PART 23

306 15 6
                                    

"Rio..."
"Mario, aku tahu kamu ada didalam mobil. Sampai kapan kamu mau menghindari aku?".

Rio didalam mobil tetap menyalakan mesin mobilnya, namun ia masih memperhatikan Icca dari dalam.

"Apa salah aku sampe kamu giniin aku, Rio? Kamu menghindari aku, kamu sadar itu?"

Kemudian Rio mematikan mesin mobilnya tertegun sebentar menimbang-nimbang apakah dirinya akan kalah lagi kali ini dan kembali kepada Icca, meski ia tahu Icca juga mencintai pria lain.

Dari kaca spion Rio bisa melihat Icca melangkah menhampiri mobilnya,  Rio pun segera keluar dari mobilnya.

"Haii..."

"Cuma haii aja? Ya ampun Rio aku kira kamu gak akan pernah muncul lagi, dan kamu berhutang penjelasan sama aku."

"Maafin aku, Nissa. Aku sibuk"

"Sibuk banget sampe kamu gak sempet nemuin aku dirumah sakit? Padahal kamu lunasin pembayaran rumah sakit di hari yang sama?"

Rio kembali tertegun, seorang pria berkarisma tinggi, kepercayaan diri yang baik, seorang pimpinan dari beberapa perusahaan hanya takluk dan menundukan kepala tak berani menatap mata seorang wanita di hadapannya.

"Kita mau ngobrol terus diluar sini? Kamu gak mau masuk?"
"Bahkan kamu gak nanyain kabar aku, Rio"
"Kamu berubah"

"Kadang berubah itu perlu."

"Perlu untuk apa? Untuk menjauhi aku? Apa ada yang salah dengan kita sampe kamu terus-terusan menghindari aku?"
"Aku gak akan pernah ngerti kalo kamu gak jelasin semuanya, Mario."

"Aku gagal jagain kamu, kejadian kemarin buat aku sadar, kalo aku gagal mengemban janji aku sama almarhum kakek,  Nissa."

"Jadi itu masalahnya? Tapi kamu gak sadar kalo selama aku sakit kamu yang jagain aku?"

"Karena saat itu Essa juga dalam keadaan yang sama"

"Mario... aku gak nyangka kamu se-childish ini. Pikiran kamu sempit banget"

"Nissa, ketika orang jatuh cinta bahkan ia akan kehilangan akal sehatnya. Jadi jangan salahin aku yang seperti ini."

"Lalu sekarang kamu maunya gimana?"

•••

"Pagi,  Essa... "

Essa ingat betul suara siapa yang berada dibalik telepon saat ini.

"Nindy? Kamu ko bisa nelpon gua? Apa lu udah keluar dari..."

"Iya, sayang. Daddy yang ngurusin semuanya".
"Aku denger kamu baru keluar dari rumah sakit ya?"

"Iya, tau dari mana?"

"Denger aja dari temen-temen kita, emang sakit apa, sayang?"

"Bukan sakit apa-apa kok."

Essa merasa tak nyaman dengan percakapannya bersama Nindy. Ia merasa ada sesuatu yang tak baik akan terjadi.

"Ada perlu apa nelpon aku?"

"Iya, sayang. Aku cuma mau mastiin keadaan kamu aja. Aku khawatir"

Essa merasa ada sesuatu yang tidak baik akan terjadi. Tapi entahlah, seperti dejavu Essa berusaha menenangkan perasaannya.

"Icca udah pindah rumah ya?"

"Tau darimana kalo Icca udah pindah? Seinget gua gak ada satupun orang yang tau kepindahan Nissa"

"Aku lagi liat Icca lagi ngobrol di depan rumahnya sama pacarnya yang CEO itu. Kalo dibikin drama lagi, bakal seru kali yaa..."

"Nindy!!!  Jangan pernah macem-macem kamu ya..."

"Aku gak macem-macem kok, cuma mau main-main sebentar sama kakak Nissa yang selalu jadi pusat perhatian"

"Sekali aja lu nyentuh Nissa, lu bakal berurusan sama gua."

"Dulu mungkin aku gagal buat membuat si Nissa sok kecakepan itu tidur selamanya karena ada kamu yang jagain dia"
"Tapi kayaknya sekarang kamu gak akan bisa nolongin dia lagi"

"Nindy... jangan bertindak bodoh kamu huh!!!"
"Kamu pikir kalo kamu ngelakuin semua itu aku bakal mau sama kamu"

"Mungkin sekarang atau nanti kamu gak akan pernah mau sama aku, Mahessa."
"Tapi jika aku gak bisa memiliki kamu, maka Nissa juga tidak boleh memiliki kamu"

"Nindy... tunggu jangan tutup teleponnya"

"Ah sialan!!!" , Essa mengumpat setelah ia menyadari bahwa Nindy sudah menutup sambungan telepon.

Kemudian Essa segera mendial panggilan cepat yang langsung terhubung ke ponsel Nissa. Dan sialnya tak kunjung ada jawaban dari Nissa. Nissa meletakan ponselnya di meja ruang tamu begitu saja saat ia mengejar Rio.

Dan kini dengan kecepatan di atas rata-rata Mahessa melajukan sepeda motornya seperti kesetanan menuju rumah Nissa.

Sementara itu...

Baik Nissa atau pun Rio tak menyadari bahwa di ujung jalan ada Nindy didalamm mobil sedang memperhatikan mereka dari jarak aman, menunggu momen untuk melancarkan aksinya.

"Jadi kamu sekarang maunya gimana?"

"Aku maunya kamu"

Nissa tak dapat berkata-kata, karena secara tidak langsung dia tengah dihadapkan akan pertanyaan sulit yang dirinya sendiri bingung untuk menjawabnya, antara Mahessa atau Rio. Karenya dirinya sama-sama memiliki perasaan kepada keduanya. Namun Icca juga tidak bisa terus menerus menggantungkan keduanya.

"Aku mau jujur sama kamu, Rio"

Namun saat Icca akan melanjutkan kata-katanya dari jauh Rio melihat sebuah mobil melaju kencang ke arah mereka, "Nissa awas....", dengan cepat Rio mendorong Icca agar menghindari hantaman mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi tersebut. Lalu kejadian tersebut terjadi begitu cepat.

Riyu16

Maaf lama updatenya. Part ini juga pendek banget, aku lagi stuck harus ngasih ending gimana. Tapi udah pengen banget buat update gara² respon temen² pembaca semuanya positif. Gumawo~ #korbandramakorea

Ditunggu reviewnya, vomment masih sangat berarti buat kamu penulis di dunia orange ini.

Selamat membaca ♥♥♥

My Secret Admirer Is My Best Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang