah Icca lalu menggenggam tangan Icca.

"Nissa, kami semua sedih akan kepergian Rio, sama halnya dengan kamu bukan?"
"Tapi baik mom atau dad tidak pernah berfikir sedikitpun untuk menyalahkan kamu, Rio pergi atas kehendak takdir. Dan takdirnya adalah untuk melindungi kamu, bukan begitu?"
"Mom bangga kepada putra mom satu-satunya itu, karena dia tidak seperti kebanyakan anak lelaki yang di besarkan dengan gelimang harta. Ya kamu tahu sendiri, CEO muda seperti Rio cenderung senang menghamburkan uang demi kepuasan sesaat, bermain wanita, pesta di club malam, dan arogan".
"Setahu mommy Rio anak mom tidak seperti itu, dia sangat sayang kepada adik-adiknya, keluarganya, bahkan ia memiliki orang yang ia cintai, kamu Nissa".

"Mom sangat bahagia melihat Rio bahagia bersama kamu. Tapi ternyata tuhan sangat menyayangi Rio. Dia sudah tenang diatas sana jadi kita tidak perlu bersedih lagi yaa"

"Mom..." Nissa tak mampu berucap sepatah katapun, lidahnya kelu. Ia terlalu sedih, ia juga bahagia karena dapat mengenal keluarga Rio yang sangat baik terhadap Nissa bahkan setelah Rio tiada.

"Nissa... sudah yaa jangan nangis lagi, disini ada dad dan mom yang menemani kamu, kamu gak sendirian. Kamu punya kami"

Icca mengangguk pelan lalu daddy Rio memberikan kotak bludru berwarna biru yang tadi dibawa oleh mommy Rio.

"Nissa... ini adalah cincin yang sudah almarhum Rio persiapkan untuk kamu, dia merencanakan bulan ini ia akan melamar kamu" tutur daddy Rio.

Icca membekap mulutnya sendiri tak percaya, sebegitu besarnya Rio mencintainya, padahal Rio sudah tau Isi hati Nissa kini tertuju pada siapa. Melihat Icca kembali diam mommy Rio menggenggam tangan Icca lalu berkata.

"Mom cuma pengen kamu pakai cincin ini untuk kenang-kenangan. Tapi kalo Nissa gak mau pakai juga gak apa-apa ko. Kamu udah mommy anggap sebagai anak mommy sendiri."

Dengan gemetar Icca membuka kotak bludru berwarna biru itu, lalu ia mendapati sebuah cincin berlian yang dilapisi dengan mas putih yang sangat indah.

My Secret Admirer Is My Best Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang