"Kenapa kamu telat?" tanya Bu Indri-guru piket yang sedang berjaga dengan tatapan tajam.
"Eeh ... itu Bu."
"Bicara yang jelas."
"Saya bangun kesiangan bu, terus saya lari sampe sekolah," ujar Sarah seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "makanya saya telat."
Bu Indri menaikkan satu alisnya ketika mendengar alasan Sarah lalu berbalik mengambil catatan pelanggaran siswa, ia membuka buku itudan membolak-balik lembarannya, mencoba mencari sesuatu.
"Andromeda Sarah Sabilla," mendengar namanya disebut Sarah mendongak, "di catatan saya, kamu sudah terlambat 3 kali. Ini yang keempat." Ia meletakkan buku itu diatas meja piket dan menatap Sarah lama.
Pasti Bu Indri mau ngasih hukuman ke gue. Pasrah gue, Ya Tuhan tolong Sarah. Doa cewek itu dalam hati.
Bu indri memang tetkenal selalu memberi hukuman kepada siswa yang melanggar peraturan sekolah."Maka, sesuai peraturan, kamu saya hukum untuk membersihkan lapangan setiap pulang sekolah selama 2 minggu."
"Hah," mata Sarah membelalak, "ta-tapi kan--"
"Tidak ada tapi-tapi, sekarang masuk ke kelas kamu." Ujarnya tak terbantahkan.
Sarah hanya mengangguk pasrah, dan berjalan gontai menaiki anak tangga menuju kelas 11 IPA 3 di lantai 2.
✩✩✩
Suasana kantin pada istirahat pertama sangat ramai. Antrian para siswa yang hendak membeli makanan, hawa panas dari kompor, serta gaduhnya suara siswa-siswi yang berkumpul dan mengobrol, semuanya bercampur menjadi satu. Hal-hal iu yang membuat sebal sekaligus menghibur bagi pengunjung kantin, dan pastinya akan dirindukan saat lulus sekolah nanti.
"Nih, pesenan lo semua," ucap Anya sambil menaruh mangkuk mie ayam yang ia bawa di baki.
"Thanks, Nya," balas Salsha. Anya hanya balas bergumam.
"Gue laper banget, belom sarapan." Ujar Salsha sambil mengaduk mie.
"Aargh, gue bete!" Teriak Sarah sambil memukul meja. Hal itu membuat ketiga temannya melotot kaget dan penghuni meja di sekitar mereka sontak menengok kepada Sarah.
"Ada apa sih? Lo lagi kenapa?" tanya Chacha.
"Hari ini gue sial banget, gue gak bisa tidur semaleman, abis itu gue bangun telat, terus dirumah bokap sama nyokap udah pergi, gak ada makanan, angkot depan rumah gak ada yang lewat terus akhirnya gue lari sampe sekolah abis itu ketemu Bu Indri terus gue dihukum," Cerocos Sarah, "dan gue laper."
Ketiga temannya terdiam. Bingung harus merespon apa.
"Kayaknya emang dia sial banget hari ini," ucap Anya pelan kepada Salsha.
Salsha hanya mengedikan bahu mendengarnya."Makan dulu Sar," Chacha angkat bicara sambil menyodorkan mangkuk mie ayam, "pasti lo belum sarapan."
"Makasih, cha."
"Lo tadi kenapa telat, Sar? Tumben banget." Tanya Salsha sambil menyuap sesendok mie.
"Ini semua gara-gara Angkasa," ucap Sarah tanpa beban. Tak sampai 2 detik, ia merasa sudah mengatakan sesuatu yang salah.
Duh, pake keceplosan lagi, mereka kan belom tau tentang Angkasa. Batin Sarah.
"Hah, siapa? Angkasa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Celestial
Teen FictionSudah bertahun-tahun Sarah menunggu sahabat kecilnya, Angkasa, kembali ke Indonesia. Selama itu pula hidup Sarah terpusat pada Angkasa dan janji yang dibuatnya. Namun kini, Sarah merasa penantiannya sia-sia karena kenyataan pahit yang baru saja ia k...