Saat tante Tika bergeser dan seseorang itu terlihat. Aku sempat melotot dan mengangkat alis ku. Sumpah aku sangat terkagum melihatnya, ia seseorang laki-laki yang sangat tampan menurut ku. Dengan badan yang cukup tinggi dan rambutnya itu yang membuat ku sangat kagum padanya.Apalagi ia sudah siap memakai seragam seperti ku.
Tante Tika: "Keisya, ini Alvaro anak tante." Kata tante memperkenalkan aku dengan anaknya
Keisya: "Hai, Aku Keisya Meydiva. Biasa di panggil isya atau keikei." Aku mengulurkan tangan ku dan tersenyum
Alvaro: "Hai, Aku Alvaro Manique. Biasa di panggil Al." Katanya tersenyum balik
Entah kenapa tangan ku tidak bisa lepas darinya.
Di dalam hati Keisya: "Ya ampun Al kamu badai amat sih, tolong jangan lepasin genggaman ini."
Dan di dalam hati Alvaro: "Keisya, kau benar-benar cantik. Kau beda apa yang dibilang mama."Di luar itu...
Mama: "Hei! Lepas dong! Terlambat kita." Kata mama meledek dan menepuk tangan di hadapan kita berdua
Alvaro: "Eh! Ya maaf tante."
Tante Tika: "Ayo berangkat, pakai mobil tante. Biar mama mu pulang saja." Kata tante Tika yang tersenyum kepada ku
Aku pun berangkat ke sekolah satu mobil bersamanya. Sesampainya di sekolah.
Di sekolah...
Alvaro: "Isya, tunggu!" Menarik tangan ku sebelum masuk ke kelas.
Keisya: "Iya, kenapa?" Tanya ku sok lembut
Alvaro: "Kelas 9.3 Dimana ya?" Tanya ia melengak lengok
Tiba-tiba saja ada yang menepuk ku dari belakang.
Pukk!Anya: "Isya!" Menarik tangan ku. "Itu siapa sya?" Tanya Anya kagum
Keisya: "Ish, lo apaan sih! Kenapa?"
Anya: "Gak kenapa-kenapa sih. Eh dia cool ya."
Keisya: "Cie elah. Udah ya gua mau antar dia dulu ke kelasnya." Kata ku meninggalkan Anya
Keisya: "Ayo Al aku antar."
Alvaro: "Hm, nanti aja deh." Katanya manarik tangan ku
Keisya: "Terus lo mau kapan masuknya?" Kata ku kesal
Alvaro: "Gua?" Jawab ia kaget. "Hm, gua mau nya nanti pas guru mata pelajaranan gua dateng." Katanya malas
Keisya: "Yaudah lo tunggu aja sampai tuh guru datang. Gua mau masuk dulu." Aku meninggalkannya di luar.
Di dalam kelas...
Teman-teman: "Isya, itu siapa?" Mereka pada kagum
Keisya: "Hm, itu..." Aku bingung. "Siapa ya?" Kata ku dalam hati.
Anya: "Oh itu, itu tuh pacar barunya Isya. Ya gak isya?" Anya berbohong.
Keisya: "Hm, bukan, bukan. Sebenarnya hanya..." Belum selesai berbicara mulut ku langsung di tutup oleh telapak tangan Anya.
Anya: "Heh, kalo lo bohong, lo bisa..." Belum Anya selesai berbicara aku sudah di panggil ke ruang piket
Di ruang piket...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Thrill of Love
Teen FictionTidak enak hati, itulah yang aku rasakan. Karena mamah, aku jadi seperti ini. Kini aku menderita, kalau bukan karena mamah, aku tidak akan jadi temannya. Aku di tugasi untuk membantu murid baru, dia anak teman mamah ku. Merepotkan, pasti. Dia sudah...