"Sar... minggu depan gue sama keluarga pindah ke Inggris, Papa ditugasin kerja disana." ucapan tersebut sukses membuat cewek itu menghentikan kegiatan melukisnya dan menoleh kearah si pemilik suara.
Terjadi keheningan selama beberapa saat.
"Sar," panggilnya pada cewek itu, namun yang dipanggil tak kunjung memberikan respon. "Sarah."
"Apa? Kenapa baru bilang sekarang?" balas cewek itu dengan suara tercekat, Ia meletakkan peralatan melukisnya di meja samping kanvas lalu menundukan kepala, matanya mulai berair.
Cowok itu menghampiri si lawan bicara--Sarah dan duduk di sampingnya. "Sarah, jangan nangis, gue cuma cari waktu yang tepat buat ngasih tau lo, maafin gue" kata cowok itu sambil menepuk pundak Sarah lembut, perasaan bersalah menghinggapi hatinya.
"Gue janji, kalo gue pasti bakal balik lagi kesini buat lo, Sar" katanya mencoba memberikan penghiburan. "Lo juga harus janji kalo lo bakal nungguin gue pulang" ucap cowok itu lagi sambil tersenyum. "Jadi kita impas, kan"
Sarah mendongak, menatap cowok itu intens, "Janji ya, pokoknya nanti kalo lo udah pindah, lo harus selalu kasih kabar gue di skype dan email" kata cewek itu dengan menekankan kata harus.
"Angkasa selalu menepati janji, Sarah."
"So do i, sa,"
✩✩✩
Tiba-tiba Sarah membuka mata. Mimpi itu lagi, batinnya. Sarah menarik napas, mencoba menetralisir detak jantungnya.
Sudah beberapa hari ini Sarah selalu bermimpi tentang kenangan perpisahannya dengan sahabat kecilnya--Angkasa.
Faktor kangen kali ya, pikiran lanturnya itu membuat Sarah menyunggingkan senyum.
"Udah empat tahun, Sa," ucapnya dengan nada sendu dan pandangan mata menerawang.
Meskipun hampir setiap hari Sarah selalu berkomunikasi via Skype dengan Angkasa, perasaan rindu tetap saja menghampiri hati Sarah.
Sarah rindu candaan khas Angkasa, sifat jahilnya, gelak tawanya, dan semua hal yang ada pada diri Angkasa. Terutama kehadirannya dalam hidup Sarah.
"Lo kapan balik sih, Sa? Gue kangen tau" ujar Sarah sambil memilin ujung selimutnya, Ia berharap Angkasa mendengar ucapan nya itu, walaupun tahu hal tersebut mustahil terjadi.
"Pokoknya nanti kalo lo balik ke sini, gue bakal ngajak lo pergi ke tempat-tempat yang keren." Dengan angan-angannya itu, Sarah kembali menutup mata dan terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celestial
Teen FictionSudah bertahun-tahun Sarah menunggu sahabat kecilnya, Angkasa, kembali ke Indonesia. Selama itu pula hidup Sarah terpusat pada Angkasa dan janji yang dibuatnya. Namun kini, Sarah merasa penantiannya sia-sia karena kenyataan pahit yang baru saja ia k...